[127] Pulau Sneakers

9 4 0
                                    

Sudah tiga puluh menit berlalu, Alex masih belum menyadarkan diri sedangkan Megalodon masih berusaha untuk menyembuhkan dirinya, cahaya hijau itu selalu merambat nan kalung hijau yang dipakainya perlahan redup.

Saking takutnya kehilangan Alex, melihat tubuhnya diambil iblis yang ia lihat, seakan berulang kembali di saat melihat Alex menderita di dalam sel penjara.

Lemord, Ayah Lemord, Clarita, Sky dan kedua temannya ikut memperhatikan Megalodon yang sedang berusaha menyembuhkan Alex. Tidak lama, Alex pun mulai sadar dan ia kembali berubah wujud menjadi manusia umumnya.

Uhuk!

Alex terbangun dengan berpura-pura batuk---ia tiba-tiba lupa ingatan, bahwa dirinya pingsan di hadapan mereka bertujuh.

Sebenarnya Alex memanggil iblis itu dengan terpaksa, karena kepala dan tubuhnya retak terhempas menabrak batu, kalau ia tidak memanggil iblis kemungkinan Alex enggak akan sembuh dan menyelamatkan Megalodon dari serangan ratu nyamuk raksasa.

"A-aku ada di mana, mengapa kalian semua menatap ku? Bagaimana dengan nyamuk raksasa tadi, apakah kalian telah berhasil mengalahkannya?" tanya Alex.

"Kakak masih ada di Desa Jamur, kakak tadi pingsan karena baru selesai mengalahkan nyamuk raksasa. Hah, bukannya kakak sendiri yang telah mengalahkan nyamuk raksasa itu. Kak, aku mau nanya mengapa tubuh kakak bisa berubah menjadi iblis?" balas Megalodon lalu ia bertanya kepada Alex.

"Oalah, heh yang benar padahal aku tadi pingsan lho. Hah iblis? Sejak kapan aku berubah menjadi iblis, mungkin kamu tadi halusinasi saja kali," heran Alex, kemudian ia mengalihkan dialog baru. Agar Megalodon bisa dibodohi.

Kini Megalodon hanya diam sejenak, sedangkan Clarita dan Sky yang sudah tau tentang Alex menjadi iblis juga diam saja. Selepas itu, Helena dan Reynold datang menghampiri Alex.

"Kak Alex, jujur saja kakak tidak usah mengalihkan dialog baru. Selain Megalodon, aku dan Reynold juga melihat kakak sendiri yang melawan nyamuk raksasa dengan menggunakan jiwa iblis kakak," kekeh Helena.

"Hum, sebenarnya aku ini sudah sering kali kukatakan, tapi nampaknya kalian mendengarkan hanya sebatas saja masuk dari telinga kanan keluar dari telinga kiri. Baiklah karena kalian terlalu penasaran denganku maka aku akan menjelaskan, bahwa aku ini sudah perjanjian sama dengan iblis, sebelum itu saat aku bertemu kalian diriku bertemu iblis langsung hingga akhirnya terbentuklah garis spiral ini yang mampu jeda waktu, mungkin tanpa iblis ini aku tidak akan berhasil mengalahkan musuh terbesar mulai dari tiga ninja dan monster lainnya," jelas Alex.

Megalodon, Helena, Reynold, Lemord dan Ayah Lemord hanya diam sejenak seraya mendengarkan penjelasan Alex.

"Maaf, kak. Mengapa kakak perihal bekerja sama dengan iblis itu, kalau ia mengkhianati kakak, apa yang akan kakak lakukan? Bukannya bekerja dengan iblis akan menimbulkan hal besar, seperti mengambil tubuh yang mereka sukai," tanya Megalodon.

"Karena kakak merasa kasihan melihatnya ia menangis, sebab iblis itu tidak mau kembali ke gerbang neraka, ia dibully oleh saudaranya karena dia iblis paling lemah sejak itulah aku bekerja sama dengannya. Biar nyawaku tetap abadi, kalau aku tidak bekerja sama dengannya mungkin saja aku sudah lama mati. Aku ikhlaskan dia tetap ada di tubuhku kalau ia mengkhianati ku maka aku tidak segan meminta Clarita untuk memusnahkan iblis di dalam tubuhku ini," balas Alex.

Megalodon, Helena, Reynold, Lemord dan Ayah Lemord hanya mengangguk saja. Bila di pikir pantas saja Alex terlihat kuat dalam menghadapi musuh, ternyata ada roh yang di dalam tubuhnya. Selain Alex, Megalodon juga punya roh Ayah kandungnya meskipun ia tidak tahu, ayahnya tetap melindungi anaknya dan teman dekat Megalodon.

Usai bercakap-cakap dan telah berhasil mengalahkan semua nyamuk raksasa. Kini mereka berenam melanjutkan kelana lagi untuk mencari batu sihir Megalodon dan Sky.

"Kak Alex, sekarang kita akan pergi ke mana lagi?" tanya Megalodon.

Alex pun kaget kemudian ia membuka peta yang telah dikantongi nya.

Srek!

Suara kertas peta itu terdengar nyaring, tujuan mereka selanjutnya akan berkelana di Pulau Sneakers, di sini Alex melihat dua tanda silang kemungkinan kedua batu sihir Megalodon dan Sky sudah sangat dekat.

"Sky, Megalodon kita akan berkelana ke Pulau Sneakers, di sini adalah tempat terakhir kita dan ada juga kedua silang," ajak Alex.

"Hah, kita akan pergi ke Pulau Sneakers, baiklah kak terimakasih sudah memberi tahu," balas Megalodon.

"Anak-anak, kalian mau pergi ke mana? Apakah kalian tidak berniat untuk memperbaiki atap rumah bapak ini sebentar, masa kami harus tinggal gelandangan seperti ini," panggil Ayah Lemord.

Alex, Clarita, Megalodon dan ketiga temannya menoleh bersamaan, kemudian mereka datang menghampiri Ayah Lemord dan Lemord yang berdiri di depan restoran begitu ambruk.

Tidak lama mereka berenam datang menghampiri Ayah Lemord dengan meminta maaf, karena tidak bisa membantu nan juga tidak mempunyai sihir molekul untuk memperbaiki rumah kembali.

"Iya, om. Maafkan kami, bukannya kami enggan membantu tapi tidak handal dalam memperbaiki rumah. Kami hanya penyihir biasa, karena tugas kami telah selesai mengalahkan nyamuk raksasa maka kami mau pamit berkelana menyelesaikan tugas buat Megalodon dan Sky," ucap Alex.

"Kalau kalian tidak mau membantu, aku sama anakku akan tinggal di mana?" tanya Ayah Lemord dengan memelas.

Tidak lama keenam puluh warga yang terdampak penyakit racun nyamuk raksasa telah sembuh kembali, mereka yang tertidur di peristirahatan bergegas menaik ke atas karena mendengarkan suara hantaman yang begitu keras.

"Om, sepertinya ada orang yang tepat bisa membantu perbaiki rumah om, lihat ke belakang nampaknya para warga sudah sembuh kembali," ucap Megalodon.

Lemord, Ayah Lemord, Alex, Clarita, Sky dan kedua temannya menghadap ke belakang.

"Bapak-bapak, ibu-ibu sini sebentar?" panggil Megalodon seraya melambaikan tangan.

Semua warga dari Desa Jamur melihat bangunan hancur, kini malah dipanggil oleh orang asing, kemudian para warga datang menghampiri mereka berdelapan.

"Iya, ada apa engkau memanggil kami?" tanya salah satu warga dari Desa Jamur.

"Bapak, ibu maukah kalian untuk membantu Ayah Lemord dengan membangun atap yang ambruk ini," pinta Megalodon sengaja memelas dengan melebarkan kedua bola matanya.

Bapak dan ibu itu pun diam sejenak, lalu menoleh ke arah Ayah Lemord. Mereka mulai berpikir selama ada nyamuk raksasa mereka selalu merepotkan Ayah Lemord, dengan kesepakatan para warga mulai menerima permintaan Megalodon.

"Baiklah, karena Ayah Lemord telah membantu kami menyembuhkan penyakit dari virus nyamuk raksasa, maka kami bersedia untuk membantu," balas bapak itu menerima permintaan Megalodon.

Alex, Clarita, Ayah Lemord, Lemord, Megalodon dan ketiga temannya sangat senang para warga pun bersedia untuk membantu membangun restoran nan rumah Ayah Lemord.

Setelah bercakap-cakap dan membantu Ayah Lemord. Kini mereka berenam mulai pamit untuk berkelana mencari batu sihir milik Megalodon dan Sky.

Saat setengah perjalanan, tiba-tiba mereka berenam mendengarkan suara panggilan lagi.

"Tuan Alex?!" teriak Lemord.

Mereka berenam sangat kesal lalu menoleh bersamaan, di setiap bepergian pasti ada hadangan.

"Iya, Lemord ada apa engkau memanggilku?" balas Alex dengan keadaan lemas.

"Tuan, kau hampir meninggalkan hoodie ini. Apakah tuan mau menerima hoodie ini sebagai tanda terimakasih kami, karena telah membantu mengalahkan para nyamuk raksasa," ucap Lemord seraya menyodorkan hoodie berwarna hitam.

Alex pun mengambilnya dan memakai langsung di hadapan mereka.

"Lemord, terimakasih yah telah membawa nan memberikan hoodie ini kepadaku, semoga desa kalian tetap aman dan tentram. Kalau kami ada waktu, kapan-kapan nanti kami akan datang ke sini kembali," balas Alex dengan tersenyum.

"Iya, tuan dengan senang hati, desa kami selalu terbuka buat tuan dan nyonya," Lemord yang mengangguk seraya tersenyum.

Usai mengobrol kini mereka pamit dan pergi menuju Pulau Sneakers, Lemord yang berdiri dari belakang hanya melambaikan tangan berkali-kali kepada mereka berenam.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang