[53] Vanish

28 8 0
                                    

Keesokan pagi yang cerah, kini Sky bangun lebih awal kemudian ia berjalan menghampiri tirai jendela lalu membukanya. Saat jendela itu terbuka, Paman Felix juga mulai terbangun.

"Ooaahh ... selamat pagi, Sky. Tumben kamu bangunnya pagi banget," sapa Paman Felix.

Sky pun kaget tiba-tiba ada orang lain yang memanggilnya. Setelah itu, Sky membalikkan wajahnya ternyata itu adalah Paman Felix.

"Oh, selamat pagi juga. Aku sudah terbiasa bangun awal pagi begini," balas Sky dengan ekspresi wajah datar.

Paman Felix hanya bisa diam saja melihat tingkah Sky. Ia tidak sampai kepikiran, sebenarnya teman lamanya---Tassen rutin sekali bangun pagi dengan melakukan olahraga setiap pagi, dan ada kebiasaan mereka sampai turun menurun ke anaknya---Sky.

Sepuluh menit berlalu, tiba-tiba Helena mengendorkan pintu dari luar. Kemudian Sky berjalan dan membukakan pintu. Mendengar suara ketukan kini Reynold juga terbangun karena terganggu.

"Hai. Selamat pagi Sky, yuk kita makan ke bawah sama-sama. Aku nggak berani turun sendiri. Megalodon, Reynold, dan Paman Felix ada di mana? Apakah mereka sudah bangun?" ajak Helena lalu ia bertanya kepada Sky.

"Ah ... oh ... selamat pagi, Helena. Owalah ayo. Oh cuman Paman Felix doang yang masih bangun. Megalodon dan Reynold masih tidur, ya sudah kamu mau masuk kamar kami dulu nggak?" balas Sky.

"Ehm ... ya sudah kalau begitu. Haduh buruan dong bangunin Megalodon sama Reynold. A--aku lapar banget nih, ehm kalau aku masuk kalian nggak bakalan enggak ngapa-ngapain 'kan."

"Heh ... iya Helena, sabar aku bakalan bangunin mereka. Astaga, kau pikir kami ini apaan Helena. Kayak nggak kenal saja padahal kita berpetualang terus berempat cuman kamu perempuan satu-satunya, aku tahu kalau derajat perempuan itu sangatlah dijaga. Aku sama adikku yang perempuan aja sering kujaga dari godaan anak laki-laki di sana. Kalau ada yang mendekat sering aku pukul," balas Sky lalu ia menjelaskan tentang adiknya.

"Bukan gitu Sky. Aku sudah tau sama kalian bertiga, tapi aku takut sama Paman Felix 'kan kita belum kenal sekali sama dengannya. Mungkin saja Paman Felix mau ngapa-ngapain denganku."

"Ya sudah, kamu nggak usah khawatir. Aku juga sependapat apa yang kamu katakan, kalau dia macam-macam sama kamu. Nanti kita hajar saja, sebenarnya aku benci juga dengan tingkah laku Paman Felix rasanya ingin ku-serang, tapi dengan Megalodon aku tidak bisa karena Megalodon sudah terlalu dekat dengannya," ucap Sky yang berpendapat dengan Helena.

Helena pun kaget, jadi selama ini Sky diam saja karena benci pada Paman Felix dan ia tidak berani melampiaskan bencinya kepada Paman Felix sebab ada Megalodon di sana.

Kemudian, Sky dan Helena masuk ke dalam kamar. Sampai di kamar suasananya sangat berantakan Reynold kini masih terbaring sambil menatap langit-langit sedangkan Megalodon bersembungkus dengan selimut padahal dalam selimut itu bukanlah Megalodon melainkan bantal guling panjang.

Sky dan Helena pun mulai mendekat menghampiri ranjang untuk membangunkan Megalodon. Sebelum sampai di ranjang kini Paman Felix keluar dari kamar mandi. Dengan separuh dada terbuka dan memakai kain bawahan untuk menutup kemaluan.

Helena pun menoleh. "Aahhh!" Helena berteriak histeris, Reynold mulai kaget. "Ahh. Berisik, pekik tau nggak masih pagi lho!" kesalnya.

"Astaga. Kenapa nggak bilang kalau di sini ada cewek?!" panik Paman Felix. Selepas itu Paman Felix kembali masuk ke kamar mandi dan ia memakai pakaian lamanya.

Mendengar teriakan Helena. Kini Megalodon masih tidak terbangun. Sky, Reynold, dan Helena pun bingung. Kemudian Helena menarik selimut yang terbungkus itu, ternyata dibalik selimut bukanlah Megalodon.

Selepas itu, Paman Felix keluar lagi dari kamar mandi. Saat tiba di kamar kini mereka bertiga malah diam dan panik, Paman Felix berjalan menghampiri mereka.

"Kenapa kalian tiba-tiba senyap? Kalian lagi ngapain, main yah?" heran Paman Felix.

"Paman. Megalodon menghilang, jangan-jangan Megalodon diculik kali yah. Sepertinya hotel ini tidak aman deh, ayo kita ke bawah temui Pak William," balas Reynold.

"Hah ... heh ... kalian jangan salah paham dulu. Mungkin saja Megalodon telah lama bangun dan ia pergi ke bawah, mana ada orang lain mau masuk kamar. Soalnya sebelum kita tidur kunci kamar sudah ada dari dalam, lihat tuh kunci masih ada 'kan di depan," jelas Paman Felix.

Mendengarkan penjelasan Paman Felix, membuat Reynold berpendapat juga apa yang dikatakannya. Lagi pun Megalodon suka pergi sendiri tanpa memberi tahu, seperti waktu itu saat dia lagi mengejar Bahtera sendiri, lalu ia menyelamatkan anak di Negeri Yormandia.

"Baiklah paman, aku sependapat apa yang paman katakan. Sky, Helena kita turun ke bawah yuk siapa tau Megalodon dan Pak William telah menyiapkan kita makanan," balas Reynold, lalu ia mengajak teman-temannya untuk pergi ke bawah.

***
Pada pukul enam pagi tepat, tiba-tiba dering alarm berbunyi keras bersebelahan dengan Megalodon yang tertidur nyenyak. Kemudian Megalodon kaget dan ia terbangun. Selepas itu ia mematikan alarm tersebut, di ujung meja Megalodon melihat Pak William yang sedang tertidur nyenyak.

Setelah itu, Megalodon datang menghampiri Pak William dengan alasan membangunnya. "Pak. Bangun pak sudah pagi, bapak nggak berdagang hari ini?" panggil Megalodon sambil menempuk bahu Pak William berkali-kali.

Pak William pun mulai terusik ketika ada orang lain membangunkannya, lalu Pak William membuka matanya dengan perlahan. Ternyata yang membangunkan dirinya adalah Megalodon.

"Ooaahh ... selamat pagi Tuan Megalodon, wah tumben kamu bangunnya pagi banget, kirain tadi siapa yang membangunkan bapak," ucap Pak William.

"Ah. Aku barusan bangun lho, pak. Gara-gara alarm itu tadi, mana dekat lagi jadi agak terganggu. Ngomong-ngomong obrolan semalam maafkan aku yah, pak. Karena tidak bisa mendengarkan saran bapak, soalnya mataku sudah benar-benar mengantuk. Susu yang bapak buat sangat ampuh," balas Megalodon.

Pak William hanya mengangguk dan tersenyum mendengarkan balasan Megalodon. Tidak lama kemudian Paman Felix, Sky, Helena, dan Reynold turun bersamaan menghampiri restoran Pak William.

"Nah 'kan sudah paman tebak. Kalau Megalodon pasti sudah ada di bawah," ucap Paman Felix.

Sky dan Helena pun tersipu dan diam ketika mendengarkan ucapan Paman Felix. Kemudian Reynold berlari menghampiri Megalodon langsung.

"Megalodon. Kamu ke mana saja sih? Jangan bikin kami khawatir lah, kirain kamu bakalan diculik," ucap Reynold.

"Heh ... maafkan aku teman-teman, soalnya semalam aku tidak bisa tidur. Jadi aku turun menemui Pak William, pas sampai di bawah aku malah dikasih susu sama Pak William, dan akhirnya aku bisa tertidur juga. Ngomong-ngomong, kok kamu cepat banget bangun, biasanya kamu sering kesiangan," balas Megalodon.

"Owalah jadi begitu dong. Syukurlah kalau kamu masih ada di bawah bersama Pak William. Hem ... biasa ada anak berteriak-teriak tadi jadi aku terbangun," balas Reynold. Lalu ia berbicara pelan dengan Megalodon.

Megalodon tersenyum, kemudian ia menyeringai. Pandangan Helena yang dari jauh membuatnya mimisan dalam seketika, kemudian Helena langsung menghapuskan mimisannya.

Usai memperhatikan Megalodon, Helena pun berjalan menghampiri Pak William. "Pak, aku mau pesan semangkok mie udon tipe sedang sama toping ikan tuna. Soalnya aku lapar banget, pak. Buruan yah," balas Helena sambil menyodorkan enam koin emas.

Pak William pun kaget. "Oh baiklah nak. Eh nggak usah hari ini bapak masih mau traktir kalian, anggap saja ini bapak mau beramal lagi," tolak Pak William.

"Lah ... kalau beramal terus yang ada nanti bapak bakalan bangkrut, kami nggak mau menyusahkan bapak. Jadi bapak ambil saja koin emas ini," balas Helena memaksakan Pak William untuk mengambil koin emas miliknya.

"Tidak nyonya, nggak usah. Simpan saja emas itu, buat kalian di jalan. Hari ini bapak traktir mie udon lagi," Pak William yang berusaha menolak sambil menutup kedua tangan.

Helena mulai tidak enak hati pada Pak William. Helena pun menghela napas yang panjang, kemudian ia memasukkan emas logamnya ke dalam kantong lagi.

Bersambung ....
Jangan lupa menyertakan komen dan vote, terimakasih.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang