Hai🙌
FOLLOW!(wattpad)
TIK TOK: wp.alisaolaf
IG: wp.alisaolaf
Kita bertemu lagi:)
Vote!
Coment yg banyak!
Love you!♡
♡Happy Reading♡
.
.
.
.
.
."Itu mama!" Seru leya heboh, segera salwa membekap mulutnya.
"Diem!"
Keduanya sudah bersembunyi di dapur belakang, mereka hanya dapat melihat dari kejauhan takut-takut jika ketahuan.
"Maap-maap," gumam leya pelan.
"Ada apa ini," lirih rani pada diri sendiri saat melihat semua hiasan di taman belakang.
"Bibi."
"Bibi."
Suara rani terus memanggil bibi, namun bibi sendiri tak kunjung datang.
Salwa dan leya saling menoleh dan tersenyum, keduanya sudah merencanakan agar bibi tidak menyahut saat siapa pun memanggil, terkecuali salwa dan leya.
Terlihat rani sedang menelaah hiasan pada tempat itu.
"Ada apa ini mah?" Tanya surya tiba-tiba muncul dari dalam.
Rani menoleh, "gak tau, di rumah gak ada orang."
Surya mendekat ke arah meja, melihat note bertulis. "Perbaiki sebelum terlambat!"
Note itu membuat surya tersadar siapa kah pelakunya.
Surya berjalan ke arah dimana kursi untuk rani berada, membuka-kan dan mempersilahkan.
Rani sedikit terdiam, lalu menerima.
Setelahnya surya mengambil alih posisi duduk di depan rani.
"Kamu yang siapin semua ini?" Tanya rani kepada surya.
"Bukan, mungkin anak-anak kita."
Rani menghela nafas panjang.
"Mereka mau kita berdamai," ucap surya.
"Damai?"
"Damai dengan keadaan," jelas surya.
"Saya bisa aja berdamai sama keadaan pah, tapi tidak dengan punya hubungan sama orang yang belum bisa menerima saya," ujar rani.
"Saya punya tempat tersendiri, dimana masa lalu saya dan masa depan saya," jelas surya.
"Saya berani jika mengalah, saya juga tidak tau sampai kapan salwa bisa menerima saya." Rani berucap tanpa menatap surya.
"Kamu salah, salwa sudah mulai menerima keadaan, kita mulai semuanya," gumam surya.
"Saya tidak mau memaksa salwa, saya seorang ibu, saya tau bagaimana sakitnya hati seorang anak yang kehilangan ibu," jelas rani tegas.
"Salwa butuh sosok seperti kamu," tukas surya.
"Leya juga butuh seorang ayah," lanjut surya.
"Saya tau, tapi tidak dengan memaksa."
"Kita bisa coba perlahan, semua butuh proses."
"Maaf," lirih rani bangkit dan pergi meninggalkan surya.
Surya terdiam di tempatnya, mengusap kepala prustasi.
Di tempat lain, salwa dan leya saling menatap dan menepuk kepala prustasi.
"Gagal," lirih mereka bersamaan.
"Mama masih belum menerima," gumam leya pelan.
"Kasihan papa," sambung salwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUDRA (Selesai)
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA!! SALWA ALAMANDA. gadis cantik yang memiliki tubuh munggil. Ceria, pecicilan, cerewet itu adalah sifat yang ia miliki. Menjadi pacar seorang samudra darmawangsa adalah keinginan nya dari awal bertemu dengan samudra, saat sudah te...