42.

127K 9.7K 1K
                                    

"Boleh enggak kali ini aja aku egois. Only this time..."

"Kok nangis sih syaa, jangan nangis." saat gadis itu menangis Argan langsung memeluk gadis itu.

"Cup cup cup, udah jangan nangis lagi ya sayangg.." ucap Argan sambil menenangkannya.

"Mau banget FK?" Gadis itu menganggukan kepalanya di dada bidang Argan.


Setelah gadis itu menangis ia baru tersadar sepertinya ia sangat egois selama ini. Ia terlalu fokus dengan apa yang selalu ia inginkan tapi tidak pernah memikirkan keinginan Nasya. Dan Nasya sudah sering mengalah untuknya tapi ia belum pernah mengalah untuk Nasya.

"Ya udah kalo lo emang maunya FK in syaa Allah gue iklas. Tapi kalo berubah pikiran kasih tau aja yaa nanti gue yang urus semuannya." Argan membelai kepala Nasya penuh sayang.

"Maaf yaa kalo gue tadi ngebentak lo. Gue cuman kebawa emosi. Dimaafin yaaa?" Nasya diam saja ia masih terisak.

"Kok gak dijawab? Dimaafin gak?" Argan melonggarkan dekapannya lalu menatap wajah istrinya.

"H-hmm. Iya." Setelah itu gadis itu melanjutkan tangisannya di dekapan Argan.



Argan tertawa melihat tingkah istirnya yang menurut sangat manis itu dan tiba-tiba saja saat mereka berdua sedang berpelukan ala teletabis seseorang datang membuka pintu.


CEKLEK



"kak Argan sama kak Nasya ngapain?" Tiba tiba saja Fanny masuk kedalam kamar.


Nasya yang mendengar suara Seseorang datang langsung melepaskan pelukanya pada Argan. Tapi belum sempai ia melepaskanya Argan sudah menahannya terlebih dahulu.


"Fan bisa keluar dulu enggak. Nasya lagi sedih gak mau di ganggu." Ucap Argan sambil menahan tangan Nasya yang ingin melepaskan pelukan mereka.


"Gue tutup yaa." Karna Fanny tak kunjung pergi akhirnya Argan sendiri yang menutup pintu tersebut dengan posisi masih memeluk Nasya.



"Kenapa?" Tanya Argan saat melihat wajah Nasya yang merah padam.
"M-malu." Argan tertawa mendengar jawaban Nasya barusan, sepertinya ia malu karna terciduk sedang pelukan.

***

"Jujur gue juga enggak tau ca" saat ini Nasya sedang bertelponan dengan kakaknya Winda. Ia meminta pendapat oleh Winda.

Jujur di satu sisi Nasya ingin jadi dokter cuman disisi lain ia seperti orang yang saat egois jika tidak menuruti omongan suaminya.

"Kalo gak turutin lo jadi istri durhaka, walaupun Argannya udah bilang gakpapa. tapiii disisi lain Dokter itu impian lo dari kecil.."




"Tau ah ca! Masalah rumah tangga lo lebih berat dari rumah tangga gue yang udah 3 tahun." Ucap Winda yang sudah bingung.

"Tapi ca ada benernya juga sih kata Argan. Kalo lo masuk FK kan sekolahnya lama belum lagi lo koas dua tahun, nah habis itu lo masih dokter umum. Kalo lo mau lanjut spesialis lagi hitunglah tambah enam tahun lagi. Jadi totalnya dua belas tahun."


"Tapi tau ah ca! Gue bingung juga. Masalah lo ribet banget pusing gue. Lo solat istikharah aja udah sya minta petunjuk Allah." Akhirnya winda nyerah sendiri.

"Iya juga ya kenapa gak kepikiran dari tadi." Monolognya.

"Ini sekarang Argan dimana?" Tanya Winda.
"Kamar mandi."
"Owhh... ya udah deh ca gue ngantuk udah jam 11 nih sini. Bye Assalammualaikum."

ARGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang