(51) simpan rasa

2.7K 190 22
                                    

Holla🙌
FOLLOW(WATTPAD!)
IG: wp.alisaolaf
TIK TOK: wp.alisaolaf
Coment!
Vote!
♡HAPPY READING♡
.
.
.
.
.
.

Rasanya pikiran salwa sangat terbebani. Ia senang jika sudah ada penjelasan dari surya, tapi masalahnya sepertinya tante rani kecewa karena mendengar ucapan papanya saat memberikan pengakuan sebenarnya.

Terlebih masalahnya dengan biru, membuat pikirannya semakin mumet.

Salwa baru menyadari perubahan sikap tante rani beberapa hari yang lalu, setelah papa jujur tentang mama, tante rani seperti menutup diri.

"Gue harus gimana dong?!" Ucapnya prustasi menatap dirinya di pantulan cermin kamar.

"Walaupun seharusnya gue senang dengar papa masih sayang sama mama, tapi gue juga gak tega lihat tante rani yang kecewa saat tau bahwa papa belum sepenuhnya mencintai dia."

"Tapi gue harus gimana, bantu cara apa?" Lirihnya dengan wajah tertekan.

"Leya," gumam salwa.

"Leyaa...." salwa segera menemui leya di kamarnya. Berharap leya dapat membantunya.

"Emm, siapa?" Suara leya dari dalam, sepertinya sudah tidur.

"Gue, salwa."

"Ngapain?!" Tanya leya di balik pintu, dengan wajah sewot.

"Bawaan lo sewot mulu! Gue ngomong santai," ucap salwa.

"Gue boleh masuk?" Izin salwa, leya diam tak lama dari itu Ia memundurkan tubuhnya membuka pintu lebih lebar.

"Jadi, maksud kedatangan lo ke wilayah gue apa?" Tanya leya mengangkat dagunya.

"Gue mau minta tolong," ujar salwa yang duduk di bibir kasur milik leya.

Leya menatap salwa dengan sebelah alis yang di naikan. "Gue gak salah dengar, seorang salwa musuh gue yang tidak lain saudara gue sendiri minta tolong?"

Salwa mengangguk dengan wajah datar.

"Gue sibuk si, soalnya gue masih pake otak gue buat ngerjain lo," cetus leya dengan melirik males kepada salwa.

"Barusan lo ngakuin gue saudara, masa gak mau bantu?" Ucap salwa.

"Tiri," tukas leya secepat mungkin.

"Bukannya belakangan ini sikap lo baik ke gue?" Tanya salwa menatap sipit terhadap leya.

"Jangan gr!" Lontar leya secepatnya.

"Ini penting ley," gumam salwa.

"Ley? Sejak kapan lo manggil gue ley?" Tanya leya tidak suka.

"Sejak saat ini."

"Nggak! Don't name is ley!"

"Ley, ya, le. Itu masih nama lo kan?" Salwa menatap leya dengan tangan yang menyilang di dada.

"Terserahhh!"

"Jadi lo nolak bantuan gue?" Salwa bertanya.

"Iya," balas leya membuang wajah kasar.

"Berarti lo mau papa, mama cerai?"

Leya menoleh segera ke arah salwa. "Cerai?!"

"Mereka lagi berantem," ujar salwa.

"Kok bisa? Jangan-jangan karen-"

Salwa segara menutup kasar mulut leya.

"Ih! Lo kira mulut gue dol, main tutup-tutup aja." Leya menepis kasar tangan salwa.

SAMUDRA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang