71.

92.1K 9K 6.7K
                                    

"lo serius mau cerai sama Argan lo jangan gegabah deh ca inget lo lagi hamil..."
"In syaa Allah yakin."

"Terus Argan gimana di setuju?"
"Enggak dianya gak setuju, tapi gue gak perdulu yang penting gue cerai."
"Lo yakin banget mau cerai? gak mau mikir mikir dulu. Ya walaupun gue tau kesalahan Argan itu banyak bengat tapi coba lo pikir pikir dulu deh ca lo sama Argan tu mau punya anak, biarpun lo cerai sekalipun sama Argan hubungan kalian berdua gak akan pernah putus." Nasehat Winda.

"Kenapa gituu?"
"Ya iya lah lo kan bentar lagi mau punya anak jadi otomatis lo sama Argan gak akan bisa main cerai gitu aja."
"Kok gitu sih!"
"Ya emang gitu, diatara kalian berduakan ada anak entar."
"Gue gak mau ah kalo kaya gitu!"
"Ya terus lo maunya gimana..."

Nasya berpikir sejenak. "Ya intinya setelah cerai gue gak mau lagi ketemu sama dia. Gue kabur aja kalo kaya gitu. Labis lahiran gue kabur aja keluar kota." Jawabnya yang terdengan sudah sangat bulat.

"Maksud lo, lo mau pisahin Argan sama anaknya?! Gila lo ca!" Ucap Winda yang mendapat deheman dari adiknya itu.
"Lo mau kena omel mama hah! Lo jangan gila deh ca!" Ucap Winda yang tak dihiraukan oleh Nasya.

"Istigfar caaa... dosa lo pisahin anak sama bapaknya. Lagian juga Argan ada hak atas anak yang lo kandung jadi lo gak bisa seenaknya kaya gitu."

"Ck ya terus gimana... Udahlah bahas yang lain aja lagian gue baru jalan tiga bulan juga masih lama, belum lahir lagi nanti lah dipikirin lagi yang penting pisah aja dulu."
"Lah justru karna belum lahir itu yang harus dipikirin." Nasya terlihat terdiam ia bingung.

"Lo gak kesian sama Argan hah, kalo dipisahin sama anaknya."
"Gak." Jawabnya kelewat selow.

"Sumpah ni anak batu banget kalo dibilangin! Ya udah deh kalo lo gak kesian sama suami lo setidaknya lo kesian sama anak lo, lo bayangin entar kalo dia besar dia gak ada bapaknya terus belum lagi kalo dia tanya bapaknya mana lo jawab apa?"

"Bilang aja bapaknya dah mati." Jawabnya dengan nada kesal.

"Astafirullahalazim bener bener deh ni anak. Istigfar ca... lo kemasukan jin apa." Tak pernah sebelumnya Winda melihat adiknya segila ini, ini seperti bukan adiknya.

"KAK CACA!" Saat Nasya sedang asik bertelponan dengan kakaknya tiba tiba saja Faiz memanggilnya dari bawah.

Ya, setelah pulang dari rumah sakit kemarin Nasya memutuskan pulang kerumah mamanya ia tidak mau lagi di apartmentnya, ia takut kejadian tempo hari terulang lagi saat Leo menculiknya.

"Ya udah deh kalo kaya gitu nantilah gue pikirin lagi. Gue tutup ya Assalammualikum..." ucapnya setelah itu bergegas keluar kamar.

Saat ia menuruni tangga ia berselisihan dengan Faiz yang sepertinya hendak mendatanginya kekamarnya. "Kenapa iz?" Tanyanya.

"Itu tu ada kak Argan didepan dia carin kak Nasya." Nasya merotasikan matanya.
"Ck, bilangin aja gue lagi tidur. suruh pulang aja." Jawabnya setelah bergegas balik menaiki tangga.

Baru beberapa langkah Nasya berjalan Faiz sudah memanggilnya lagi. "Udah 2 jam kak di bawah."

"Bodo." Nasya tak menghiraukan ucapan adiknya ia tetap berjalan menaiki tangga. Baru saja ia ingin masuk kedalam kamar tiba tiba mama Linda berada dibelakangnya dan menatap Nasya lekat.

"Nasya temuin dulu kesian Argan, dia nungguin dari tadi." Bujuk mama Linda.
"Gak mau maa Nasya mau tidur." Tolaknya yang langsung masuk kedalam kamarnya.

"Kakak kamu susah banget dibujuknya." Ucap Linda saat melihat anaknya itu masuk begitu aja meningingglkannya dan Faiz.
"Ya gimana keturunan mama."
"Enak aja kamu."
"Emang iya yaa..."

ARGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang