Siang ini mereka semua berada di restoran hotel yang mereka inap, hari ini para orang tua sudah pulang tak termasuk ayah Tama dan bunda Giselle.
"Halo anak mama, sayang" Fanda memeluk gadis yang berpakaian ketat itu, yang tak lain dan tak bukan adalah Fanny anaknya.
"Mamaaaa! Fanny kangen mama..." Adel, Adena dan Kiara menatap ibu dan anak itu sinis.Mereka sangat membenci Fanny dan mamanya karna menurut mereka kelakuannya sebelas dua belas.
"Mamaa aku disini dijahatin terus tauu." Ucapnya mengadu pada mamanya.
"Eman iya? sama siapaa?"
"Adalah mah sama sepupu-sepupu aku yang enggak suka sama aku." Jawabnya sambil melirik Kiara,Adel dan Adena. Sedangkan mereka betiga bodo amat, mereka males meladenin orang setres."Gimana kalian kita tinggal gak kenapa-kenapakan? Everything is fine, right?" Tanya Shanon pada anak-anak.
"Awalnya sih fine-fine aja tante. Tapi karna ada tamu gak di undang jadi gak fine." Celetuk Kiara sambil menyindir Fanny.
"Enggak fine gimana?" Tanya Wanda.
"Biasalah tante ada pengganggu." Jawab Adel. Tanpa mereka beritahu siapa orangnya pasti seluruh keluarga sudah mengetahuinya, yaitu Fanny.memang anak itu sudah terkenal dengan kelakuannya dan sebab itu pula Giselle tidak mau anaknya dijodohkan dengan gadis seperti Fanny, gadis yang tidak tau etika dan sopan santun terhadap orang tua dan itu sama persis e kelakuan mamanya.
"Udah-udah dari pada ribut lebih baik kita lunch saja." Ucap Raqib yang takut anak-anak malah bertengkar.
Mereka semua menikmati makanan yang di hidangkan tak terkecuali Nasya, walau dengan suasana hati yang buruk ia terus berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
"Argan gimana sama infestor yang waktu itu? Lancar?" Tanya Daruar disela-sela makan mereka.
"Oh iya ayah lupa tanya. Gimana? Mereka setuju kerjasama dengan kita?""Setuju om, yah." Jawabnya.
Fanda menatap selrang gadis berkerudung disamping Argan dengan tatapan heran. "Tama, ini siapa?" Tanyanya sambil menatap Nasya sinis.
"Oh iya kenalin ini Nasya, istri Argan." Ucap Argan memperkenalkan Nasya.
"Ohh ini istri kamu... jadi karna dia kamu batal di jodohkan dengan Fanny." Fanda menatap Nasya intens sambil menilai gadis itu.
"Gadis seperti ini di jadikan istri." Gumamnya sambil menatap Nasya dari ujung kepala sampai ujung kaki.
"Maksudnya?" Sebenarnya Giselle juga tidak menyukai Fanda ia hanya berusaha menahan diri jika didekan Fanda.
"Ya aneh aja, kok bisa gadis jni yang kamu pilih jadi menantu." Ucapnya seenaknya.
Giselle sudah mulai tersulut emosi saat mendengar ucapan Fanda barusan. Ia tidak terima menantu kesayangannya di remehkan seperti itu.
"Yang jelas Nasya jauh lebih baik dari Fanny, liat saja dari cara berpakaian. Sangat berbeda, orang yang di didik dengan sungguh sungguh dan tidak." Jawab Giselle yang cukup menyinggung.
"Hush! Sudah-sudah kenapa kalian malah berkelahi. Kita lagi makan." Ucap Tama. Setelah itu mereka terdiam tidak ada yang berani membuka suara sampai semua selesai makan.
"Argan katanya Fanny tahun ini kamu masuk kuliah, betul?" Tanya Fanda pada Argan.
"Iya tente betul."
"Owhh ambil jurusan apa...?"
"Bisnis tante, soalnyakan nanti mau bantu-bantu ayah." Jawabnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGAN
Teen FictionArgan alfajar seorang pemuda tampan dijodohkan dengan seorang gadis bernama Nasya Aisyah Evalina gadis berhijab yang cantik,sopan, santun, solehah, dan penurut berbanding terbalik dengan Argan sang suami yang bersifat kasar, arogan, urak urakan, ker...