[45] Midnight Information

28 8 0
                                    

Tidak lama kemudian, Pak William, Sky dan ketiga temannya sudah sampai di hotel.  Selepas itu, Pak William memandu mereka masuk ke dalam kamar yang cukup luas, di dalam  kamar tersebut mempunyai fasilitas yang modern dan berkhas dengan Pulau Nivalis.

"Tuan-tuan dan nyonya maaf kamarnya memang tidak seluas dengan kerajaan. Tapi, kamar ini sudah bapak rancang sebagus mungkin. Semoga kalian suka yah," ucap Pak William yang menjelaskan kamar kepada Sky dan ketiga temannya.

Megalodon pun kaget ketika mendengarkan ucapan Pak William, kamar yang lihat katanya tidak seluas dengan kerajaan padahal kamar tersebut sudah seluas dengan ruangan utama di Kerajaan Diamond.

"Oh, baik pak terimakasih telah mengantar kami sampai ke sini. Maafkan kami pak, kami datang ke sini hanya menumpang saja. Sebenarnya aku keberatan pak, takutnya bapak kerugian gara-gara kami," balas Sky sambil menggaruk kepala.

"Iya tuan. Heh, enggak kok, bapak nggak merasa kerugian. Bapak mengajak kalian, karena ini sudah kepribadian bapak. Kalau kalian mau makan, minum atau semacamnya datang saja ke bawah, untuk toilet ada di depan sana," jelas Pak William.

"Maaf, pak. Apakah bapak punya kamar lagi, masa aku harus tidur bareng cowok pak, yang ada takut diapa-apain sama mereka," pinta Helena.

"Helena. Kami bertiga masih waras lho, lagi pun mau gitu-gituan kurang kerjaan, kayak nggak kenal kita bertiga saja," balas Sky.

"Bukan gitu Sky, aku tidak terbiasa tidur dengan cowok. Adikku sama ayahku saja sering aku usir dari tempat tidurku, karena risih aja sih."

Mendengarkan ucapan Helena. Kini Sky, Megalodon, dan Reynold hanya diam saja. Berdebat sama wanita pasti nggak bakalan ada menangnya. Pak William kini hanya diam saja sambil memikirkan kamar kosong.

"Oh. Nyonya Helena, bapak ada satu kamar tapi berbeda dengan ruangan apakah nyonya mau?" ucap Pak William yang menawarkan kamar pada Helena.

"Iya, pak, boleh. Maaf pak apakah kamar satunya gratis juga?" tanya Helena.

"Aahh. Sebenarnya bapak mau-- oh yah sudah gratis buat Nyonya Helena, balas Pak William sambil menghela napas yang pelan.

Megalodon yang memperhatikan obrolan antara Pak William dan Helena. Membuat Megalodon merasa tidak enak melihat ekpresi wajah Pak William dengan pura-pura tersenyum.

Selepas itu Pak William mengantarkan Helena ke kamar yang telah disediakan olehnya. Sampai di kamar, Helena diperlihatkan ruangan yang seperti biasa saja. Helena pun menghela napas dan ia langsung menerima tempat itu. 'Tidak apa-apa yang penting kamarnya gratis,' batin Helena.

"Pak William, terimakasih yah sudah antar aku sampai ke sini. Aku mohon maaf yah pak karena telah merepotin," ucap Helena.

"Iya, nyonya. Sama-sama, semoga nyonya suka dengan kamarnya. Ya sudah bapak mau keluar yah, tutup pintunya rapat-rapat biar nggak kedinginan," balas Pak William dengan perhatian kepada Helena sambil mengukir senyum manisnya.

Helena mengangguk dan membalas senyumnya Pak William. Kemudian Pak William keluar dari pintu, lalu ia menghela napas  panjang dengan wajah yang datar.

Setelah itu, Pak William berjalan ke bawah meninggalkan kamar di tempatin Helena.

***
Sore pun berganti malam, dan malam mulai berlarut. Sekitar pukul dua belas malam, Megalodon masih belum  bisa  tidur karena masih kepikiran dengan ekspresi Pak William yang pura-pura tersenyum kembali.

Megalodon memperhatikan kedua temannya Sky dan Reynold ternyata masih tertidur nyenyak. Selepas itu, Megalodon berusaha untuk keluar dari kamar dengan pelan, agar Sky dan Reynold tidak terbangun olehnya.

Suara pintu terbuka dengan pelan, kemudian Megalodon berjalan ke bawah menemui Pak William. Sampai di bawah Megalodon melihat Pak William yang masih sibuk mengurusi pelanggannya. "Sudah pukul dua belas malam, semua orang-orang kini belum ada yang tidur. Apa jangan-jangan di sini adalah kebiasaan mereka kali yah," batin Megalodon.

