[136] Perpisahan Helena dan Reynold

9 4 0
                                    

"Megalodon, Sky bagaimana apakah kalian sudah pesan makanannya?" tanya Helena.

Megalodon dan Sky baru juga duduk sudah ditanya Helena, Megalodon pun kaget lalu menjawab pertanyaan Helena.

"Sudah kok, tadi aku pesan enam mie ramen, satu bir sama lima teh matcha, sekarang tinggal tunggu masakannya dari Lemord. Ngomong-ngomong kalian tadi lagi bahas apa sih sepertinya seru banget."

"Syukurlah kalau begitu, berarti satu bir buat Kak Alex seorang yah yang lain nggak pada minum bir, 'kan ini pesta besar menyambut perpisahan kami berdua. Oh, kami tadi lagi bahas relate enam tahun kemarin di Desa Jamur sehingga banyak kenangan dilewati," ucap Helena.

"Maafkan aku Helena, aku tidak tau kupikir kalian tidak suka dengan bir. Ya sudah kalau begitu aku pesan balik pada Lemord," balas Megalodon.

"Heh, tidak usah Megalodon. Biarkan saja itu tadi hanya bercanda kok, lagi pun aku tidak enak denganmu sudah dipesankan malah ditarik pula," Helena yang berusaha menghentikan Megalodon.

Megalodon kaget lalu ia menoleh nan mengangguk, perlahan mengukir senyumnya. Selepas itu Megalodon duduk kembali di kursi besar nan gabung pada mereka berlima.

Selama mereka berenam mengobrol, tidak lama Lemord datang menghampiri mereka seraya membawa tampah yang telah berisi enam mangkuk mie ramen, kemudian ia balik kembali untuk membawa segelas bir nan lima gelas beserta teko yang berisi teh matcha.

"Maaf tuan dan nyonya atas keterlambatan saya, kalian lama menunggu," ucap Lemord dengan memohon, kemudian ia pergi kembali pada dapur utamanya menanti pelanggan yang akan datang.

"Lemord kau mau ke mana?" panggil Megalodon.

Lemord pun kaget nan berhenti sejenak, perlahan ia memutarkan badan.

"Iya, Tuan Megalodon ada apa engkau memanggilku?" balas Lemord.

"Sini datanglah, ada hal sesuatu yang ingin kami katakan, alasan kami datang ke sini karena ingin menemui-mu, apakah kamu ada kesibukan lain?" ajak Megalodon.

Kemudian Lemord berjalan menghampiri mereka berenam seraya membawa tampah.

"Iya, Tuan Megalodon mau nanya apa? Siapa tau aku bisa membalasnya. Oalah, aku tidak terlalu spesial buat tuan dan nyonya. Hum, kebetulan aku tidak sibuk hari ini karena aku selesai masak nan bahan makanan telah habis," tanya Lemord.

"Tenanglah kita bakalan ngobrol santai kok sembari menyambut perpisahan kita. Kata siapa kamu tidak spesial, justru kami ingin berterimakasih berkat alat dan makanan beserta tantangan telah banyak kami lewati, kami berenam sangat berterimakasih banyak. Syukurlah kalau begitu, berarti hari ini kami memborong makananmu," balas Megalodon.

Lemord pun diam sejenak lalu menghela napas yang pelan, ia mulai duduk di samping Megalodon.

"Selama enam tahun kemarin, di saat kamu membawa kami ke sini. Rasanya membuat kami berenam bertanya-tanya sekarang ada di mana, berkat kamu nyawa kami berhasil diselamatkan mungkin kalau tidak bertemu denganmu, kami berenam tidak akan tumbuh besar nan berakhir tiada. Selain itu kamu dan ayahmu banyak sekali mengeluarkan alat canggih yang belum pernah kami lihat, meskipun terlihat kecil nan mudah rusak, hanya hoodie, jubah besar dan kacamata pendeteksi yang membuat kami berguna," jelas Megalodon.

"Hahaha ... itu karena aku bertekad tuan, aku sangat gemar membantu banyak orang bersama ayahku. Alat canggih itu sebenarnya sudah lama keluarkan tapi kami belum pernah mengeluarkan-nya semenjak kedatangan nyamuk raksasa ayahku mengeluarkan semua demi keselamatan penduduk dan Desa Jamur," balas Lemord.

Alex, Clarita, Megalodon dan ketiga temannya mengangguk seraya mendengarkan balasan Lemord.

"Lemord, ngomong-ngomong ayahmu ada di mana? Mengapa beliau tidak hadir apakah masih ada pasien di ruangan bawah?" tanya Clarita.

Lemord diam sejenak, perlahan air mata membasahi wajahnya. Alex, Clarita, Megalodon dan ketiga temannya pun kaget melihat Lemord tiba-tiba menangis.

"A-ayah telah lama meninggal dunia, nyonya. Tiga tahun yang lalu, ayahku terbaring di ranjang dengan tubuh keras, kaku nan membiru. Aku tidak menyangka kalau ayah bakalan meninggalkan ku, padahal kemarin ayahku terlihat baik-baik saja tetapi Tuhan malah telah membawanya pergi," balas Lemord.

Mereka berenam merasa iba melihat Lemord bahwa ayahnya telah meninggal dunia. Kemudian Clarita datang merangkul Lemord, Lemord pun kaget ketika kedua dada itu mengenai kepalanya.

Alex, Megalodon dan ketiga temannya melebarkan mata bersamaan menatap mereka berdua.

Selepas itu, Clarita merangkul Lemord dengan erat seraya mengelus kan bahu belakangnya. Lemord merasa sesak nan tubuhnya merasa kaku disaat kedua dada mengenai kepala.

"Lemord, kamu yang kuat yah. Tuhan itu tidak pernah jahat kepadamu karena ia membawa ayahmu pergi untuk di bawa ke tempat yang lebih baik, aku juga pernah ngerasain bahkan kedua orang tuaku pergi di ambil Tuhan. Kau tidak usah takut memperbanyak doa saja, agar ayahmu disisi kan ke tempat yang baik," ucap Clarita seraya meneteskan air mata.

"Kak, maaf apakah kakak tidak berlebihan merangkul Lemord. Lihat wajah Lemord sudah memucat karena terjepit," panggil Megalodon.

"Hah?" kaget Clarita. Kini merangkul yang erat pada Lemord melonggar, lalu Lemord pingsan dengan perihal melintang.

"Lemord!" teriak mereka berenam.

Melihat kejadian itu, membuat para pembeli lainnya juga kaget, kemudian mereka berbondong-bondong menghampiri Lemord yang pingsan.

Selepas itu Clarita membuka grimoire nan mengaktifkan sihir berwarna putih untuk menyadarkan Lemord.

"Megalodon, buruan bantu kakak sekarang?!" pinta Clarita.

"Maaf, kak. Aku tidak punya sihir lagi karena mana ku tidak ada," balas Megalodon.

"Hah, astaga! Bagaimana ini," panik Clarita. Kemudian Alex datang menghampiri Clarita seraya mengelus kan bahunya.

"Clarita kau tidak usah takut, aku yakin kalau kau bisa menyembuhkan Lemord dan aku berjanji akan menjagamu dari orang-orang yang jahat," ucap Alex berusaha menenangkan Clarita.

Clarita kaget lalu ia mengangguk seraya tersenyum manis, di saat ia mendengarkan ucapan Alex---Clarita semakin semangat karena telah di dukung sama pujaan hatinya.

Sudah tiga puluh menit berlalu, akhirnya Lemord telah siuman. Usai bercakap-cakap nan membuat kehebohan kini mereka berenam melanjutkan makan mie ramen nan minum teh matcha beserta bir yang diminum oleh Alex.

"Akhirnya aku kenyang juga, dan batu sihir yang telah ku dambakan sudah ada. Helena, terimakasih yah traktirannya, tidak menyangka kalau hari ini kita akan berpisah selamanya," ucap Reynold.

"Iya, sama-sama Reynold. Kak Clarita, Kak Alex, Lemord, Megalodon dan Sky terimakasih sudah meriahkan perpisahan ini. Semoga di lain waktu kita bisa bertemu dan makan mie ramen di sini lagi," balas Helena.

Mereka berlima mengangguk bersamaan seraya tersenyum, kemudian Helena membuka dompet dengan alasan untuk membayar mie ramen, bir dan teh matcha yang telah dipesan oleh Megalodon.

"Lemord, sekarang berapa harga jumlah semua makanan dan minuman ini?" tanya Helena.

"Hanya lima puluh emas, nyonya," balas Lemord.

Selepas itu, Helena mengambil lima puluh emas nan menyodorkan kepada Lemord.

"Semoga, dagangan mu laris manis yah Lemord. Ingat kau tidak sendiri meskipun ayahmu tidak ada, aku tahu kok kalau Lemord bakalan kuat hidup mandiri," ucap Helena.

Kini Lemord hanya mengangguk seraya tersenyum. Setelah membayar, Alex, Clarita, Helena dan ketiga temannya pun berpamitan meninggalkan warung jamur lalu pergi ke sekolah sihir untuk berkemas pakaian dan alat lainnya alasan pulang ke rumah masing-masing.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang