11.

155K 11.3K 46
                                    

Jam 20:17 Anak anak Nevelas sebagian sudah banyak yang pulang maklum inikan malam minggu jadi banyak yang pada jalan sama cewenya kecuali yang jomblo ya mereka pada nongkrobg di basecamp.

"Barom lo mau balik juga?" Tanya Irzan.
"Iya anggel udah nunggu."

"Gini benget punya ketua bucin tingkat akut. Males ah semuanya pada malam mingguan gue juga balik deh." Ucap Irzan.
"Yaelah semua aja balik anjir. Lagian lu mau ngapain pulang sih Zan, paling rebahan doang lu." -Jupiter

"Jalan lah gue sama bunda gue. Okey bye Assalammuaikum epribadih." Irzan bangkit lalu ia menyusul Barom.

"Waalaikumussalam." Beginilah suasana basecamp Nevelas kalo weekend kalo ada problem aja semua pada nangkring kalo lagi adem ayem ya semua paling ke basecamp bentar doang.

Argan masih menunggu balasan chat dari Nasya. Sejak tadi chatnya tak kunjung dibaca juga dengan gadis itu membuatnya geram apa sebenarnya yang dibuat orang itu, sampai akhirnya Argan berdiri ia sudah sangat kesal.

"Mau kemana lu bang?" Tanya Ahrul.
"Cabut gue. duluan semuanya." Argan pergi meninggalkan basecamp.

"Sedih amat jadi jomblo." Gerutu Hendry, memang nasib.

Sesampainya Argan di mobil ia menelpon Nasya ingin menanyai keberadaan gadis itu.

"Halo Assalammuaikum...  iya kenapa gan?" Terdengar susra lembut gadis tersebut di sebrang sana.

"Lo dimana sih dari tadi?! Gue chat gak dibalas ngabarin juga enggak, gue bilangkan kan tadi kabarin gue. Lu lupa hah sama gue!"

"Iya maaf gan tadi keasikan."
"Kali ini gue baik ya sama lo, oke gue maafin. Ini gue otw jemput lo." Ucap Argan sambil menjalankan mobilnya.

"Enggak! Gak usah gan."
"Kenapa?" Tanya Argan dengan suara tegasnya.
"Gue nginep ya kaya biasa." Ya Nasya memang biasa nginep sini kalo habis jalan sama keluarganya dan Argan tak memasalah katanya 'bagus lo pergi aja sana lama lama seneng gue.' Ujar Argan kala itu.

"Gak ada pulang sekarang."
"Iho gak mau gan kali ini aja. Lagian udah lama gue gak nginep."
"Gak ada gue gak mau tau. Siap siap lo gue dateng kita pulang."
"Tapi gue masih nonton film sama kakak gue sama Kay-"

"Gue gak terima penolakan!" Final Argan lalu ia mematikan banggilan sepihak.

"Tau ah." Sementara di sebrang sana Nasya terlihat kesal, rasanya ia ingin marah pada Argan tapi tak berani. Argan biasanya sudah tau kalo Nasya jalan sama mamanya pasti dia nginep dan selama ini Argan gak papa malah dia seneng.

"Kenapa ca?" Tanya Mamanya saat melihat wajah kesal anaknya setelah mengangkat telpon.
"Enggak papa ma Argan telpon tadi." Jawabnya berusaha bertingkah biasa saja.
"Ohhh kamu gak ajak Argan kesini?"
"Iya ma nanti katanya dia kesini." Jawab Nasya lalu melanjutkan aksi nonton filmnya bersama keluarganya.

.

.

.

TING TONG

"Biar gue aja" Nasya berdiri membukakan pintu ia tau paling yang dateng Argan. Dan ternyata benar laki laki itu yang datang.

"Ayo pulang." Ucap lelaki itu dingin.
"Argan gue mau nginep sini Boleh ya pliss.... lagian udah lama gue gak tidur sini." Mohon Nasya

"Enggak! Pulang." Ucap lelaki itu penuh penekanan.
"Lo kenapa sih gan, biasanya boleh.... Lagian juga gue kalo dirumah gak ada temennya." Nasya berusaha membujuk Argan selembut mungkin ia takut Argan ngamuk.
"Gue bilang pulang pulang anjing! Lu dikasih hati minta jantung ya."

"Astagfirullahalazim gan jangan teriak teriak nanti yang lain denger." Nasya cemas jika keluargannya mendengar bahwa Argan sering membentaknya habislah dia.
"Lo duluan bangsat. Makannya kalo gue ngomong nurut aja kenapasih, gak usah ngebantah gue."

"Ya udah iya gue pulang tapi boleh gak gue selesaiin nonton film dulu didalam sekalian lo masuk dulu, pamit sama yang lain."
"Hmm" Argan pun mengikuti Nasya dari belakang menuju ruang tengah yang terdapar keluarganya Nasya.

"Assalammuaikum ma." Argan mencium tangan mertuannya lalu kak Karin dan winda.
"Waalaikumussalam Argan apa kabar?"
"Baik ma.."

"Bang, is." Lalu ia bertos ala laki laki dengan Rama, Dewa dan Faiz.
"Kayla salim sama uncle." Ucap Rama menyuruh Kayla salim pada Argan.

"Halo unclee..." gadis kecil berusia 5 tahun tersebut berdiri dari duduknya. Argan tersenyum kearah gadis kecil itu.

Merekapun menyelesaikan menonton film sampai habis.  Semua pada mau masuk kekamar masing masing kecuali Argan dan Nasya mereka ingin pamit pulang.

"Ma Arga sama Nasya pamit ya..." ucap Argan.
"Loh kalian gak nginep? Besok aja pulangnya. Nanti pagi mama sama karin mau kepasar kita makan makan besok, lagian semuanya pada nginep." Kata mama Nasya.

"Iya udah nginep aja udah malem." Sambung Dewa.

Argan berfikir sejenak "ya udah deh ma boleh." Nasya kegirangan akhirnya ia boleh tidur disini. Entah mengapa lelaki itu mau bukannya tadi ia tak mau.

"Beneran boleh?" Tanyanya antusias.
"Iyaa."

"Ya udah ya semua good night kita naik." Rama membawa Kayla dipundaknya yang sudah tertidur nyenyak disusul dengan karin.
"Gue juga udah ngantuk." Mereka semua naik kekamar masing masih.

Nasya pun berjalan menaiki tangga menuju kamarnya yang di ikuti oleh Argan dari belakang, sesampainya didepan kamar, Nasya baru menyedari bahwa Argan mengikutinya dari belakang. Nasya menatap Argan bingung.

"Mau kemana?" Tanya Nasya.
"Ya mau tidur lah ngapain lagi." Dinginnya.

"Terus ngapain disini?" Ingin rasanya Argan memukul Nasya anak ini polos apa goblok.
"Terus gue tidur mana kalo bukan disini? Lagian lo kan tadi yang maksa maksa nginep." Argan langsung nyelonong masuk kamar Nasya sewaktu masih bujang itu Ternyata rapi juga baru pertama kali Argan melihat kamar Nasya yang kebanyakan bernuansa  white and baby blue.

"Maksud gue tadi gue doang yang nginep lo pulang kaya biasanya."
"Lo ngusir gue?" Argan menautkan alisnya. Pemuda itu sudah mulai teroancing emosi dengan ucapan istrinya barusan.

"Bukan gitu... kalo berdua mana cukup kasurnya." Memang benar kasur milik Nasya ini kecil hanya cukup diisi satu orang saja.

"Cukup badan gue gak gede gede banget anjir."
"Enggak cukup argan gue aja kalo sama kayla sesek apa lagi sama lo." Argan tak menghiraukan Nasya ia asik duduk di kasur gadis itu sambil melihat lihat isi ruangan.

"Yaudah deh kalo gitu gak jadi kita pulang aja." Final Nasya, pasalnya ia tau itu kasur gak mungkin cukup kalo berdua.
"Lo plinpan banget sih tadi maksa nginep sekarang gak jadi mau lo apa?!"

"Ya kan gue kira cuman gue yang nginep lo enggak. Biasanyakan gitu."

ARGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang