(09) sulit, namun tak ingin melepas

8.1K 431 2
                                    

Hai🤗
Jangan lupa follow!
Ig: wp.alisaolaf

Twitter: wp.alisaolaf
Tik tok: wp.alisaolaf

"Mencintaimu itu bagaikan memuluk duri, semakin erat memeluk semakin aku merasakan sakit." -salwa alamanda.

"Mau?" Tawar salwa seraya menyodorkan gulali kepada samudra.

Samudra membuka mulut nya, menerima gulali tersebut.

Sekarang meraka sedang berjalan di jembatan penyembrang jalan, salwa berusaha membujuk samudra agar mau. Awal nya samudra terus menolak ia hanya mengajak salwa makan di luar. Namun bukan salwa jika tidak bisa mengubah pikiran samudra. Salwa bukan ingin makan di restoran yang mahal atau duduk di mobil bersama samudra. Namun ia mau berjalan bersama samudra, melihat jalanan malam yang di penuhi lampu kendaraan.

"Udah dong, jangan marah." Salwa terus saja merayu samudra agar tidak marah lagi kepada nya.

"Hm." Hanya nada yang keluar dari mulut samudra.

"Ih! Kesel deh kalo kaya gini. Di ajak jalan malah berantem gini."

Samudra menghadapkan tubuh nya ke arah salwa. Memegang kedua bahu salwa, gemas. "Gue gak marah,"ucap samudra.

Salwa tersenyum, berjalan kedepan terlebih dahulu. Melihat pemandangan malam dari atas.

Samudra menyusul, berdiri di sebalah salwa fokus nya kini menatap jalan malam. "Lo bahagia?"

Salwa menoleh ke arah samudra yang berada tepat di sebalah nya. "Bahagia, selagi lo terus ada untuk gue."

"Seandainya gue pergi?" Tanya samudra.

"Dunia gue bakalan runtuh," jawab salwa seraya memakan gulali lagi.

"Kita gak akan terus bersama sal," ucap samudra.

"Kenapa? Lo mau tinggalin gue? Lo bakalan pergi sama leya? Atau lo bakalan deket sama perempuan lain?!" Cerocos salwa yang terus saja memberikan banyak pertanyaan kepada samudra.

"Kenapa nggak jawab?" Suara salwa bergetar, seolah-olah ia sangat takut kehilangan samudra.

"Hei, jangan nangis," ucap samudra menggengam tangan salwa, berusaha menenangkan.

"Gue cuma nanya, kedepan nya gak akan ada yang tahu kan?" Tanya samudra.

Salwa memeluk samudra, erat. "Gue gak mau...hiks...gue mau terus...hiks...sama lo," cicit salwa yang menangis di dekapan samudra.

Samudra mengusap halus rambut salwa, memberikan rasa tenang untuk nya. "Gue takut... sendiri... gue gak punya siapa-siapa lagi," ujar salwa.

Samudra mengangkat wajah salwa yang berada di dekapan nya agar dapat ia lihat. "Gue cuma mau lo gak tergantungan sama gue," jelas samudra.

"Gue cuma mau lo bisa bertahan di pertahanan lo sendiri. Tanpa melibatkan siapapun. Termasuk gue. Karena pada akhirnya diri sendiri-lah yang bakalan jadi teman paling setia." Samudra terus saja memberi pengertian kepada salwa.

Salwa terdiam, ia tidak bisa berkata apapun. Tubuh nya bergetar seolah-olah perkataan samudra mampu membuat dunia nya runtuh seketika.

"Gue udah kehilangan semua dalam hidup gue. Dan gue gak mau kehilangan lo, samudra."

Samudra terpaku melihat salwa saat ini, segitu cintakah salwa kepada nya? Ia memeluk salwa dan untuk kesekian kali nya salwa berada di dalam dekapan nya.

"Lo janji gak akan tinggalin gue," tanya salwa.

Samudra menganguk, salwa dapat merasakan anggukan samudra di atas kepala nya. "Janji." Salwa memastikan.

SAMUDRA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang