(10) saling membutuhkan

6.7K 405 1
                                    

Hai🤗 saya kembali.
Jangan lupa follow!
Ig: wp.alisaolaf
Alisasalsa_1407
Twitter: wp.alisaolaf
Tik tok: wp.alisaolaf
Kalian tim tau cerita SAMUDRA lewat jalur apa nih?

"Jika saya tidak bisa memberikan kebahagian kepada orang lain, setidak nya saya tidak memberikan luka." -samudra darmawangsa

Happy reading

Hujan deras, salwa tidak bisa kemana-mana. Sudah 1 jam yang lalu ia menunggu di halte sekolah. Tapi angkutan umum belum juga datang.

Sebuah notifikasi berbunyi di handphone nya.

Acha: sal, lo udah pulang?
Salwa: belum, gue masih nunggu angkutan umun lewat.
Acha: gue suruh biru jemput ya.
Salwa: gak usah, gue bisa pulang sendiri. Nunggu hujan reda aja.
Acha: atau gak gue coba hubungin samudra deh, biar jemput lo.
Salwa: gak usah ca, gue bisa sendiri. Lagian gue juga ada urusan.

Salwa segera mematikan handphone dan memasukan kedalam saku nya. Ia segera mengakhiri chat itu sebelum acha membalas pesan itu lagi. Salwa bersyukur memiliki teman yang perhatian seperti acha dan lia. Namun kali ini ia benar-benar sebal dengan samudra dan jangan harap samudra bisa menerima maaf dari salwa semudah itu.

"Sendirian aja neng," ucap salah satu laki-laki segerombolan menghampiri salwa.

Salwa menatap segerombolan itu risih, memilih diam tidak menghiraukan.

"Mau di temenin gak?" Ucap laki-laki itu kembali.

Salwa menatap mereka risih, lalu berjalan kedepan sedikit menjauh dari segerombolan itu. "LEPASIN!!" teriak salwa ketika tangan nya di sentuh dari salah satu mereka. "Jangan kurang ajar ya!"

"Lagian neng hujan-hujan gini sendirian. Emang gak ada pacar?"

"Kenapa si ngomong terus! Jangan ganggu saya bisa gak?! Saya lagi emosi nih!" Cetus salwa.

Satu dari mereka berjalan, mendekat ke arah salwa. Sedangkan yang lain nya menunggu, duduk kursi halte.

"BUGH..." satu bogeman mentah mendarat ke arah laki-laki yang menghampiri salwa.

"Pergi! Sebelum saya bikin kalian babak belur di sini!"

"Ini teh pacar nya?" Ucap laki-laki itu, mendadak lugu.

"Pergi!"

Segerombolan laki-laki itu menurut, takut-takut jika benar-benar di bikin babak belur di sini.

Samudra. Ia yang membuat segerombolan mereka pergi. Sedangkan salwa hanya terdiam melihat kejadian tadi.

Mata mereka bertemu, saling menatap. Beberapa detik kemudian salwa lebih dahulu memutuskan.

"Gue anter pulang."

"Gak-"

"Lo mau di ganggu mereka lagi?"

"Gue juga gak takut sama mereka! Harus nya tadi lo gak usah datang."

"Lagian ada kala-nya seseorang butuh waktu sendiri. Gak harus di ikutin terus!" Ujar salwa menirukan nada bicara samudra kala di rooftop tadi.

Salwa berusaha tenang, mengatur deru nafas nya agar kembali normal. Samudra menatap salwa yang menggenggam kuat kedua tangan nya.

"Kenapa?" Tanya samudra mendekat ke arah salwa, lalu menggenggam kedua tangan salwa.

"Lo punya panic attack?" Tanya samudra, khawatir.

Salwa menunduk dan menganguk pelan.

"Lo tarik nafas," ucap samudra berusaha menenangkan salwa. Samudra tetap tenang, ia khawatir jika panik berdampak kepada salwa juga.

SAMUDRA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang