(54) selalu ada maaf

2.5K 186 20
                                    

HOLLA🙌
FOLLOW(WATTPAD!)
IG: wp.alisaolaf
TIK TOK: wp.alisaolaf

PENUHI COMENT KALIAN DI SINI!!
HAPPY READING♡
.
.
.
.
.
.

"30 menit gue nungguin lo!" Ketus leya saat salwa datang.

"Iya, iya, maaf," cicit salwa, ia mengakui kesalahannya.

"Lo dari mana aja si, giliran gue lagi butuh aja lo gak ada, tapi gil—"

"Iya, maaf leyaa, gue juga udah secepat mungkin ke kamar lo," jelas salwa menutup mulut leya, menghentikan bicaranya.

Tadi saat salwa sedang di rumah samudra, leya mengirim sebuah chat kepada salwa agar pulang dan menemui leya di kamarnya.

Walaupun saat ini salwa memang telat datang, ia sudah secepat mungkin agar datang menemui leya.

"Lo pacaran mulu," lirih leya malas.

"Iri bilang!" Lontar salwa, bercanda.

"Iri?!"

"Bercanda gue," balas salwa segara. "Gue kan bersih-bersih dulu, lagian lo mau ngapain buru-buru amat."

"Ih! Lo gak tau perasaan gue sekarang," rengek leya.

"Yaaa, perasaan lo lagi kenapa?" Tanya salwa. "Gue cape banget kebetulan," sambung salwa seraya menyenderkan tubuhnya di kasur leya.

"Boleh kan?" Tanya salwa memastikan. Leya hanya memutar bola mata malas tanpa mengatakan apapun.

"Perasaan lo kenapa tadi?" Tanya salwa kembali ke topik.

Leya menggaruk tengkuk sengaja, "gue kagum sama seseorang."

"Hah, serius orang kaya lo bisa kagum!" Protes salwa terkejut.

"Emang gue kenapa si, kayanya gak boleh banget."

"Bukan! bukan gak boleh, tapi aneh aja lo kagum sama orang," ucap salwa.

"Dia baik aja, tapi gue belum suka, tapi perasaan guee... ah! Gak tau deh," ujar leya prustasi sendiri.

Salwa menatap aneh akan tingkah leya.

"Siapa emang?" Tanya salwa.

"Lo gak perlu tau!" Larang leya.

"Hah! Gimana? Gue gak boleh tau, tapi lo cerita."

"Gue cuma cerita sebagian, tapi lo gak perlu tau semua," jelas leya memperingati salwa.

"Gak bisa, gue harus tau dulu orangnya," protes salwa.

"Siapa lo?!" Lontar leya melirik salwa.

"Kakak, mau apa!" Leya di buat terdiam oleh ucapan salwa.

"Gak usah, lo cuma boleh tau perasaan gue sekarang aja, gak lebih!"

"Biar gue mikir sendiri." Salwa meletekan satu tangan di dagu, seolah fokus akan aksi memikirnya.

"Sonu?" Leya menggeleng.

"Rafael?" Leya kembali menggeleng.

"Raja?" Lagi, leya menggeleng, sudah malas.

"Udah deh, lo gak bakal bisa tebak," yakin leya kepada salwa.

Salwa kembali memfokuskan pikirannya.

"Samudra!" Seru salwa setelahnya.

"Eh! Enggak," tukas leya segera. "Ngapain gue suka sama pacar orang," sambungnya.

"Lagian bukannya lo suka sama samudra?"

SAMUDRA (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang