Jam sudah menunjukan pukul tiga dini hari. Sejak 10 menit yang lalu Argan telah terbangun dari tidurnya, lelaki yang biasanya bangun siang itu tak ingin menyia nyiakan kesempatanya untuk memandangi wajah sang istri yang sudah jarang ia lihat sedekat ini. Bulu mata yang lentik, hidung yang mancung dan bibir yang merah alami
Argan menatap lekat wajah Nasya yang sedang tertidur lelap. Wajah mereka benar benar sangat dekat, hanya berjarak beberapa senti saja.
Argan bahagia sekali rasanya dapat melihat wajah cantik istrinya ini setelah sekian lama, ia benar benar bersyukur terutama kepada baby yang ada didalam perut istrinya itu. Berkatnya ia bisa bertemu dengan Nasya dan bisa sedekat ini.
Lelaki itu mengusap perut wanita didepannya sambil berbisik. "Makasih yaa sayang gara gara kamu papah bisa deket sama mama" Ucapnya dengan senyum yang mengembang.
"Enghh..." saat Argan mengusap usap perut wanita tersebut, ia bergerak. Tidurnya menjadi terusik karna ulah Argan, tapi untung saja wanita itu tidak terbangun ia malah bergerak mencari posisi ternyamanya yaitu didalam dekapan Argan.
Sementara itu Argan membelalakan kedua matanya saat dengan tiba tiba Nasya memeluknya dan menghilangkan jarak diantara mereka. Pipi mereka saling menempel dan itu membuat jantung Argan benar benar berdetak abnormal dibuatnya. Argan dapat merasakan kedua pipinya yang memerah padam.
"Shit." Umpatnya.
Untung saja Nasya tidak terbangun kalau tidak ia tidak tau lagi seberapa malunya Argan. Memang Argan tak terbiasa jika dipeluk duluan oleh Nasya, pasalnya kan dulu Nasya memang jarang sekali memeluknya paling paling Argan yang sering.
Antara perasaan gembira, deg degan, malu, semua bercampur aduk. Argan membalas pelukan Nasya.
"Sayangg aku harap kita bakalan kaya gini terus sampai seterusnya..." ucap Argan sambil mengecup pipi Nasya yang tengah tertidur pulas.
.
.
.
Pelan pelan kesadaran wanita cantik itu kembali. Ia membuka matanya perlahan, dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah tampan milik Argan, yang tengah menatapnya lekat.
"Udah bangunn?" Nasya menganggukkan kelapanya sambil mengusap matanya.
Jujur saja ia terkejut karna mereka berdua yang saling berpelukan, dan dapat ia disimpulkan bahwa ia yang terlebih dahulu. Ia jadi merasa tidak enak memeluk Argan sembarangan, Ia tidak sadar jika ia melakukan itu.
"Maaf." Nasya bangun dari tidurnya lalu melepaskan pelukannya pada Argan.
Dengan sangat terpaksa pun Argan melepaskan pelukanya juga pada tubuh mungil istrinya itu. "Minta maaf kenapa??"
"Iya aku kan udah peluk kamu sembarangan."
"Gapapa kali sayangg, kamu bebas mau peluk aku semau kamu, cause I'm yours." Ucap Argan dengan disertakan senyum yang sangat meneduhkan itu.Nasya hanya bisa terdiam mendengar tutur kata Argan barusan. Dan karna ucapan Argan barusan suasana menjadi hening dan awkward.
Nasya memutuskan berdiri dari atas kasur dan bergegas untuk bangun.
"Eh mau kemana...?" Tanya Argan yang melihat Nasya beranjak dari kasur.
"Aku mau tahajud, masih sempat waktunya." Jawabnya sambil menatap jam dinding.Argan yang mendengar jawaban Nasya barusan ikut bangun dan berajak dari kasur. "Bareng sama aku yaa.. aku yang imamin."
"Bisa?" Bukan ingin meremehkan Argan tapi Nasya memang tak bernah melihat Argan salat tahajud, apa lagi untuk mengimaminya. Nasya haya pernah melihat Argan salat fardhu tapi tidak dengan tahajud.
![](https://img.wattpad.com/cover/281271996-288-k309484.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGAN
Teen FictionArgan alfajar seorang pemuda tampan dijodohkan dengan seorang gadis bernama Nasya Aisyah Evalina gadis berhijab yang cantik,sopan, santun, solehah, dan penurut berbanding terbalik dengan Argan sang suami yang bersifat kasar, arogan, urak urakan, ker...