"Sorry gue gak bisa bantu ini udah keputusan ayah kalo lo mau ketemu sama kak Nasya langsung aja urusan sama ayah." Tolak Farel lalu pergi bersama Kiara meninggalkan Argan sendirian.
Argan terus berfikir keras ia tidak mau tau pokoknya ia ingin bertemu Nasya, ia ingin mengecek keadaan istrinya itu.
Berpuluh puluh kali panggilan masuk ke ponsel milik Tama tapi tak sekalipun panggilan itu ia jawab. Ia sangat kecewa kepada anak sulungnya itu. bukankah Argan sudah dikasih tanggung jawab menjaga Nasya namun kenapa ia lalai. Ia tidak bisa membayangkan jika Linda telah pulang dari kuar kota dan tau jika anaknya kesayanganya celaka karna ulah anaknya itu.
Beberapa menit berlalu ponsel Tama sudah tidak berdering lagi, tapi ponsel istrinya yang sekarang malah berdering. "Jangan di angkat." Ucap Tama tegas. Ia sudah tau pasti orang yang menelpon itu Argan.
"Kesian tapi, mungkin Argan khawatir sama Nasya." Ucap Giselle yang tak tega pada anaknya itu.
"Biarkan saja, biar dia tau rasa. Dia duluan yang menelantarkan istrinya.""Mungkin argan-" ucap Giselle terlotong.
"Kamu jangan belain anak itu terus! Kamu gak liat gara gara dia Nasya jadi seperti ini. Kalau dia memang masih tidak bisa menerima perjodohannya dengan Nasya ngomong baik baik biar kita kembalikan Nasya dengan keluarganya bukan malah menelantarkannya!" Potong Tama.
Tama terlihat saat kesal wajahnya memerah padam. Sementara itu Nasya terlihat bersalah, ia tidak bermaksud membuat ayah Tama dan bunda Giselle berkelahi ia memberi tau perbuatan Argan agar ia lebih mudah bercerai dengannya. Sungguh ia tidak bermaksud sama sekali.
Fyi Nasya sudah memberi tau semua yang Argan lakukan padanya, Argan yang meningglkanya sebulan terakhir, argan yang tak mau menemaninya cek kandungan, ia yang diculik, semua ia beritahu pada orang tua Argan.
Tiba tiba saja saat Tama dan Giselle sibuk berdebat terdengar suara ceklekan pintu dan disana terlihat seseorang yang tengah menatap kearah mereka bertiga. Dan orang itu adalah Argan.
Entah bagaimana ia bisa masuk kesini padahal Tama sudah menyuruh suster atau pun resepsionis untuk merahasiakan keberadaan menantunya ini.
Tama menatap anaknya yang tengah berdiri didepan pintu. "Ngapain kamu kesini?!"
"Argan mau ketemu istri Argan, yah" jawabnya yang langsung dapat tamparan keras dari ayahnya.
PLAK
"Setelah semua yang kamu lakukan masih berani kamu menemui Nasya. Kamu gak punya malu hah!" Teriak Tama lantang.
"Argan cuman mau ketemu istri Argan apa yang salah??" Jawabnya.
"Kamu tanya apa salah mu? Kamu memang gak ada otak! Kamu gak liat itu istri kamu, masuk rumah sakit gara gara kamu hah!""I-ini bukan 100% salah Argan yah ini-
"KAMU MASIH BILANG INI BUKAN SALAH KAMU HAH! INI SEMUA TERJADI KARNA KAMU MENELANTARKAN NASYA!" Potong Tama."Kalau memang kamu tidak bisa menjaga Nasya dan janin yang ia kandung ngomong! Jangan malah menelantarkanya."
"Maaf yah, Argan gak maksud nelantarin Nasya..."Argan berjalan mendekati Nasya ia menggenggam tangan istrinya itu dan berkata. "Sayangg maafin aku yaa... maaf aku telat jemput kamu, maaf aku nelantarin kamu, maaf atas semua perbuatan aku..." tak terasa air matanya mengalis saat menatap manik mata istri cantiknya itu.
Nasya menepis tangan tersebut, ia memalingkah wajahnya kearah jendela.
"Operasi kamu lancarkan tadi...? Kepala kamu udah gak sakit lagi kann? Baby kita baik baik aja kan...? Dia sehatkan sayang..."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGAN
Teen FictionArgan alfajar seorang pemuda tampan dijodohkan dengan seorang gadis bernama Nasya Aisyah Evalina gadis berhijab yang cantik,sopan, santun, solehah, dan penurut berbanding terbalik dengan Argan sang suami yang bersifat kasar, arogan, urak urakan, ker...