Sepuluh menit berlalu, Megalodon telah sampai di depan asramanya, ia mengambil kunci di tiang pintu yang amat tinggi lalu membuka pintu.
Kreek!
Suara pintu terbuka dengan pelan, kemudian ia mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi. Ia memutarkan kran air panas ke dalam bak besar, setelah air panas terisi ia menambahkan separuh air dingin.
Selepas bak besar terisi Megalodon melepaskan baju nan celananya, selanjutnya ia berendam dalam bak besar dengan terlentang, kebiasaan yang sering dilakukan oleh Sky.
Megalodon yang berada dalam bak besar, masih kepikiran soal Aini yang tiba-tiba merangkulnya. Padahal selama dua belas tahun dia tetap cuek nan jual mahal ketika di sapa, ia juga kebingungan mengapa Aini bisa jatuh hati padanya, karena tidak mendapatkan jawaban suasana pun mulai hening.
Tubuhnya sudah terlalu dingin nan bau keringat telah menghilang, kemudian Megalodon memakai handuk dengan setengah dada terbuka, lalu ia berjalan menuju lemari pakaian dan mengambil kemeja berwarna hijau nan celana dasar berwarna cokelat biar terlihat sensasi bersatu.
Usai memakai pakaian, ia mengambil minyak wangi dan menyemprotkan pada tubuhnya, terakhir Megalodon mengambil sisir nanti bercermin di depan kaca biar terlihat rapi.
Setelah mengganti pakaian dan penampilan terlihat rapi, Megalodon berjalan menuju dapur ia menyeduh mie ramen nan memasak air hangat untuk membuat teh matcha favoritnya.
Beberapa menit kemudian, mie ramen yang ia seduh telah matang lalu ia ambil penyaring nan memindahkan mie pada piring yang telah berisi bumbu. Tidak lama air hangat yang dimasak juga sudah mendidih, lalu menyeduh air panas dengan memasukkan kertas teh rasa matcha.
Memang semua masakan dibuat lebih praktis, karena mengikuti perkembangan zaman. Setelah menyiapkan mie ramen dan teh matcha, kini Megalodon menikmati sarapan pagi itu sendiri.
Makan sendiri nampaknya terlihat sunyi, sedangkan Madrik dan Thron masih menyelesaikan tugas mencari batu pelikan lalu transformasi menjadi batu sihir oleh Guru Aokai bersama teman lainnya.
Setelah menyantap mie ramen dan minum teh matcha, kini Megalodon melanjutkan perjalanan ke lapangan sekolah untuk menunggu Sky, sampai di lapangan Megalodon malah tidak melihat Sky.
Perlahan hari pagi telah menjelang siang, suasana siang menyengat pun---menusuk tubuhnya seraya menunggu kedatangan Sky, karena terlalu lama menunggu ia mulai melakukan push up dan sit up agar tetap fit.
Tidak lama, kini Sky datang dengan memakai kemeja putih berdasi hitam dan celana dasar berwarna hitam biar terlihat mata-mata.
"Yoo, Megalodon apa kabar? Sudah berapa lama kamu menungguku? Maaf yah tadi aku ada urusan penting, adik yang sekamar dalam asrama lagi ribut," sapa Sky.
"Oh, aku baik Sky. Hum sekitar sepuluh menit. Urusan apa, haduh parah kok bisa gitu jadi gimana ceritanya apakah adik sekamar sudah selesaikan dengan baik," balas Megalodon seraya melihat jam pada lengan tangannya.
"Oh ok kalau begitu nggak terlalu lama. Kalau masalah itu santai, sudah aku bereskan dengan ancaman jadi mereka nggak akan membantah ancaman ku, Sky diajak main Bahtera saja sempat ku serang hingga terpental jauh menabrak pohon," ucap Sky dengan menyombongkan diri.
"Hachu ... kenapa aku tiba-tiba bersin begini," ucap Bahtera yang sedang duduk di Kerajaan api.
"Syukurlah kalau begitu, ya sudah kapan nih kita menemui Guru Aokai?" tanya Megalodon.
"Ya sudah, sekarang dong! Buat apa kita lama-lama di sini," balas Sky dengan semangat.
Megalodon pun mengangguk seraya tersenyum, usai bercakap-cakap kini mereka berdua melanjutkan perjalanan menuju ruangan Guru Aokai.
***
Sepuluh menit berlalu Megalodon dan Sky sedang berada di dalam kantor sekolah, dengan alasan menemui Guru Aokai untuk mendapatkan batu sihir, ruangan itu sangat kosong nan sepi.Tidak lama, Megalodon mendengarkan sebuah pecahan kaca dari bawah terowongan menuju laboratorium, kemudian mereka berdua bergegas menghampiri suara pecahan kaca tersebut.
Saking penasaran, mereka berdua melihat sel penjara yang amat sepi, dua ratus meter perjalanan Megalodon dan Sky masuk ke ruangan laboratorium.
Di laboratorium mereka melihat Guru Aokai yang sedang kesulitan memindahkan batu pelikan berwarna merah yang transformasi batu sihir, tetapi batu pelikan tersebut sangatlah berat meskipun bentuknya terlihat kecil, barang-barang dari laboratorium berupa kacang tabung habis pecah nan berserakan.
"Guru Aokai?!" teriak mereka berdua.
"Sky, Megalodon cepat tolongin bapak. Pindahkan batu pelikan merah ke tempat meja yang kosong itu, kukira batu ini begitu ringan melainkan sangat berat," balas Guru Aokai.
Sky dan Megalodon mengangguk bersamaan, lalu mereka datang menghampiri Guru Aokai untuk memindahkan batu pelikan merah ke meja yang kosong.
Hupf!
Mereka memindahkan batu pelikan merah begitu ringan ke meja kosong. Selepas itu, Guru Aokai bangkit membersihkan pecahan kaca tabung tersebut.
"Huh, aku hampir banyak mengalami kerugian. Untung saja ada kalian kalau tidak mungkin bapak bakalan kesusahan. Oh iya, kalian datang ke sini mau ngapain?" tanya Guru Aokai.
"Ah, kami mau menanyakan tentang batu sihir Guru Aokai. Apakah batu pelikan milik kami telah dirubah menjadi batu sihir?" balas Megalodon.
"Oh, kalau batu pelikan hanya milik Megalodon yang baru selesai, tapi kalau batu pelikan milik Sky tinggal dua puluh persen lagi nak. Mungkin malam ini bapak selesaikan nanti sekalian dengan batu pelikan berwarna merah," jelas Guru Aokai.
"Yah, padahal aku sudah seminggu nunggu. Guru Aokai nggak asik ah," keluh Sky.
"Nak, maafkan bapak. Bapak janji kok malam ini bakalan kelar kan," balas Guru Aokai seraya mengangkat dua jari tangan kanan.
"Sky, kamu yang sabar dengar tuh, kata Guru Aokai. Orang yang sabar, pasti banyak anaknya," tambah Megalodon.
"Apaan sih banyak anak, istri aja belum ada," balas Sky.
"Hahaha!" Megalodon dan Guru Aokai terkekeh-kekeh, kini Sky hanya diam saja seraya menahan malu.
"Megalodon, sini mendekat 'lah?" panggil Guru Aokai.
Megalodon kaget lalu ia datang menghampiri Guru Aokai, kemudian Guru Aokai berjalan ke meja yang bertumpuk kan batu pelikan nan batu sihir itu.
Ia mengambil batu sihir berwarna hijau beserta grimoire yang masih kosong, kemudian Guru Aokai menghampiri Megalodon nan menyodorkan batu sihir dan grimoire kepada anak muridnya.
"Nak, batu sihir sama grimoire kau pegang erat-erat," ucap Guru Aokai.
"Guru, Megalodon 'kan tidak punya mana untuk menggunakan batu sihir ini, ditambah grimoire juga masih kosong," balas Megalodon.
"Megalodon, anakku bapak tau kalau kamu tidak mempunyai mana lagi. Coba kau pejamkan mata dan pegang batu sihir itu dengan erat, terus ikuti ucapan bapak. Expelliarmus," suruh Guru Aokai.
Megalodon mengangguk lalu ia mengikuti perintah Guru Aokai. Selepas itu, ia memejamkan mata dan memegang batu sihir berwarna hijau dengan erat, kemudian ia mengucapkan mantra.
"Expelliarmus."
Tidak lama batu sihir yang dipegang erat oleh Megalodon, keluarlah sebuah pedang kristal berwarna hijau.
Guru Aokai dan Sky pun kaget, Guru Aokai tidak menyangka kalau mantra sihir itu sangat berguna pada Megalodon.
"Waw, Megalodon kau punya pedang kristal?!" seru Sky.
"Hah?" kaget Megalodon, lalu ia membuka matanya dan dirinya tidak menyangka bisa mempunyai pedang sihir.
Selepas itu, Megalodon berburu-buru membuka grimoire. Di saat ia membuka grimoire kini malah berisi mantra sihir yang cukup banyak.
"Guru Aokai, akhirnya aku bisa mempunyai sihir kembali. Terimakasih sudah bantu aku," ucap Megalodon yang sangat bahagia itu.
Guru Aokai dan Sky hanya mengangguk seraya tersenyum, akhirnya mereka bisa melihat Megalodon tersenyum kembali karena telah berhasil mendapatkan sihir baru.
![](https://img.wattpad.com/cover/291516810-288-k388548.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Invalible Reborn (Lengkap)
FantasyPerkuel Invalible seri 1 Saat itu ada sebuah rumor tentang pohon yang angker. Pohon itu pernah terdengar suara tangisan bayi tapi rakyat disekitarnya tidak berani untuk mendekatinya karena suara bayi adalah jelmaan bayi iblis. Mereka tidak tahu, kal...