Kemudian Megalodon berjalan menghampiri Pak William. "Selamat malam, Pak William?" panggilnya. Pak William pun kaget lalu menoleh. "Eh ... Tuan Megalodon, selamat malam juga," balasnya dengan tersenyum.

"Heh ... nggak usah panggil tuan, pak. Soalnya Megalodon masih kecil pak, panggil saja nak. Maaf pak bolehkah aku bertanya sebentar kepada bapak bila ada waktu," ucap Megalodon lalu ia memelas kepada Pak William.

"Tapi, tuan. Tuan 'kan keturunan bangsawan, bapak yang sebagai rakyat biasa tidak bisa untuk berbicara seenaknya sama tuan. Karena resep dari ibumu tuan, bapak malah mendapatkan uang banyak darinya. Hah? Tuan mau nanya apa?"  balas Pak William yang menjelaskan semua, kemudian Pak William  penasaran apa yang Megalodon katakan.

"Yah, pak. Kata siapa anak bangsawan manggilnya tuan. Selama ini banyak orang lain yang aku temukan tapi mereka masih saja panggil aku nak, teman-temanku saja masih manggil Megalodon. Sebenarnya aku mau jujur pak kalau Reynold itu bukanlah anak bangsawan dia hanya rakyat biasa, meskipun ia rakyat biasa tapi aku sangat senang bisa mengenalnya bukan Reynold saja, orang lain dan termasuk bapak juga aku sangat bahagia. Banyak aku dapatkan pelajaran dari orang lain dan rintangan juga telah banyak aku lewati. Maaf, pak. Aku mau klarifikasi tentang pembicaraan bapak dan Helena tadi sore. Mungkin dengan sekantong emas ini bisa membayar sewa kamar untuk Helena, aku tahu kalau bapak kecewa karena penghasilan bapak terhalang oleh gratis. Aku benar-benar tidak enak sama bapak, maafkan temanku yah pak," jelas Megalodon, kemudian Megalodon menyondorkan sekantong emas untuk membayar sewa hotel yang ditinggalin oleh Helena.

"Tuan. Sebenarnya aku tidak bisa mengikuti perkataan tuan. Karena pelanggan di sini semuanya adalah raja. Hah, serius tuan kukira Tuan Reynold merupakan bangsawan. Wah. Lah ... enggak tuan, bapak nggak merepotin sih, bapak nggak merasa kerugian. Anggap saja itu adalah amal bapak, mending tuan simpan saja sekantong emas ini untuk kebutuhan tuan selanjutnya nanti. Karena di Pulau Nivalis sangat luas tuan untuk mencari Batu Nilam. Bapak pernah dengar ada orang pemandu datang ke sini, dia adalah seorang laki-laki, tubuhnya sangat kurus tapi dia berotot. Selain itu dia punya pengetahuan yang luas, sampai ia tahu prediksi cuaca di sini. Bapak kira pemandu itu tidak waras, ternyata dia punya kekuatan sihir yang luar biasa. Pas bapak perhatikan selama puluhan menit ternyata benar apa yang ia katakan. Namun, pemandu itu malah di hina besar-besaran dan di tertawakan seolah dia seperti badut oleh banyak orang. Bapak ingin sekali membantunya tapi tuan tahulah sendiri kalau bapak banyak pelanggan yang harus aku perhatikan. Kalau tuan dan teman-teman tuan bertemu dengannya bilangin ada salam dari Bapak William. Bapak sangat mengidolakan-nya," balas Pak William dengan menolak sekantong emas milik Megalodon, lalu ia menceritakan tentang orang aneh yang pernah datang ke rumah besar.

"Lah ... pak kenapa emasnya di tolak, sebenarnya aku berniat untuk membayar kamar sewa yang ditinggalin Helena. Wah.. baiklah pak aku dan temanku bakalan berusaha mencarinya, mungkin dengan dia kami bisa diringankan untuk mencari Batu Nilam," Megalodon pun kaget kalau emas yang ia berikan di tolak mentah-mentah oleh Pak William, kemudian Megalodon penasaran dengan orang  yang Pak William bicarakan.

Pak William berusaha mengangkat kedua tangan, dengan  menolak sekantong emas yang diberikan oleh Megalodon. Selepas itu Pak William tersenyum menatap Megalodon.

Usai mengobrol, Megalodon pun kembali ke kamarnya, karena malam sudah sangat larut.

Bersambung ....
Jangan lupa menyertakan komen dan vote, terimakasih.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang