78.

81.4K 8K 4.9K
                                    

Kalo ada typo comment aja yaa nanti dibaikin.

***

"Bar cariin gue mobil murah dong." Ucap Argan. Saat ini mereka sedang berada di kampus, mereka tengah duduk ditaman sambil menunggu jam berikutnya.

"Buat apaan?" Tanya Bara.
"Nasyaa." Jawab Argan sambil bengong.

"Gue kan udah bilang kalo lo mau pake mobil gue pake aja. Lagian mobil gue yang satunya gak kepake jadi kalo lo mau pake kapan aja terserah lo." Sebenarnya Bara sedikit kasihan melihat kondisi sahabatnya yang satu ini.
"Iya gan, mobil gue juga ada." Timpal Jupiter.
"Kalo lo mau pake pake aja, dari pada lo beli mobil lagi sayang uangnya entar uang tabungan lo makin menipis." Lanjut Jupiter.

Argan menggelang. "Enggak ah gue mau punya mobil sendiri buat antar jemput Nasya, gue gak mau punjem mobil kalian. Lagian uang gue cukup kok kalo gue beli mobil, cuman bisanya mobil yang seken doang." Sebegitu sayangnya Argan dengan Nasya, ia benar benar mau memberikan yang terbaik untung istrinya tercinta walau dengan uang yang pas pasan.

Ketiga teman Argan menatapnya dengan tatapan yang susah diartikan. "Nasya tau tentang kondisi keuangan lo sekarang?" Tanya Irzan disela sela keheningan mereka.

Argan menggelang. "Gue gak mau dia tau. Gue pengen berdiri sendiri tanpa bantuan orang tua gue, gue pengen kerja dan bahagiain Nasya pake uang gue sendiri. Gue pengen buktiin kedia kalo gue udah bener bener berubah." Jawabnya penuh dengan ketegasan.

"Gue sih bisa aja bantuin lo cuman uang tabungan lo cukup emang? Lo harus mikirin beberapa bulan lagi bini lo lahiran pake uang apa entar kalo lo beli mobil. Biasa persalinan gak murah." Ucap Bara.
"Ada gue udah pikirin semuanya. Habis ini bakalan kerja." Ucapnya dengan mantap.

"Kerja dimana lo?" Tanya Irzan.
"Bukanya lo cerita kemaren lo ngelamar kerja di beberapa perusahaan di tolak ya." Lanjut Jupiter.

"Sama temen gue, dia lagi cari infestor untuk perusahaannya, walaupun cuman perusahan kecil sih tapi gapapa siapa tau keuntungan dari situ besar kan." Jawab Argan penuh keyakinan. Memang benar adanya selama beberapa bulan ini Argan sudah sibuk mencari pekerjaan sana sini tapi sayang ternyata mencari pekerjaan tidak semudah itu apalagi ia masih lulusan SMA, belum lulus kuliah. banyak perusahaan yang tidak mempercayainya.

Sebenarnya bisa saja Argan mendapatkan pekerjaan dengan mudah jika saja Ia berkata bahwa ia anak dari keluarga Alfajar tapi ia tidak mau menjual nama keluarganya hanya untuk mendapatkan itu semua dengan mudah, ia ingin berkerja keras dan membuat Nasya bangga padanya.

"Dari situ juga gue ditunjuk jadi direktur diperusahaannya karna gue taroh saham cukup banyak disana." Jelas Argan.
"Serius lo??"
"Iyaa."

Bara menepuk punda Argan. "Gue doain semoga lo sukses."
"Iya dan semoga lo sama Nasya gak jadi cere." Timpal Jupiter pada Argan.

Argan menganggukan kepalanya. "I hope so."

.

.

.

Argan berjalan dikoridor, mencari keberadaan Nasya yang berjanji hari ini akan jalan jalan bersamanya. Argan menunggu didepan pintu kelas Nasya dan menunggu wanita itu keluar.

Beberapa menit kemudia Nasya keluar dari dalam kelas bersama beberapa temanya. "Dari tadi?" Ucap Nasya pada Argan.

Argan menggelengkan kepalanya. "Enggak baru aja, ayoo." Argan menggenggam tangan mungil sang istri manariknya perlahan.

"Bentar dulu. Tiara, Mauren gue duluan yaaa." Pamit Nasya sebelum Argan membawanya pergi.
"Iya bumiw hati hati ya."
"Iyaa dadah, Assalammualikum..." belum sempat Nasya berbicara dengan cepat Argan menarik tangannya menuju parkiran.

ARGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang