[63] Hi, how are you?

25 6 0
                                    

Siang yang berakhir dan senja telah berganti. kini semua anak-anak telah mengakhiri perkumpulan apa yang disampaikan oleh Guru Aokai.

Madrik yang lama berdiri memperhatikan Thron dari belakang. Seakan ia ingin mengajak untuk berteman dengannya. Kemudian, Madrik berusaha mendekati dia.

"Hum ... hai, apa kabar?" sapa Madrik sambil menatap alis Thron.

Thron yang masih berkemas untuk pergi meninggalkan lapangan, ia malah bertemu Madrik.

"Ah ... heh ... oh baik, kalau kamu?" balas Thron karena kaget tiba-tiba ada Madrik yang memandangnya langsung. Ekpresi yang datarnya berubah jadi malu.

"Aku, baik kok. Ngomong-ngomong boleh kenalan nggak, siapa tau kita bisa temenan?" Madrik yang ingin mengajak Thron.

"Eth ... boleh, perkenalkan namaku Thron Voltra. Aku tinggal di Desa Muba. Kalau kamu siapa dan tinggal di mana?"

"Oh, salam kenal Thron. Namaku Madrik Diamond. Aku tinggal di Kerajaan Diamond. Semoga kita menjadi teman yang baik yah, soalnya aku juga baru datang ke sini bareng kakakku. Kalau kamu pergi sama siapa datang ke sini?" tanyanya.

"Iya Madrik. Salam kenal, wah kamu anak bangsawan yah, hehehe ... tapi sepertinya kamu tidak pantas berteman denganku, karena aku bukanlah anak yang punya gelar bangsawan. Diriku hanyalah rakyat jelata, aku datang ke sini sendirian menggunakan kapal kecil. Sudah sepuluh hari aku sampai di sini, ibuku memaksakan-ku untuk pergi ke sini karena aku mempunyai sihir dan grimoire," jelas Thron.

Madrik tersenyum manis ketika Thron membalasnya tapi ia kaget, tiba-tiba Thron mengatakan hal yang tidak masuk akal.

"Lah ... kenapa kamu berbicara seperti itu? Aku datang ke sini karena mau berteman denganmu, aku tidak peduli kamu bangsawan atau rakyat jelata yang kuinginkan adalah persahabatan. Jadi kamu tidak usah malu, wah keren sepuluh hari kau menaiki kapal datang berlayar ke sekolah ini," balas Madrik.

"Aahhhh ... maafkan aku, Madrik. Tapi aku berterimakasih karena telah mau berteman denganku. I-iya aku berlayar sepuluh hari sampai di sini," ucap Thron karena merasa bersalah.

Saat mereka mengobrol, tiba-tiba Megalodon datang menghampiri adiknya yang sedang berbicara dengan orang lain.

"Madrik. Yuk ikut kakak ke asrama. Heh ... dia siapa? Teman baru kamu, Madrik. Wah ... semoga kalian menjadi sahabat yang baik," ajak Megalodon.

"Heh ... Kak Megalodon, baik kak. Oh, ini Thron dia berasal dari Desa Muba. I--iya kak kami berjanji akan bersahabatan selalu," balas Madrik.

"Ah ... ehm ... hai kak. Iya, aku barusan saja berkenalan," balas Thron karena kaget.

"Hum, salam kenal Thron. Desa Muba, emang desa itu ada di mana? Sepertinya aku baru tahu," tanya Megalodon.

"Hehehe ... iya kak, nama kakak siapa? Oh desanya terpencil kak. Jauh lagi," balas Thron dengan tersenyum.

"Oh nama kakak Megalodon Diamond, panggil saja Megalodon. Oh yah sudahlah kalau begitu, sepertinya hari sudah mau berganti malam. Madrik, Thron, yok ikut kakak ke asrama," ajak Megalodon.

"Hum, baiklah kak. Salam kenal Kak Megalodon," balas Thron. Kemudian mereka melanjutkan perjalanan menuju asrama.

***
Tidak lama kemudian, kini mereka telah sampai di depan asrama yang tersusun secara sejajar. Selepas itu, mereka masuk ke kamar nomor dua puluh enam.

Praakkk!

Suara pintu terdengar keras. Kemudian, Megalodon menghidupkan lampu kamarnya.

Ceklek!

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang