[09] Madrik Flashback

43 15 0
                                    

Beberapa menit kemudian ... Madrik masih belum sadar dari pingsannya. Megalodon sudah sangat khawatir, ia berusaha mengaktifkan sihir penyembuhan semaksimal mungkin, namun semua itu tidak ada efeknya.

Madrik yang pingsan, kini tubuh seolah ditarik ke dimensi berbeda. Madrik berhenti di kamar atas, ia melihat ibunya yang sedang berusaha melahirkan dari arah kaca. Suara teriakan dan air keringat  bercucur, demi kehadiran anaknya.

Anaknya itu adalah Madrik kecil. Madrik tidak tahu siapa yang telah membawanya ke dimensi ini. Tidak lama kemudian suara tangisan bayi terdengar oleh Madrik.

Madrik mengintip lewat kaca, seperti apa wajahnya saat bayi. Tetapi, usai melahirkan Madrik. Nyonya ratu wajahnya malah memucat, detik-detik antara kebahagian dan duka kini bercampur aduk.

Tuan raja, datang menghampiri istrinya. Ia menggenggam tangan istrinya sekuat mungkin, agar nyonya ratu akan baik-baik saja.

"Sayang, kamu harus kuat. Sayang kamu harus minum dulu," suruh tuan raja. Kemudian tuan raja menyondorkan segelas air mineral, selepas itu nyonya ratu mengambilnya.

Gluk ... gluk ... suara air terdengar keras. Nyonya ratu sudah sangat lelah, tapi arah kemaluan-nya malah semakin sakit. Tidak lama kemudian, tetesan darah keluar dari bawah.

"Sayang, apakah kamu baik-baik saja?!" panik tuan raja. "Mas, sepertinya arah bawahan-ku sangat sakit. Mas, sebelum aku tiada, aku mau menitipkan cincin-ku ini kepada anak kita, Madrik," balas nyonya ratu.

"Hah ... Madrik apakah itu adalah namanya sayang. Ahh ... tidak sayang kamu nggak akan tiada, kamu tidak boleh meninggalkan-ku, kamu harus kuat sayang. Nanti mas bakalan cari obat untuk penyembuhan-mu. Bidan, apakah ada obat untuk menyembuhkan istriku, tolong bantu  nanti dulu soal Madrik, selamatkan dulu istriku!" teriak tuan raja memarahi bidannya.

Bidan pun kaget ketika tuan raja memarahinya. Kemudian, bidan itu menempatkan Madrik di atas meja kain sebelum membedong.

Selepas itu, bidan langsung memeriksa. Ia membuka kain nyonya ratu, ternyata nyonya ratu mengalami pendarahan. Ada luka koyak di arah kemaluannya.

"Tu-tuan maafkan-ku. Sepertinya istri tuan tidak bisa diselamatkan, karena pendarahan yang ada di bawa nyonya ratu tidak bisa diobati perlu berhari-hari untuk menyembuhkannya," balas bidan dengan pelan.

"Apakah ada obat jalur sementara, untuk memberhentikan pendarahan," kesal tuan raja dengan melebarkan kedua matanya.

"Ma-maaf tuan, soal obat jalur sementara. Aku tidak ada."

Kini nyonya ratu semakin lemas karena menahan sakit, wajahnya memudar, dan pendarahan itu terus mengalir sehingga nyonya ratu sangat kesulitan.

Setelah itu, Rey, Roland, dan Megalodon datang menghampiri nyonya ratu masuk dari pintu.

"Mama, kenapa wajah mama memucat. Apakah Mama sudah minum air mineral," ucap Megalodon dengan raut wajah khawatir.

Nyonya ratu tersenyum ketika mendengar ucapan Megalodon. "Nak, mama boleh berpesan sama kamu. Jaga Madrik baik-baik yah, jadilah kakak yang baik dan sabar untuk mengajarkan adiknya. Rey, Roland kalian juga sama, jagain adikmu," nyonya ratu yang sedang memohon  ketiga anaknya.

"Mama, kenapa berbicara seperti itu. Iya, Ma, Megalodon bakalan selalu menjaga Madrik. Madrik siapa ma?" tanya Megalodon.

"Madrik, adalah adikmu sayang. Syukurlah mama, akan percaya penuh padamu," balas nyonya ratu dengan pelan.

Perlahan tubuh nyonya ratu sudah mulai memucat, bibir mengering, napas sudah mulai sesak, darah yang di bawah terus mengalir sehingga nyonya ratu menghembuskan napas terakhir.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang