(05) cemburu

11.3K 571 1
                                    

Hai🥰
Jangan lupa follo!
Ig:wp.alisaolaf
Jalur mana ni?
Tik tok or mandiri?
Happy reading

Mencintaimu itu adalah kesempatan berharga dalam hidup ku. Tetapi di cintai oleh mu adalah sebuah dongeng yang tak pernah menjadi nyata.
salwa alamanda

"Samudra makasih udah mau nganterin kemarin," ucap salwa di depan samudra yang sedang berada di ruang lab ipa.

Samudra hanya bergumam kecil.

Hari ini samudra harus menyelesaikan beberapa penelitian di lab ipa yang kemarin tertunda bersama leya. Sedangkan salwa hanya mengikuti samudra dari kelas samudra 12 ipa 1 sampai lab ini. Di sepanjang koridor ia mengejar samudra tetapi samudra tidak menghiraukan nya dan berhentilah di lab ipa.

"Gue mau ngerjain sesuatu. Tolong jangan ganggu gue."

"Emang nya salwa ganggu?" tanya salwa pada diri sendiri. "Salwa di sini juga mau sambil belajar, biar nanti kalo giliran salwa yang ke lab ipa udah ngerti," ujar salwa.

"Ini bukan giliran lo."

"Tapikan di kelas gue lagi kosong. Dari pada diam ga jelas lebih baik di sini kan?," salwa masih berusaha menjelaskan sedangkan leya sedari tadi hanya memperhatikan interaksi mereka. "Gak pa-pa sam. kalo salwa mau belajar bareng di sini," bela leya, sebanarnya leya sendiri kesal jika salwa ada di sini. Tapi tidak mungkin jika leya bersikap kasar di hadapan samudra.

"Lo keluar dulu."

"salwa ga bakal ganggu kok," ucap salwa lalu menarik kursi agar dapat tenang. Tidak mengganggu.

"Lo bisa cerna gue ngomong ga si?!" Suara samudra meninggi. Membuat salwa dan leya sama-sama terkejut. "Otak lo masih berfungsi kan? Telinga lo juga bisa dengerkan?" Cetus samudra.

Salwa bangkit dari kursi. "Iya... masih berfungsi kok. Maaf... gue mau keluar kok," ujar salwa kecewa.

Salwa berjalan menelusuri koridor. Kesal? Sudah pasti. Selalu di berikan harapan oleh samudra. Kadang perhatian, kadang juga cuek bahkan bersifat nyebelin kaya tadi. "Gue pacar nya bukan si?"

******
Samudra berjalan di sepanjang koridor menuju rak penyimpanan barang-barang khusus anak basket. Samudra baru saja selesai latihan basket. Dengan baju basket yang masih ia kenakan serta rambut yang berantakan karena keringat menambah ketampan samudra. Bahkan siswi yang masih berada di sekolah takjub melihat samudra saat ini.

"Wey," panggil raska yang berjalan ke arah samudra bersama beberapa teman basket mereka.

Samudra hanya menoleh tanpa membalas. "Sok iye lu," ujar fajar yang kesal merasa di cuekin.

"Tahan-tahan ye salwa punya pacar kaya lu. Yang cuek kaya bebek. Untung dia masih mau sama lo," ucap zero menimbrung.

"Kalo dia putus dari salwa pasti banyak yang naksir, kalo lu jangankan putus punya pacar aja kaga," cetus raska meledek zero.

"Jangan gitu dong, gue gini-gini lagi berjuang nih."

"Berjuang bapak lu beruang! Lo tuh playboy akut mana mau cewe sama cowo medelan lo ga bisa setia," adit menambahkan.

"Kali ini, kalo gue bisa dapetin luna gue bakalan setia hanya untuk neng luna seorang," janji zero.

"Setia? Setiap tingkungan ada?" adit menambahkan.

"S..E..T..I..A, berpegang teguh untuk hanya untuk neng luna," tekan zero lagi.

"Dari pada lo, cinta beda keyakinan. Berjalan salah berhenti juga ga mudah," ucap zero kepada raska.

SAMUDRA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang