(47) pengakuan dan salwa

3.3K 193 6
                                    

Holla🙌
FOLLOW!(WATTPAD)
IG: wp.alisaolaf
TIK TOK: wp.alisaolaf
VOTE!
Kalian mau cerita SAMUDRA sampai berapa part?
HAPPY READING♧
.
.
.
.
.
.

"Gue gak akan marah."

Mereka semua menoleh ke arah suara. Betapa terkejut salwa saat melihat samudra sedang berjalan ke arah mereka.

"Gue gak akan marah, tapi raska punya hak untuk marah," ujar samudra.

Samudra sempat bergantian menatap salwa dan biru, namun tak lama ia kembali menatap reno dengan datar.

"Kepercayaan itu penting, tapi lo malah kecewain itu. Padahal raska udah percaya." Terlihat rasa kecewa saat samudra mengucapkan itu.

"Gue minta maaf," lirih reno menatap samudra.

"Lo gak perlu minta maaf sama gue, tapi orang yang bersangkutan," balas samudra.

"Tebus kesalahan lo, bicara sama fakta yang ada!" Samudra mengucapkan kalimat sebelum pergi meninggalkan lapangan.

"Reno, lo mau kan?" Suara salwa pelan, terlihat memohon.

Tidak ada jawaban, reno malah berbalik meninggalkan biru dan salwa di tengah lapangan.

"Salwa, temuin samudra," titah biru.

"Tapi reno gimana?"

"Itu jadi urusan gue," ujar biru mengangguk agar meyakinkan salwa.

Biru melihat pungung salwa yang semakin menjauh. Sangat terlihat sedari tadi wajah khawatir salwa menatap samudra. Bahkan setelah samudra datang tiba-tiba tatapannya hanya terfokus pada samudra.

"Gue gak mau lo sedih," gumam biru memaksakan senyum. "Lo harus bahagia."

♧♧♧♧♧♧

Salwa menyusul samudra di parkiran. Terlihat samudra sedang memakai helm dan segara mengendarai motor.

"Samudra!!" Salwa berlari menghampiri samudra.

Samudra menoleh, membuka helm dan menatap salwa was-was.

"Jangan lari! Licin," marah samudra menghampiri salwa dan memegang tangan salwa.

Bukan menjawab melainkan salwa langsung memeluk samudra. Samudra terdiam menatap salwa aneh.

"Kenapa?" Salwa melonggarkan pelukannya, mendongak menatap samudra.

"Ih! Pake nanya, lo marah sama gue kan?" Wajah salwa terlihat sedih.

"Gue gak marah," ucap samudra dengan kekehan.

"Bohong!"

"Beneran."

"Terus kenapa lo ninggalin gue, terus juga gak ngomong apapun malah diem aja," gumam salwa.

"Gue kira lo ada urusan sama biru, makanya gue langsung pergi," jelas samudra dengan lembut.

"Bukan gitu, urusan gue sama biru ya masalah tadi," ujar salwa memainkan jari jemari samudra.

SAMUDRA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang