46.

124K 8.5K 2K
                                    

Sudah dua hari Tama masih belum bisa memberikan ke putusan terhapan Fanda dan itu membuat ia marah karna Tama terlalu mengulur waktu untuk menikahkan Argan dan Fanny.

Sekarang ini mereka bertiga sedang berbicara tanpa adanya Fanny dan Argan.

"Mau sampai kapan masalah ini berlarut larut Tama? Ini sudah beberapa hari dari kejadian itu kalian gak bisa seperti ini terus kesian Fanny setiap hari menangis terus." Ucap Fanda memarahi Tama.

"Pokok hari ini juga aku mau Argan menikahi Fanny." Ucapnya final.
"Mana bisa begitu Aku tidak setuju. Kamu jangan seenaknya saja Fanda menikahkan anak saya, Argan itu sudah ada Nasya." Jawab Giselle.

"Ya untuk sementara ini mau tidak mau Nasya harus di madu." Ucap Fanda dengan entang.

"Sembarangan kamu ini ngomong! Aku tidak mau mas titik." Ucap Giselle pada suaminya.
"Gak bisa kaya gitu Tama ini namanya tidak adil, Arga telah merenggut kepolosan Fanny. Dan dia harus tanggung jawab." Ucap Fanda.

"Mana ada Argan merenggut kepolosan anak kamu, jangan ngarang Fanda!"
"Ngarang bagaimana jelas jelas kamu Derren dan Nasya yang mencyduk mereka berdua."

"Ya tapi Argan bilang dia tidak melakukan itu, bisa saja Fanny yang mulai duluan. Apalagi posisi Fanny yang di atas Argan dan itu tidak menutup kemungkinan Fanny duluan yang menggoda Argan." Jelas Giselle.

"Kan Fanny sudah bilang ia dipaksa dengan Argan. Begini loh Giselle jika semua penjahat mengaku penjara penuh." Ucap Fandi memberi umpamaan.

"Maksud kamu anak aku penjahat! Jaga ucapan mu ya Fanda!" Giselle sudah mulai tersulut emosi karna ulah Fanda.

"Pokoknya aku tidak mau tau nanti malam mereka berdua harus dinikahkan aku akan urus semuannya, nanti aku carikan penghulu."
"Mana ada penghulu di jepang kamu jangan aneh-aneh."
"Ada aku punya kenalan disini."

***

Saat ini Nasya sudah berada di airport bersama dengan Derren.

"Makasih ya ren udah mau nganterin gue." Ucap Nasya sambil tersenyum manis.
"Iya sama sama syaa."
"Maaf juga gue ngerepotin lo."
"Enggak kok gak ngereputin..."

"Lo disini jangan sedih sedih gak usah pikirin si Argan. Lo fokus aja sama kuliah lo 4 hari lagi mau masuk kan..?" Nasya mengangguk.

"Semangat jadi dokternya." Derren mengusap usap kepala gadis tersebut yang tertutup hijab sambil tersenyum.

"Gue udah gak bisa jadi dokter." Seketika raut wajah gadis itu berubah.
"Loh kenapa..?"

"Kemaren gue berantem sama Argan dia bilang gak mau gue jadi dokter. waktu kita di osaka dia bilang akan suruh orang ngurus perpindahan gue, dan bener kemaren pas kita nyampe ada surat dari Universitas gue." Ucap Nasya menjelaskan.

Derren merasa iba dengan gadis tersebut Pasti itu semua terjadi sebelum Argan tercyduk dengan Fanny.

Entah mengapa Derren merasa kesal dengan Argan, begitu banyak pengorbanan yang gadis ini lakukan padanya tapi orang itu malah tak tau diri.

"Sabar ya sya ini semua udah qadarullah."

"Iya gapapa kok ren, in syaa Allah gue ikhlas ngejalaninnya. Gue juga gak nyesel sama Ini semua, ini ujian dari Allah." Ucapnya sambil berusaha memperlihatkan senyum manisnya yang kali ini terlihat berbeda, seperti tersirat luka didalamnya.

ARGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang