[66] Collaboration

25 8 0
                                    

Di saat lagi mereka berbincang-bincang. Megalodon, Sky dan Reynold datang menghampirinya.

"Baiklah teman-teman terimakasih, atas motivasinya. Aku berjanji akan menjadi pemimpin yang baik buat kalian," ucap Thron yang telah memutuskan menjadi pemimpin.

Madrik dan kedua temannya sangat senang, melihat betapa percaya dirinya Thron. Kemudian mereka bertiga yang sedang berjalan sempat kaget saat Thron berkata semangat itu.

"Wah ... kalian lagi berbicara apaan sih? Seru banget," tanya Megalodon.

Selepas itu, mereka berempat menoleh bersamaan. "Kakak. Oh, kami lagi berunding siapa yang berhak menjadi ketua team di sini," balas Madrik.

"Oh jadi begitu. Heh ... kalian berempat satu kelompok yah. Wow mantap lanjutkan terus, semoga kalian menjadi team yang baik yah. Ngomong-ngomong siapa yang menjadi ketua nih?" tanya Sky.

"Hum ... yang jadi ketua Thron, kak. Iya kak. Anu, nama kakak siapa yah? Biar sopan manggilnya," balas Madrik lalu ia menanyakan lagi pada Sky.

"Wah, yang mana orangnya. Kakak mau lihat. Oh namaku Sky Dormanition," herannya karena penasaran dengan Thron, kemudian ia memberi tahu nama.

"Ini, kak. Oh salam kenal, Kak Sky," balas Madrik sambil menunjuk ke arah Thron.

"Hum ... ok, semangat terus yah Thron. Tolong jagain adikku--Aini," ucap Sky.

"Aahhhh ... baiklah kak. Akan ku ikuti perintah kakak dengan sesuai janji," balas Thron semangatnya.

Kini Sky hanya mengangguk dan tersenyum melihat semangatnya Thron. Megalodon dan Reynold sampai heran melihat tingkat Thron yang sempat berubah. Tapi mendengarkan kata Thron, Megalodon pun merasa takut kalau cinta pertamanya Aini bakalan di ambil oleh Thron.

Namun, Megalodon tidak akan melakukan semua itu. Karena ia tidak mau mencurigai Thron. Sebab Thron adalah sahabat baik Madrik, biarkan hati dan perasaan yang bisa memutuskan.

Usai berbincang. Rombongan Madrik dan Rombongan Megalodon bergegas ke depan meading bersama-sama.

Sampai di depan meading. Madrik dan Megalodon melihat daftar tugas. Tugas yang mereka lihat adalah berburu banteng api di Pulau Gogorzon, tugas pertama yang pernah mereka lewatin. Kemudian, Megalodon memeriksa semua tugas sampai ke bawah yang berada di list kelompok dua.

Megalodon sampai kaget, tugas-tugas mereka dilakukan lagi oleh rombongan Madrik. Tetapi, ada beberapa tugas yang berbeda dari tugas Megalodon lalui.

Melihat kejadian itu. Megalodon, Sky dan Reynold bergegas menghampiri Guru Aokai dengan alasan mengadu tugas yang mereka lalui harus dilakukan kembali oleh adiknya.

Setelah Megalodon dan kedua temannya telah sampai di depan koridor. Lalu mereka masuk ke kantor itu untuk menemui Guru Aokai langsung.

"Guru Aokai. Aku di sini mau menanyakan sesuatu yang penting. Kenapa Guru Aokai memberi tugas lama kami kepada murid baru. Apakah tugas hasil kami lakukan dua tahun kemarin tidak cukup, jangan buat adikku menderita guru," ucap Megalodon. Sky dan Reynold mengangguk juga karena sependapat apa yang Megalodon ucapkan.

Guru Aokai sedang berdiri di depan kaca, memperhatikan alam malah dikagetkan karena kedatangan Megalodon dan kedua temannya.

"Lah ... bapak, nggak bermaksud seperti itu Megalodon. Karena tugas yang kalian lakukan sudah sering dikerjakan kakak-kakak angkatan kamu. Sebenarnya bapak tidak membuat adikmu menderita, kamu mau tau untuk apa bapak mendirikan sekolah sihir di sini. Bapak mau melihat sebatas mana kemampuan kalian dalam memainkan sihir, sejak itulah kenapa bapak menciptakan team. Memang terlihat berat sih, tapi kalau dilakukan bersama-sama dan membantu penduduk di luar sana. Dijamin semua orang menganggap kalian penyihir profesional," jelas Guru Aokai.

"Ngomong-ngomong. Kamu punya adik Megalodon, kenapa kamu tidak memberi tahu Guru Aokai. Di mana adikmu, guru mau lihat wajahnya," ucap Guru Aokai lagi.

Megalodon, Sky dan Reynold hanya diam saja setelah mendengarkan penjelasan Guru Aokai. Apa pun yang dibicarakan oleh Guru Aokai ada benarnya juga. Usai mendengarkan penjelasan Guru Aokai, kini ia malah mengajak ngobrol lagi.

"Hum ... iya Guru Aokai ada satu cowok. Lah sudah dari kemarin dia ada di sini, guru. Sebentar guru aku akan membawanya," balas Megalodon. Kemudian ia pergi ke luar meninggalkan Guru Aokai dan kedua temannya. Sampai di luar Megalodon masih mencari Madrik, ternyata Madrik masih berunding dengan teman-temannya di bawah pohon beringin.

Selepas itu, Megalodon berlari menghampiri adiknya. "Madrik?" panggil Megalodon. Madrik pun kaget lalu ia menoleh ke samping.

"Kakak. Iya kak ada apa?" balas Madrik. Setelah itu, Megalodon langsung menarik tangan adiknya dan pergi langsung meninggalkan teman-temannya.

Thron, Aini dan Raya kini kebingungan melihat Megalodon bertingkah aneh. Aini pun sampai kaget dan heran saat ia melihat lelaki itu. Lalu, Aini kepikiran. 'Sepertinya aku pernah menemuinya deh. Tapi di mana yah.'

Saat Madrik di bawa Megalodon. Thron, Aini dan Raya bergegas menyusul mereka berdua juga. Sampai di ruangan, kini Megalodon masih membawa Madrik di hadapan Guru Aokai. Seolah Madrik mau di eksekusi. Guru Aokai, Sky dan Reynold merasa iba ketika Madrik diseret begitu saja.

"Haduh, kakak. Madrik mau di bawa ke mana, Madrik masih ingin berdiskusi dengan teman-temanku," ucapnya begitu pasrah.

"Guru, ini adikku Madrik. Maaf karena terlalu lama menunggu," ucap Megalodon kepada Guru Aokai.

Guru Aokai dan anak-anak lain memperhatikan kakak adik itu. Guru Aokai malah mengelengkan kepala sambil menahan isak tangis.

"Anakku Megalodon. Lain kali adikmu jangan di buat gitu, kasihan diseret. Coba kamu lihat sebentar dirinya, dia malah pasrah saja dan separuh tubuhnya luka garis-garis," ucap Guru Aokai berusaha menasehati Megalodon.

"Tapi guru. Dia ini adikku. Lah ... astaga, Madrik! Apakah kamu baik-baik saja dek," balas Megalodon. Kemudian ia menoleh dan memperhatikan Madrik bercucuran darah.

Megalodon pun sangat panik. Selepas itu, ia membuka grimoirenya dan mengucapkan mantra sihir penyembuhan menggunakan sihir tambahan tingkat dua.

Cahaya hijau merambat memasuki ke seluruh tubuh Madrik. Thron, Aini dan Raya pun kagum saat melihat cahaya itu dihadapannya. Kini Thron tergila-gila dengan sihir Megalodon meskipun dirinya terlihat aneh, tapi sihirnya sangat luar biasa.

"Wah ... ternyata kalian sering menggunakan sihir khas itu yah, syukurlah kalau begitu Guru Aokai sangat senang melihatnya."

"Iya, guru. Selama menjalankan tugas, sihir ini sangat berguna bagi kami. Terimakasih, guru," balas Reynold dengan tersenyum pada Guru Aokai.

Guru Aokai mengangguk lalu membalas senyumnya Reynold.

"Guru. Maaf apakah tahun ini kami bakalan mendapatkan tugas lagi. Ayolah guru kami tidak mau menganggur begini," ucap Sky.

"Aahhhh ... tugas, bukankah tugas kalian selama dua tahun kemarin selesai semua. Sabar Sky, tunggulah empat tahun lagi. Hari ini adalah tugas adik-adik kamu," balas Guru Aokai.

Kemudian Thron datang menghampiri perbincangan mereka berdua.

"Ekheum ... maaf Guru Aokai, maaf kak. Ngomong-ngomong bolehkah aku dan temanku meminta tolong pada kakak-kakak untuk menyelesaikan tugas kami. Soalnya kami berempat tidak punya kendaraan kak, selama tadi kami berdiskusi juga tidak tahu di mana keberadaan Pulau Gogorzon dan sebagainya," ucap Thron memotong pembicaraan mereka berdua.

"Aahhhh ... hum ... ide bagus tuh. Boleh dek. Guru Aokai tolong bolehin yah, kami tidak mau pengangguran seperti ini," pinta Sky dengan memelas kepada Guru Aokai.

Guru Aokai merasa tertekan ketika melihat ekpresi Sky yang berubah total seratus delapan puluh derajat. Awalnya ia pikir bahwa Sky sangat dingin namun semua itu tidak bisa diharapkan.

"Baiklah. Guru bakalan menyetujuinya tapi ingat tugas ini tidak ada tambahan nilai, karena tugas tersebut berlaku pada rombongan adik-adikmu," balas Guru Aokai menyetujui permintaan Sky.

"Iya, guru. Tidak apa-apa, terimakasih banyak yah," balas Sky karena bahagia. Kini rombongan Thron sangat bahagia, karena keinginan Thron dan Sky terwujud.

'Semoga saja dengan tugas ini, aku bisa belajar dekat sama Kak Megalodon,' batin Thron.

Bersambung ....
Jangan lupa menyertakan komen dan vote, terimakasih.

Invalible Reborn  (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang