(21) permintaan maaf

6.1K 291 2
                                    

Holla bestie🤞
Jangan lupa follow(wattpad juga)
IG: wp.alisaolaf
TIK TOK: wp.alisaolaf
TWITTER: wp.alisaolaf
Jangan lupa vote☆☆☆☆☆

Happy reading♡

"Terkadang kita harus belajar menghargai sebelum kepergian menjelaskan apa itu arti kehilangan."
-salwa alamanda

"Makasih udah anterin gue pulang," ujar salwa seraya tersenyum kepada biru.

"Lo habis nangis aja senyum nya masih manis." Biru menggoda salwa.

"Apaan si ru! Sejak kapan lo jago gombal."

"Besok gue jemput mau?" Biru menawarkan.

Salwa terdiam, masih mempertimbangkan ucapan biru.

"Gimana?" Tanya biru.

Salwa mengangguk sebagai jawaban.

"Kalo gitu gue pamit," ucap biru berjalan memasuki mobil.

Biru kembali menoleh melihat ke arah salwa. "Satu lagi. Jangan sedih."

Salwa tersenyum kecil. "Hati-hati."

Tak lama setelah mobil biru pergi, sebuah motor besar masuk ke halaman rumah salwa.

Samudra. Ia sangat kenal bahwa itu adalah motor samudra, dan tenyata benar samudra membuka helm nya dan berjalan menghampiri salwa.

Salwa bergegas pergi ke dalam rumah, namun samudra berhasil mengejar dan menghalangi salwa untuk masuk.

"Kenapa lagi?! Lo mau ketemu leya? Biar gue bantu panggil." Salwa berucap di hadapan samudra dengan suara keras.

"Gue minta maaf, gue gak tau kalo leya tiba-tiba masuk ke kamar gue."

Salwa tersenyum remeh. "Dan gue percaya?"

"Tadi gue lagi tidur, tiba-tiba leya pegang wajah gue. Gue gak tau kalo leya ada di kamar gue," ucap samudra berusaha menjelaskan kepada salwa.

"Terus kenapa lo gak kasih tau gue kalo sakit?!"

"Kenapa gue harus tau dari orang lain." Salwa berucap keras kepada samudra.

"Mendingan lo pulang, istirahat."

"Gue minta maaf," ujar samudra menatap salwa.

"Gue mau kedalam, ada beberapa tugas yang harus gue kumpulin besok," ucap salwa pergi masuk meninggalkan samudra.

Samudra terdiam, menatap sendu kepergian salwa.

Salwa menutup pintu, beralih berjalan ke arah jendela melihat samudra yang masih setia berdiri di sana.

"Maaf samudra, gue terlalu sakit kalo terulang lagi. Seandainya gue maaf-in lo dan terulang kembali. Gue benar-benar gak sanggup. Gue butuh waktu," ucap nya lirih memperhatikan samudra dari dalam sana.

Samudra sendiri masih setia berdiri di sana. Langkah nya ragu untuk pulang jika belum mendapatkan maaf salwa. Ia tau mungkin ini salah nya harus nya tadi samudra mengusir leya. "Bego! Kenapa gue gak tau leya di kamar gue," desis nya menggerutuki diri sendiri.

SAMUDRA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang