77.

90.6K 8.3K 4.7K
                                    

Argan dan Nasya tengah menunggu diruang tunggu. Hari ini pasien diklinik dokter Renata cukup ramai dikarnakan hari ini hari weekend.

Seketika jantung lelaki jangkung itu berdesir, entah ia merasa sangat excited untuk mengetahui gender sang jabang bayi. Argan terus tersenyum sumringah sampai membuat siapa saja yang ada disana menatapnya keheranan tak termasuk perempuan di sampingnya, yaitu Nasya.

"Kenapa?" Tanya Nasya sambil menatap wajah Argan lekat.
"Gapapa excited ajaa." Jawabnya sambil tersenyum manis.

Tak lama kemudian mereka berdua dipanggil, lalu masuk kedalam ruangan mewah bernuansa putih. "Selamat malem pak Argan, bu Nasya..." sapa dokter Renata saat mereka memasuki ruanganya.

"Malem dok..." jawab mereka bersamaan lalu duduk di kursi yang berhadapan langsung pada sang dokter.

"Gimana ada keluhan tentang minggu ini?" Tanya dokter Renata sambil menulis sebuh kertas yang entah apa isinya.

"Alhamdulilah gak begitu banyak keluhan sih dok, Cuman itu aja akhir akhir ini perutnya suka sama pinggangnya suka sakit." Jelas Nasya yang langsung dapat anggukan dari dokter Renata.

"Ohh gapapa itu wajar. Usia kandungan segitu memang sering mengalami itu bu Nasya."
"Owhh gitu yaa..."

"Iyaa. Ada keluhan lain?" Tanyanya lagi.
"Itu sih dok, kenapa ya makin kesini saya makin susah tidur sama moodnya suka berubah ubah banget." Lanjutnya.

"Nah kalo mood yang swing itu memang wajar sekali umumnya terjadi, jadi tolong pak Argannya juga mengerti. Terus juga masalah susah tidur itu juga sama, pak Argannya aja pinter pinter ambil tindakan. Misalnya memeluk bu Nasya saat tidur atau memijat kaki dan melakukan sesuatu yang bisa membuat ibunya happy. Perhatian perhatian kecil juga biasanya sangat berpengaruh untuk ibu hamil." Jelas Dokter tersebit yang entah kenapa mampu membuat wajah Nasya merona.

"Iyaa dok kemaren juga sempet dipeluk." Jawab Argan enteng.
"Tapi sekali doang, itupun karna hoki." Lanjutnya dengan suara yang sangat kecil tapi didengar oleh perempuan disebelahnya.

"Ya sudah kalau kaya gitu, sudah siap usg?"
Dengan cepat Argan langsung menjawab. "Udahh!" Teriaknya spontan yang langsung mendapat gelak tawa.

"Bapaknya agak gak sabaran yaaa." Ucap suster Tasyi di iringi tawa dokter Renata dan Nasya.

Nasya berbaring dikasur yang telah disediakan dengan dibantu oleh Argan. "Pelan pelan..." peringatnya.

Setelah itu suster Tasyi mengambil kain kecil dan sebuah gel, lalu memberikan gel bening tersebut keperut Nasya. "Mudah mudahan yang kali ini kaliatan yaa..."

dokter Renata mengarahkan alat tersebut ke perut Nasya lalu terlihat jelas dari monitor yang dipang tak jauh dari sana menampilkan seorang malaikat kecil yang bersemayang.

"Gimana dok cowo apa cewe...?" Tanya Nasya sambil menatap layar monitor. Dan dari situlah jantung lelaki tersebut rasanya mau copot, ia benar benar gugup, takut, excited.

"he's boy!" Seru dokter Renata. Nasya langsung tersenyum, ia pikir anaknya perempuan tapi ternyata ia salah. Rasa gembira merekah pada dirinya. "Alhamdulilah..."

kebalikan dari Nasya, wajah Argan nampak suram, Ia sedikit kecewa. Ia tidak menginginkan anak laki laki dari kehamilan Nasya ini.

"Kenapaa?" Tanya Nasya heran saat melihat wajah Argan yang seperti tidak senang.
"Aku gak mau laki lakiii." Rengeknya pada Nasya.

Argan menyurun dokter Renata untuk mengecek ulang, siapa tau ia salah lihat. "Dok coba dicek ulang deh salah kali. Sebenernya anak saya cewe." Pintanya.

ARGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang