[128] Bermalam di Pulau Sneakers

9 4 0
                                    

Sepanjang perjalanan ke arah utara, Alex, Clarita, Megalodon dan ketiga temannya tidak juga menemui tanda-tanda mengenai Pulau Sneakers.

Kini siang menyengat telah berganti senja hari, selama berkelana mereka tidak melihat rumah seseorang nan hanya ada hutan belukar.

Tidak lama kemudian, perjalanan mereka pun berhenti karena jalan yang mereka telusuri telah buntu---melihat laut begitu biru, suara ombak tersapu oleh angin---air laut mengenai mereka berenam.

Byur!

Air laut itu sangat dingin---membasahi mereka yang belum mandi selama sepuluh hari, sudah banyak perjalanan mereka lalui ditambah rintangan banyak, dengan hari ini mereka merasakan air tersebut.

Baju dan celana yang basah kuyup, membuat mereka kesulitan karena tidak membawa pakaian ganti, mereka berenam sedikit kebingungan karena tidak menemukan alat kendaraan untuk sampai ke Pulau Sneakers.

"Kak Alex, sekarang kita akan pergi ke mana lagi?" tanya Megalodon.

"Kita akan pergi ke sana, Megalodon. Tapi, kita tidak menemukan kendaraan untuk sampai ke sana," balas Alex seraya menunjuk ke arah pulau yang berbentuk ular itu.

Clarita, Megalodon dan ketiga temannya menoleh bersamaan mengikuti petunjuk Alex ke arah Pulau Sneakers. Mereka berlima pun kaget melihat pulau berbentuk ular, ditambah satu gunung---ke samping ada hamparan bukit yang menghijau nan di bawah diselimuti pepohonan kehijauan dari kejauhan.

"Kak Alex, bagaimana kalau kita naikin kapal awan milik Sky saja, mungkin dengan kapalnya bisa membawa kita pergi cepat ke Pulau Sneakers," ucap Megalodon yang menyarankan sihir awan milik Sky.

"Nah, betul juga nggak sampai kepikiran ke sana. Kalau kita punya kendaraan udara dari Sky, maklum lah dah lupa karena terlalu lama menyerang ratusan nyamuk raksasa, hahaha ...," balas Alex seraya terkekeh dengan pipi manisnya, membuat Clarita semakin terpesona rasanya ingin mencubit pipi Alex.

Usai bercakap-cakap Sky pun membuka grimoire-nya lalu mengaktifkan sihir kapal awan. Kemudian mereka berenam satu-persatu bergantian menaiki kapal awan.

Saat mereka berada di atas kapal awan, Alex, Clarita, Megalodon dan ketiga temannya melihat lumba-lumba yang menari melawan arus ombak ditambah suaranya yang merdu---mereka dibuat mempesona, kemudian ada seekor penyu raksasa juga yang sedang melawan arus ombak dari ketinggian.

Rasanya terlalu puas melihat panorama alam laut biru yang membentang indah, ditambah mereka melihat dasar laut, rumput laut, batu karang nan hewan laut.

Sepuluh menit berlalu, kini mereka telah mendarat di Pulau Sneakers, pulau berwarna hijau diselimuti hewan reptil nan hewan misterius lainnya---seperti terjebak di alam bebas.

Karena telah sampai di Pulau Sneakers, perlahan matahari pun mulai terbenam. Kemudian Alex membujuk Clarita, Megalodon dan ketiga temannya untuk bermalam, hutan yang belukar tanpa cahaya akan berakibat fatal ditambah hewan reptil yang mematikan mulai aktif di malam hari.

"Teman-teman mulai malam ini kita akan bermalam di sini. Sky dan Reynold, kalian semua siapkan kayu-kayu yang ada disekitaran pantai ini, Megalodon temani kakak cari garam di pinggiran laut. Clarita dan Helena, kalau kayu-kayu sudah terkumpul kalian juga buat api," suruh Alex yang telah membagikan tugas.

Mereka berlima mengangguk bersama seraya mengikuti arahan Alex, tapi dipikir-pikir apa yang dikatakan Alex ada benarnya. Setiap malam mereka selalu beristirahat, kalau sudah siang hari dari pagi---ke petang mereka juga aktif untuk berkelana.

Usai berdiskusi kini mereka mengerjakan tugas yang telah beri arahan dari Alex. Sky dan Reynold mencari ranting kayu dengan menggunakan sihir awan milik Sky, kemudian Reynold mengambil ranting kayu dengan tusuk tulangnya satu-persatu nan dipindahkan ke belakang tubuh Reynold sekitaran Pulau Sneakers.

Sedangkan Alex dan Megalodon mencari garam dipinggiran sungai, beserta mencari ikan untuk di makan malam nanti dengan dibakar. Akhirnya Alex berhasil mendapatkan sesuap garam, lalu dilanjutkan menangkap ikan laut yang berukuran lengan tangan sebanyak enam ekor.

Usai mengumpulkan ranting-ranting kayu, Sky dan Reynold datang menghampiri Clarita dan Helena.

"Helena, tolong ambil ranting kayu pada Reynold sekarang juga," suruh Clarita.

"Baiklah, kak," balas Helena.

Kemudian Helena datang menghampiri Reynold, Reynold pun menyodorkan puluhan kayu bakar pada Helena, tapi Helena tidak bisa membawa semuanya.

"Reynold, aku ambil separuh yah dan aku juga minta tolong ambilkan separuh ke hadapan Kak Clarita," suruh Helena.

Reynold mengangguk kepala seraya tersenyum menatap Helena, selepas itu Reynold membawa puluhan ranting dan menyodorkan di hadapan Clarita.

Setelah ranting kayu terkumpul, Clarita mengambil korek kayu yang telah lama ia buat dengan bubuk mesiu, bubuk mesiu ia basuh dengan air garam ditempel pada kayu, lalu ia keringkan di terik matahari yang menyengat.

Krek!

Krek!

Suara gesekan kayu terdengar dua kali, kemudian lampion kecil menyala lalu Clarita menyodorkan ke tumpukan kayu yang telah disusun menyerupai api unggun.

Di saat api unggun menyala, Alex dan Megalodon datang tepat waktu membawa dua tusukan, yang satu tusukan ada tiga ikan laut---dikali dua mendapatkan enam ikan laut beserta sesuap garam yang telah dibungkus, nantinya garam itu akan diumbar setelah membuat lingkaran besar untuk berlindung dari serangan ular dan hewan reptil lainnya.

Selepas itu, mereka membakar ikan laut tersebut selama tiga puluh menit---sampai kecokelatan, Reynold yang berdiri menghirup bau ikan bakar itu, membuat Reynold sangat tidak sabar karena sudah seharian belum makan ditambah perut kosong nan baju yang basah disiram oleh hempasan air laut.

Tidak lama kini mereka berlima menyantap ikan laut itu bersama-sama, Helena yang tidak suka dengan asin perlahan ia memakannya---karena ia tidak mau mati kelaparan, awalnya dari kecil Helena enggan mau makan-makanan asin---trauma soalnya Ibu Helena suka memberikan makanan asin kepada Helena dengan diam-diam.

Usai menyantap makanan, mereka berenam pun kekenyangan, Reynold yang begitu lahap ikan laut perlahan mengantuk---ia tertidur langsung di hamparan pasir, sedangkan Clarita bersama Sky dan Helena hanya bisa tertawa melihat konyol Reynold yang tidur terlentang.

Kemudian sebelum tidur, Alex menyuruh Megalodon untuk membuat
garis dengan menggunakan ranting kayu berbentuk lingkaran besar, agar ular atau hewan reptil lainnya tidak menganggu mereka berenam tidur.

Usai membuat garis lingkaran, Alex pun mulai menghamburkan garam pada garis tersebut dengan perlahan. Selepas itu, Alex menyuruh Megalodon untuk memadamkan api unggun tersebut agar tidak menyambar pada garis lingkaran yang di buat nan mematikan api agar nantinya tidak didekati oleh hewan buas lain yang bukan termasuk bagian reptil, misal singa atau harimau.

Setelah memberikan semua garam pada garis itu. Alex, Clarita, Megalodon dan ketiga temannya tidur bersamaan karena malam telah larut---menanti pagi, agar besok mereka berenam melanjutkan tugas mencari batu sihir milik Megalodon dan Sky.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang