[47] Dementia

27 8 0
                                    

Sepuluh menit kemudian, kini seorang lelaki yang berumur empat puluh tahun masih bekejaran dengan warga di belakangnya. Namun, seorang lelaki itu tidak bisa lolos.

Tiba-tiba ia berhenti di jalan yang buntu, para warga mulai berbondong-bondong untuk mengamuk masa pada lelaki tersebut. Kemudian, Megalodon datang tepat waktu dan berusaha menghentikan para warga untuk tidak mengamuk masa kepada lelaki yang telah mencuri.

"Berhenti?!" teriak Megalodon dengan melebarkan tangan melindungi lelaki yang berumur itu. Para warga pun mulai berhenti dan mendengarkan teriakan Megalodon.

Salah satu warga korban dari pencurian mulai bertanya kepada Megalodon. "Ok, nak. Sekarang kamu mau apa? Apa jangan-jangan kamu sekongkol dengan orang ini?" tanya bapak itu, lalu ia mencurigai Megalodon.

"Heh ... tidak pak, jangan salah paham dulu saya tidak sekelompotan dengan dia. Sebenarnya bapak mengejar dia gara-gara apa?" tanya balik Megalodon yang berusaha untuk memberhentikan pengejaran ini kepada lelaki yang berumur empat puluh tahun.

"Dia adalah pencuri nak, sudah beberapa hari ini bapak kerugian terus gara-gara dia. Bapak sudah sangat kesal, dagangan bapak yang tidak laku kini telah diambil lagi olehnya. Jadi wajar bapak datang mengajak warga untuk menghabisinya," balas bapak pedagang.

"Lah ... jadi begitu masalahnya. Kira-kira kerugian bapak bisa diganti nggak dengan sekantong emas ini, tapi tolong pak kalau melakukan penganiayaan begini kasihan dengan keluarganya, lakukanlah dengan cara berunding baik-baik," jelas Megalodon, kemudian ia mengambil sekantong emas di sakunya dan menyodorkan langsung kepada bapak pedagang untuk membayar hutang pada lelaki yang berumur empat puluh tahun itu.

Pandangan bapak pedagang yang kesal itu berubah ketika melihat sekantong emas pemberian dari Megalodon. Bapak itu mulai tergoda dan ia langsung mengambilnya di tangan Megalodon.

"Baiklah, nak. Bapak bakalan mengambil sekantong ini. Oh, iya nak terimakasih bapak berjanji tidak akan menganiaya orang lagi," balas bapak yang selalu menoleh sekantong emas itu. Megalodon hanya tersenyum saja setelah mendengarkan kata-kata bapak tersebut.

Selepas itu, Megalodon membalikkan wajah melihat lelaki  berumur empat puluh tahun yang menyantap dua roti isi. Setelah itu, Sky, Helena, dan Reynold kini telah datang. Para warga pun mulai keluar bersamaan lalu Helena melihat sekantong emas milik Megalodon yang dipegang dengan erat.

Kemudian, Sky mengajak kedua temannya untuk menghampiri Megalodon. "Pak. Bolehkan aku untuk berkenalan dengan bapak, nama bapak siapa? Apakah benar kalau bapak itu adalah seorang penyihir?" tanya Megalodon dengan berkali-kali.

Bapak itu hanya diam saja dan ia masih saja menikmati makanan. Megalodon yang bertanya seolah tidak dipedulikan. Selepas itu Sky, Helena, dan Reynold datang menghampiri Megalodon.

"Megalodon?" panggil Sky.

Megalodon pun kaget dan ia menoleh langsung ke belakang. "Hah. Sky, Helena, Reynold. Kok kalian bisa sampai di sini?" balas Megalodon sambil menggaruk kepala.

"Lah ... kami datang ke sini mau ngejar kamu, kamu tadi mau ngapain sih. Eh ... sebentar dia siapa? Dan kenapa kamu memberikan sekantong emas kepada bapak gendut di luar tadi?" heran Sky. Kemudian Sky menoleh memperhatikan seseorang di samping Megalodon.

Usai menikmati makanan, bapak itu juga kaget saat dipandang langsung oleh Sky. Melihat wajah Sky bapak itu kembali mengingatkan teman teamnya.

"Tassen. Tassen kamu ke mana saja kawan, aku sudah lama menunggumu?!" teriak paman di samping Megalodon.

Sky pun kaget tiba-tiba lelaki yang berumur empat puluh tahun memanggil nama ayahnya. Sky pun heran sepertinya diriku ada mirip dengan ayah, tapi kenyataan itu ada benarnya Paman Nuth juga pernah berkata bahwa aku tujuh puluh lima persen mirip dengan ayah, sisanya mirip ibu.

"Maaf, paman. Aku bukan Tassen tapi aku Sky, yang paman bilang itu adalah ayahku," balas Sky.

Megalodon, Helena, dan Reynold pun kaget. "Hah ... jadi Tassen itu ayahmu Sky?" heran Megalodon.

"Tassen, apa yang kau bicarakan. Apakah kamu telah mengganti nama, haduh Tassen sifatmu masih saja seperti dulu," ucap Paman itu yang tidak tekeruan. Sky dan ketiga temannya kebingungan, lalu Sky berbisik kepada Megalodon untuk mengobati teman ayahnya.

"Megalodon. Sepertinya otak orang ini kebentur kali yah, orang lagi bicara apa dia malah bahas yang lain. Coba kamu sembuhkan dia," bisik Sky.

"Hah ... baiklah Sky, akan kulakukan. Sebaiknya kamu ladenin saja dia biar tidak kabur dari tempat ini," balas Megalodon.

Sky pun menggangguk dan ia langsung menuruti keinginan Megalodon. Megalodon pun bersiap mengeluarkan grimoirenya dan mengucapkan mantra sihir penyembuhan menggunakan sihir tambahan tingkat dua.

Perlahan cahaya hijau berjalan dengan reflek cepat, dan menusuk ke seluruh tubuh Paman yang mengenali  Ayahnya Sky. Helena dan Reynold kini hanya diam saja sambil menyaksikan sihir Megalodon kepada paman itu sedangkan Sky menarik perhatian untuk berbicara kepada paman tersebut.

Tiga puluh menit berlalu, kini paman perlahan tidur karena otaknya seperti baru dibersihkan lewat sihir Megalodon. Sky pun menarik napas akhirnya selesai juga berbicara dengan orang yang tidak jelas.

"Megalodon, Sky. Sepertinya kalian menyiksa paman ini, dari tadi aku tidak mengerti maksud kalian. Apakah benar orang ini adalah orang yang baik kalau tidak bagaimana dong," ucap Reynold.

"Reynold. Kamu enggak usah khawatir sepertinya paman ini orang baik, sampai ia kenal dengan ayahku. Mungkin dengan orang ini kita bisa mencari ketiga Batu Nilam," tebak Sky.

"Iya deh, aku ikut kamu saja Sky, aku percaya kok. Ngomong-ngomong kita nggak ada niatan mau makan gitu, soalnya perutku sudah lapar, mana hari sudah siang," ucap Reynold yang mengalihkan ke dialog makanan.

"Ok. Mulai makanan aja terus," balas Sky dengan ekspresi muka datar.

"Yah, kalau nggak makan yah nggak hidup. Manusia maupun mahluk lainnya juga merasa kelaparan, hidup tanpa makan energi bakalan turun dan berakhir mati," balas Reynold.

"Cih! Nih anak lama-lama keras kepala juga," kesal Helena.

Sky dan Megalodon hanya menghela napas karena malas meladenin Reynold. Helena juga merasa kesal ingin memukul tapi tidak bisa.

***
Satu jam berlalu ... kini paman yang mengenali Ayahnya Sky mulai sadar. Ia membuka mata perlahan dan pikirannya pun setengah kosong.

"Aahh ... haduh ... a--aku ada di mana, mengapa kepalaku tiba-tiba sakit," ucap paman itu. Kemudian ia memeriksa saku celana untuk mencari grimoirenya.

"Lah ... di mana grimoire-ku, mengapa bisa hilang?!" paniknya.

Sky dan ketiga temannya pun kaget. Apakah paman ini sudah mulai sadar? Kemudian Megalodon berusaha untuk memanggil paman itu dengan berbicara pelan-pelan.

"Paman. Apakah paman sudah sadar? Maaf paman, kami datang ke sini hanya membantu paman tadi dari amukan masa warga lain, soalnya paman tadi mencuri dua roti. Tapi soal grimoire paman aku tidak tahu," ucap Megalodon.

"Ahh. Siapa kamu? Lah ... emang aku tadi mencuri roti. Ngomong-ngomong aku berterimakasih yah karena telah menolongku. Bolehkan aku berkenalan dengan kamu, siapa namamu?" tanya paman.

"Perkenalkan namaku Megalodon Diamond, dan ini ketiga temanku Sky, Helena, Reynold. Kira-kira nama paman siapa biar sopan manggilnya?" tanya balik Megalodon.

"Salam kenal Megalodon, nama yang unik yah. Oh namaku Felix Gaurdon panggil saja Felix. Ah ... sepertinya aku mengenal seseorang dari temanmu, dia mirip sekali dengan teman teamku namanya itu Tassen. Iyaah dia sang pengendali sihir angin," balasnya memperkenalkan diri.

"Wah. Salam kenal Paman Felix. Ah ... Tassen itu adalah ayahnya, paman. Nama dia adalah Sky Dormanition," ucap Megalodon.

"Wah, nama belakangnya sama dong. Hehe ... akhirnya aku dapat ponakan lagi nih. Oh iya, Megalodon kenapa temanmu dari tadi diam-diam saja. Apakah ada hal aneh yah dengan paman?" balas Paman Felix menanyakan sesuatu dirinya kepada Megalodon.

Megalodon hanya bisa diam saja dan tersenyum. "Padahal awalnya dia emang kurang waras. Kalau aku membalas perkataannya, takut ia tersinggung dan hubungan aku dengan kerjasama dirinya bakalan gagal," batin Megalodon.

Bersambung ....
Jangan lupa menyertakan komen dan vote, terimakasih.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang