(50) pengakuan sebenarnya

2.9K 200 40
                                    

Holla🙌
Follow (wattpad!)
IG: wp.alisaolaf
TIK TOK: wp.alisaolaf
Coment kalian menambah energi agar segera up🦭
VOTE!♡
♡HAPPY READING♡
.
.
.
.
.
.


"kamu harus banyak istirahat."

"satu lagi, banyak minum air putih," lanjut dokter itu lagi.

seorang dokter memberikan intruksi kepada samudra. agar lebih banyak istirahat dan mengkonsumsi makanan serta minuman sehat.

"susah dok, kasih aja dia suntikan," cetus raska di sebelah samudra.

"saya udah lakuin sebaik mungkin, dok." samudra menghiraukan gurauan raska.

hari ini adalah jadwal samudra untuk periksa ke dokter. sebenarnya jadwal sudah tertulis dua hari yang lalu. namun karena waktunya ia gunakan untuk salwa. jadi hari ini ia baru sempat melakukannya.

raska sendiri memaksa untuk menemani samudra. padahal samudra sudah bilang agar raska tidak perlu ikut menemaninya. ia akan memberikan kabar kepada raska melalu chat, namun raska kekeh ia mau mendengar langsung dari dokter.

"obatnya juga jangan lupa di minum," ucap dokter.

"dok, samudra kadang suka remehin keadaan dia, obat juga suka jarang di minum. lagi, dia nyepelehin keadaan dia banget." raska berujar kepada dokter.

samudra berkali-kali hanya menghela nafas pasrah saat raska terus berbicara tentangnya.

"dia aja gak mau minum obat kalo gak sirup." samudra menatap raska tajam.

"gak dok, dulu emang gitu, sekarang saya bisa minum tablet," ujar samudra membela.

"man—" belum lagi raska menyelesaikan bicaranya samudra sudah menginjak kaki raska sehinga ia langsung diam dan sedikit meritih.

dokter samudra hanya tertawa kecil mendengarnya. selalu seperti ini. saat samudra sedang konsul pasti perdebatan terjadi di antara mereka berdua.

"samudra apa yang kamu rasain akhir-akhir ini?" tanya dokter.

samudra tampak berfikir sebelum menjawab pertanyaan dokter.

"akhir-akhir ini saya sering pusing," jawab samudra.

"mual?" samudra menggeleng.

"banyakin minum air putih, kurangin juga tinggi protein," ujar dokter.

"denger kan sam?" raska menyindir. samudra hanya menghiraukan dan fokusnya mencerna ucapan dokter.

"kalo kamu rajin konsul, dan cuci darah pasti bisa sembuh," ucap dokter tersenyum setelahnya.

samudra tersenyum kecut. "saya gak berharap banyak dok."

"ngomong apa si sam! lo harus sembuh, gue janji bakal terus temenin," lontar raska tidak suka dengan ucapan samudra barusan.

"kalo gitu makasih dok, saya pamit." samudra mengalihkan pembicaraan raska.

dokter mengangguk, dengan membalas senyum. "jangan lupa tebus resep obatnya."

raska tersenyum kepada dokter, setelahnya ia pergi meninggalkan ruangan lebih dulu.

"gue gak suka lo ngomong gitu." raska langsung berucap saat samudra baru saja menutup knop pintu ruangan.

"udah, gak usah bahas itu." samudra malah tertawa pelan.

"manusia pantes untuk berharap, apalagi untuk orang yang dia sayang," ucap raska kepada samudra.

samudra menghela nafas berat, ia mengerti raska sangat tidak suka saat samudra mendahulukan kehendak tuhan.

SAMUDRA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang