15.

154K 10.5K 132
                                    


"Panggilan kepada Argan Alfajar XII ips 4 harap keruang BK sekarang."

"Sekali lagi panggilan kepada Argan Alfajar XII ips 4 harap keruang BK sekarang."

Argan tak menghiraukan pengumuman tersebut ia tetap membawa Nasya menuju parkiran tidak peduli jika ia dipanggil ke ruang BK. Banyak pasang mata yang menatap mereka berdua saat melewati koridor.

"Ih Nasya mau dibawa kemana itu."
"Gak tau kesian deh Nasya. Takutnya dia diapa-apain sama Argan."
Bisik para siswa dan siswi yang melihat Argan membawa Nasya secara paksa.

"Argan itu lo dipanggil keruang B-" belum selesai Nasya berbicara tetapi lelaki itu sudah menjawab.
"Biarin aja gue gak peduli."

Abel yang melihat kedua orang itu lewat di koridor terlihat bingung, bukankan Griffin ingin mengantarkan Nasya kenapa malah di bawa oleh lelaki berengsek tersebut.

"NASYA." Abel berlari kearah Nasya,
"Mau lo bawa kemana sahabat gue hah?!" Kesal Abel.

"Gak usah ikut campur kalo lo gak mau berakhir kaya Griffin." Ucap Argan lalu mengambil tas yang ada di genggaman Abel.

"Udah bel gue gak papa lo balik aja gih sana."
"Tapi syaaa-" belum selesai Abel berbicara Argan langsung menarik Nasya menuju parkiran mobil.

Sesampainya Mereka dimobil Argan langsung sibuk mencari sesuatu dijok belakang setelah mendapatkan apa yang dicarinya barulah ia duduk dikursi pengemudi.

"Pake." Argan melemparkan jaket Nevelas pada Nasya menyuruh gadis itu mengenakanya. Tanpa berpikir panjang Nasya juga mengenakannya ia tak mau banyak bertanya takut-takut jika Argan marah.

Belum sempat Nasya menggunakannya langsung ditarik lagi oleh Argan. "Lo gimana sih bukan gitu pakenya!" Kesel Argan. Maksud lelaki itu Nasya lepaskan kerudung dan seragamnya yang kotor dulu baru pakai jaket yang ia berikan bukannya mengenakan pakaian yang bau itu lalu ditumpuk dengan jaketnya, yang ada jaketnya akan bau.

"Lah terus gimana?"
"Ckk nyusahin aja lo!" Argan melepas kerudung Nasya dengan hati-hati.

"Eh gak usah gue bisa sen-"
"Lo bisa enggak gak usah ngebantah." Ucap lelaki tersebut yang sudah dipastikan sekarang emosinya telah stabil.

"Itu rambut lo digerai aja. Rambut lo basah juga kan?"
"Hmm" Nasya membuka ikatan rambutnya menuruti apa yang diucapkan Argan.

Jujur saat ini Nasya deg-degan karna jarak antar ia dan Argan sangat dekat belum lagi lelaki itu melepaskan kerudungnya rasanya.
"Itu seragamnya dilepas." Tunjuk lelaki tersebut.

"H-Hah? Enggak u-usah deh nanti aja dirumah." Nasya merasa gugup bagaimana tidak, tidak mungkin dong ia merepaskan seragamnya didepan Argan ia masih memiliki rasa malu lagian ini juga masih di area sekolah bukan.

"Kalo tunggu dirumah yang ada lo masuk angin duluan. Lo bisa enggak sih gak usah bantah gue."
"Ini masih di area seko-"
"Lo takut ada yang liat? Heh lo liat tuh semua kelas udah pada masukan, siapa yang mau liat lo. Lagian kaca mobil gue bagus gak akan mungkin keliatan dari luar."

'Ya elo lah yang liat!' Batin Nasya.

"Ya udah lo keluar dulu deh nanti kalo gue udah selesai ganti baju gue kasih tau." Ucapnya.
"Lo ngusir gue?!"

"Eh bukan gitu... maksud gue kalo lo disini nan-"
"Lo takut gue khilaf? Sorry ni ya gue gak nafsu sama cewe modelan kek lo." Nasya menggerutu dalam hati, baru saja tadi dibuat terbang oleh lelaki yang satu ini lalu tiba-tiba dihempaskannya begitu saja.

'Ckkk dasar ngeselin' akhirnya Nasya membuka seragamnya sebenarnya jika Nasya membuka seragamnya itu tidak akan memperlihatkan dalamannya karna Nasya masih mengenakan tank top.

Sementara Argan hanya bisa meneguk salivahnya, bohong jika ia biasa-biasa saja ia masih lelaki normal. jujur ini baru pertama kali ia melihat Nasya hanya menggunakan tank top, jangankan tank top melihat Nasya tanpa kerudung saja baru ia lihat kemarin.

Argan mengalihkan pandangnya ke luar jendela. Jika ia terus melihat pemandangan tersebut bisa-bisa ia khilaf.

PLAK

'Astagfirullahalajim istigfar goblok.' Nasya terkejut ada apa dengan Argan lelaki tersebut tiba tiba menampar dirinya sendiri.

"Kenapa...?" Tanya Nasya yang sudah selesai mengganti seragamnya dengan jaket milik Argan.

Wajah Argan merah padam entah mengapa ia salting melihat Nasya saat ini padahal gadis itu sudah mengenakan jaketnya. Entah mengapa Setiap melihat rambut Nasya yang tergerai indah membuatnya merasa aneh, sama seperti waktu mereka dirumah mama linda.

"Lo demam? Perasaan lo kesiram es teh dikit aja gak sebanyam gue." Gumamnya. Nasya mencek suhu tubuh Argan tetapi ternyata lelaki itu tidak demam.

"Apasih lo! Gue gak sakit kali!" Argan menepis tangan Nasya lalu ia menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan sekolah.

Sementara disisi lain Griffin dibopong teman temanya kerumah sakit.

"Ini gara-gara lo sih rom! Kalo kaya ginikan kita juga yang repot." Kesal Bara kalau saja tadi mereka melerai Argan pasti Griffin tidak perlu di bopong kerumah sakit seperti ini paling paling hanya di uks saja.
"Tau lo gak kesian apa liat Griffin babak belur gini." Lanjut Irzan.

"Gak papa sekali-sekali." Ucapnya datar.

Griffin yang masih setengah sadar lalu menoyol kepala Barom.
"Sekali-sekali pala lo peang. Badan gue rasanya remuk semua anjing." Ucap lelaki tersebut lemah.

"Emang Barom Ketua goblok." Timpal jupiter

👋🏻👋🏻👋🏻

Assalammuaikum guys 👋🏻
Maaf ya kalo lama up nya

Tapi Ini aku berusaha ngebut kok guys bikinnya
Supya kalian enak bacanya gk gantung-gantung😇🥰

Karna saya sebayai pembaca wp juga 😭😭

VOTE AND KOMEN YA GESSS
JANGAN LUPA 😘😘😘

Gue doain yang komen sama vote
Banyak rejekinya, dpt jodoh cakep, masuk surga.

ARGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang