[76] Granola Fly Disaster

24 8 0
                                    

Lima belas menit kemudian. Sky dan keempat temannya telah sampai kembali ke sekolah sihir. Selepas itu, kapal awan berhenti di atas pohon seperti biasa.

Lalu Sky menjulurkan tangga tali awan ke bawah. Mereka berlima turun bersamaan. Setelah itu, Sky dan keempat temannya berjalan ke kantor menemui Guru Aokai.

Untuk menyerahkan ketiga madu, saat berada di depan koridor. Kini mereka berlima malah bertemu Rosalina yang sedang pulang dari pasar.

"Sky, kalian dari mana. Gentong apa tuh yang kalian bawa?" sapa Rosalina, lalu ia bertanya kepada mereka berlima.

"Oh. Kami baru pulang dari Pulau Libry, Helena. Hum ... ini gentong madu yang kami cari," balas Sky.

"Baru pulang dari Pulau Libry, mencari gentong madu. Lah ... kenapa kalian tidak mengajakku, apakah kalian lupa denganku?" heran Helena karena kesal tidak ikut dengan mereka menyelesaikan tugas.

Kemudian Megalodon datang menghampiri Helena. "Helena. Maafkan aku, sebenarnya kami bukan berniat melupakan kamu. Soalnya kemarin kamu sedang sibuk pergi ke pasar bersama Aini dan Raya, kalau aku menganggu kalian nanti jadi tidak enak. Dengan terpaksa aku mengajak adikku dan Thron untuk sebagai gantinya. Tetapi kamu tidak usah khawatir tugas selanjutnya kami bakalan mengajak kamu kok," balas Megalodon  meminta maaf kepada Helena. Dengan kedua pipi bulatnya menarik rasa kesal Helena.

"Oh ... iya Megalodon tidak apa-apa. Baiklah terimakasih akan ku tunggu, tapi janji yah tidak akan meninggalkan-ku," Helena yang marah berubah menjadi semangat, saat menatap wajah Megalodon.

Sky, Reynold, Madrik dan Thron juga kebingungan. Tiba-tiba pikiran mereka ngbug seketika saat melihat ekpresi wajah Helena berputar seratus delapan puluh derajat.

Entah sihir apa yang telah mempermainkan oleh Megalodon, sampai Helena kehilangan rasa kesalnya. Usai berbincang mereka berlima melanjutkan perjalanan memasuki kantor menemui Guru Aokai.

Sampai di kantor dengan kebetulan Guru Aokai sedang duduk santai sambil membaca koran, untuk mencari berita baru mengenai tentang peluaran sihir saat ini.

"Selamat pagi menjelang siang, Guru Aokai. Maafkan kami karena menganggu aktivitas, guru. Hari ini kami mau menyerahkan tugas mencari ketiga madu di Pulau Libry, sudah kami selesaikan dalam sehari," sapa Sky dengan menyodorkan tiga gentong madu.

Guru Aokai menoleh siapa yang telah memanggilnya. Kemudian Sky menyodorkan ketiga gentong madu kepadanya. Guru Aokai pun langsung mengambilnya sambil tersenyum.

"Hahaha ... bagaimana mana petualang kalian di Pulau Libry, mengasikan nggak? Sudah berapa banyak rintangan kalian lewati dan sudah berapa banyak orang yang kalian temuin? Takut nggak, ketat nggak," balas Guru Aokai terkekeh-kekeh.

"Wis ... sangat mengasikan, asiknya sampai mengagetkan nyawa. Rintangan yang dilalui seperti mau mengorbankan nyawa. Orang yang kami temuin banyak, tapi sangat kesal dengan kedua pengawal yang menyebalkan untung saja ada pak penguasa baik hati. Jadi kami bebas dari tempat itu," jelas Sky.

Guru Aokai hanya bisa tertawa saja mendengarkan penjelasan Sky. Sky, Megalodon dan ketiga temannya hanya bisa diam saja seolah mereka dipermainkan oleh dirinya.

Kini Guru Aokai memberhentikan tertawa-nya saat melihat kelima anaknya yang hanya diam saja.

"Hehehe ... Heh. Ya sudah maafkan Guru Aokai yah, syukurlah kalau kalian bisa selamat dari jebakan tersebut. Sini Guru Aokai jelaskan sebenarnya Pulau Libry itu adalah pulau bera---" Tiba-tiba penjelasan Guru Aokai terpotong oleh Reynold.

"Sudah guru. Tidak usah dijelaskan kami berlima sudah tau. Kalau pulau itu diselamatkan oleh Guru 'kan, terus dijadikan tempat pelatihan demi menjalankan tugas mencari ketiga gentong madu," sambung Reynold.

Guru Aokai  hanya mengangguk dan tersenyum. "Baiklah anak-anak karena kalian telah berhasil memecahkan tugas ini. Sebagai gantinya guru bakalan kasih sepuluh bintang, maafkan guru yah karena telah mempermainkan kalian. Guru memanfaatkan ini untuk sebagai edukasi, mempererat team dengan bekerja sama yang baik. Memang terlihat ekstrim tapi ini dilakukan secara mudah bila diselesaikan bersama-sama," balasnya.

Megalodon dan temannya merasa tersanjung saat mendengarkan balasan Guru Aokai.

"Iya, guru. Terimakasih banyak atas pemberiannya. Apa pun tugas guru berikan kami tidak pernah berpikiran seperti itu. Sebenarnya Reynold tadi hanya kelaparan saja, jadi dia suka marah-marah enggak jelas. Iya, Guru Aokai kami sebagai team bakalan tetap bersama," tanggap Megalodon.

Guru Aokai pun tersenyum saja mendengar tanggapan Megalodon. Mendapatkan murid seperti Megalodon memang tidak pernah mengecewakan meskipun terlihat aneh, tapi ia masih punya rasa simpati. Semoga umurmu nak diberi panjang selalu, jadilah penyihir yang baik, murah hati dan murah senyum juga.

Usai menyerahkan tugas dan mereka telah mendapatkan sepuluh bintang. Kini mereka meninggalkan kantor.

Megalodon, Madrik dan Thron pulang kembali ke kamarnya. Reynold kembali ke kamar karena sudah lelah ditambah perut yang lapar, mungkin saja Max dan Frans memasakan makanan untuknya. Kemudian Sky berjalan melewati koridor lalu ia pergi menuju kamar Helena dengan alasan menemui adiknya--Aini, sekalian untuk melihat Raya. Wanita idaman yang diinginkan.

Setelah berbicara dengan mereka berlima. Guru Aokai melanjutkan baca korannya lagi. Saat membuka lembaran koran, tiba-tiba ia melihat berita bahwa di Pulau Ameron tempat keberadaan anak senior yang seangkatan rombongan Tassen, ada bencana yang sangat mengegerkan bahwa pulau itu diserbu oleh para Lalat Granola atau bisa dikatakan lalat kuning.

Melihat kejadian itu, Guru Aokai kembali mengingatkan tugas rombongan Megalodon dan ketiga temannya. Untuk berpetualang di Pulau Ameron mencari dua kayu manis pada tempat tersebut.

Kemudian, Guru Aokai mengakali mereka untuk membantu anak muridnya yang tinggal di sana memberantas para Lalat Granola.

Saat berjalan menuju kamar Helena. Suara bel berbunyi terdengar dari kantor, kemudian disambut Guru Aokai yang memanggil Sky dengan menggunakan mikrofon.

'Panggilan ketua senior kelompok tiga, untuk pergi ke kantor sekarang juga," seru Guru Aokai.

Mendengar panggilan itu membuat Sky tidak bisa menemui Raya. Sky sangat kesal sambil menekuk tangan sekuat mungkin, tapi ia juga tidak bisa menolak panggilan Guru Aokai.

Dengan keadaan seperti itu, Sky bertolak badan lalu pergi kembali menemui Guru Aokai di kantor.

Sepuluh menit berlalu ... Sky telah masuk ke dalam kantor berhadapan dengan Guru Aoki yang masih kembali membaca koran.

"Iya, Guru ada apa engkau memanggilku?" heran Sky.

"Sky. Maafkan guru karena telah membawa-mu ke sini. Tolong kumpulkan semua ketiga teammu sekarang juga, ada hal penting yang akan-ku sampaikan," suruh Guru Aokai.

"Hah ... baiklah guru, aku bakalan mengajak mereka secepat mungkin," balas Sky, kemudian Sky berjalan ke arah mikrofon.

"Hei, kamu mau ngapain ke sana. Buruan panggil teman-mu, soalnya ini mendadak."

"Lah ... kata guru suruh aku panggil mereka, jadi aku panggil lewat mikrofon biar mereka datang sendiri ke sini," balas Sky.

"Cih. Bukan begitu dodol, kalau kamu pakai mikrofon orang lain pada risih. Buruan pergi ke kamar Megalodon, Reynold dan Helena secepat mungkin. Ini bukan waktunya untuk bercanda, kalau kamu masih keras kepala mau bapak keluarkan dari sekolah ini!" Guru Aokai yang sedang memberikan peringatan.

Mendengar peringatan Guru Aokai, kini ia tidak bisa berkata lagi sambil menelan air liur. Selepas itu, Sky bergegas meninggalkan Guru Aokai untuk mencari ketiga temannya di setiap kamar.

Bersambung ....
Jangan lupa menyertakan komen dan vote, terimakasih.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang