[70] Back On Duty

27 8 0
                                    

Setelah meninggalkan Bahtera dan Ratra. Megalodon berjalan lagi menuju ke bawah, Madrik yang berada dari belakang masih memantau kakaknya.

Sepuluh menit berlalu ... kini Megalodon berdiri di depan koridor, tepat berhadapan dengan kamar Reynold. Kemudian, rombongan Helena berjalan menuju pasar dengan melewati kamar Reynold.

"Ekhum ... selamat pagi. Kalian bertiga mau ke mana?" sapa Megalodon dengan tersenyum manis.

"Hum ... kami bertiga mau pergi ke pasar, Megalodon. Kamu mau ikut," balas Helena yang mengajak Megalodon.

"Hah, ke pasar ngapain. Perasaan sore kemarin kalian seperti pulang dari pasar. Heh ... bolehkah ta-tapi aku cowo sendirian lho," balas Megalodon.

Selepas itu, Aini dan Raya berbisik kepada Helena. "Kak. Kenapa Kak Megalodon harus diajak?" bisik mereka berdua.

"Heh ... astaga. Kenapa aku malah terhipnotis seperti ini. Megalodon maaf aku tadi salah ngomong, ya sudah kami bertiga izin pergi," ucap Helena yang tidak tekeruan.

Megalodon, Aini dan Raya pun kebingungan. Saat melihat tingkah Helena. Kemudian mereka bertiga melanjutkan perjalanan dan pergi meninggalkan Megalodon.

"Mengapa yah mereka pergi begitu saja, padahal aku mau ikut. Aku ingin sekali lebih dekat dengan Aini," ucap Megalodon yang berbicara sendiri.

Madrik yang bersembunyi dari belakang, memperhatikan tingkah kakaknya. Setelah itu, Madrik malah tidak sengaja mendengar kata-kata Megalodon yang sedang berbicara sendiri.

"Hah. Aini. Kakak suka dengan Aini, jadi ini alasannya sampai dia kejar berkeringat gitu. Terus, kenapa dia tidak menyatakan perasaannya? Baiklah aku sudah dapat jawaban, mulai waktunya aku untuk bergegas kembali ke kamar," batin Madrik.

Kemudian Madrik pulang ke kamarnya. Selepas itu, tiba-tiba Reynold membuka pintunya karena ingin membuang sampah.

Kreek! Suara pintu terdengar keras. "Megalodon. Kamu ngapain pagi-pagi nungguin di sini," kaget Reynold, lalu ia menanyakan pada Megalodon.

"Heh ... ah ... aku cuman mau jalan-jalan saja, cari angin. Biasa seperti Sky lakukan setiap pagi," balas Megalodon.

"Oh, begitu yah. Kirain ngapain, yah sudah kamu mau masuk nggak nih?" ajak Reynold.

"Hum ... enggak Reynold terimakasih, aku mau lanjut lari pagi lagi," tolak Megalodon.

Reynold pun hanya bisa mengangguk dan tersenyum. Usai berbincang dengan Reynold, Megalodon berputar arah dan pergi kembali ke kamarnya melewati koridor. Sepuluh menit berlalu ... Megalodon melihat Sky yang sedang berjalan tergontai-gontai, pikirannya mulai kacau karena hari ini ia gagal melamar Raya dan takut pada adiknya--Aini yang bakalan aduhin sama ayahnya.

"Sky?" panggil Megalodon.

Kini dia masih diam dan tidak mempedulikan panggilan Megalodon. Selepas itu, Megalodon datang langsung menghampiri Sky.

"Sky. Kamu pagi tadi mau ngapain ke kamar Helena. Terus, mengapa jalanmu lemas banget. Kamu sakit yah," ucap Megalodon.

"Hum ... aku tadi mau ketemu adikku. Iya, aku tadi sakit kaki nyeri banget," balas Sky dengan berbohong. Sebenarnya ia sakit hati dan takut peringatan Aini.

"Oh, begitu. Ngomong-ngomong, aku mau nanya. Makanan dan minuman favorit adikmu apa saja yah sama sekalian dengan dirimu. Soalnya ada hal penting yang hari ini aku lakukan, untuk membuat eksperimen," pinta Megalodon.

"Hah ... makanan, minuman. Hum ... kalau kesukaan makanan adikku itu cokelat dan minuman air yang berasa manis. Kalau aku random sih asalkan masih panas, minuman air mineral. Soalnya aku lebih mentingin diet karena ini adalah kebiasaan ayahku yang selalu mengatur pola makanan dan minumanku. Sedangkan adikku agak sedikit manja dan lebih ke arah ibu suka makan yang manis-manis," jelas Sky.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang