81.

105K 10.1K 9.3K
                                    

Hehehe setelah sekian purnama
Akhirnya saya up☺️✌️

Happy reading guyss

***

Lagi dan lagi. Seorang wanita cantik tengah duduk di teras depan rumah dengan wajah yang murung. Empat hari sudah Nasya merasa kesepian. Tak ada lagi Argan yang selalu datang dengan senyum manis sambil membawa makanan atau buah buahan untuknya. Apa Argan marah?

Dan bisa Nasya pastikan jawabanya pasti iya. Wajar siapa yang tak marah saat perempuanya berkata bahwa ia menyukai lelaki lain.

"Sayang diminum dulu susunya." Linda datang dan memberikan secangkir susu khusus ibu hamil. Nasya mengambil susu tersebut dan meletakanya diatas meja. Ia tidak mood untuk minum susu saat ia.

"Kok diaroh dimeja sih. Di minum dong sayang." Nasya menggelangkan kepalanya, menolak perintah sang mama.
"Nanti Nasya minum." Jawabnya tak semangat.

Linda tak ingin memaksa, ia akan membiarkan Nasya. "Ya udah tapi nanti harus diminum yaa..."

"Iyaa."
"Ya udah kalo kaya gitu mama pergi dulu yaa, mama mau urusan." Nasya mengangguk lalu ia mencium tangan sang mama.
"Hati hati mahh."
"Iyaa kamu juga. Kalo ada apa apa telpon aja mama." Setelah kepergian Linda Nasya kembali melamun. Menatap langit langit dengan kicauan burung.

Tak ada lagi orang yang suka menelponnya, mengajaknya jalan jalan, menemaninya kemana, memperhatikanya, dan selalu siaga dua puluh empat jam untuknya. Walau ada mama dan juga Faiz tapi rasanya jauh berbeda. Nasya merindukan Argan.

Bukan ini yang ia inginkan. Walau keadaan tidak bisa menyatukan mereka bersama tapi yang Nasya inginkan tidak seperti ini. Ia ingin hubunganya dan Argan baik baik saja, mereka masih bisa menjadi teman bukan.

Nasya membuka room chat-nya dengan Argan, dan memperhatikan layar ponselnya. Berharap Argan akan memberikan sebuah pesan untuknya.

Tak terasa air matanya turun begitu saja tanpa ia perintah. Ia merindukan Argan.
"Hiks-hiks, k-kenapa gak pernah chat lagi." Monolognya dengan air mata yang membanjiri pipi.

Entah mengapa Nasya juga tak bisa memahami dirinya sendiri, bukankan ia seharusnya senang karna Argan tak akan pernah mengganggunya lagi. Seharusnya ia senang Argan telah menjauh, bukankan ini yang ia inginkan selama ini.

"Benar yang dibilang orang-orang, seseorang akan terasa berharga setelah ia pergi."

.

.

.

Sementara disisi lain Argan tengah berada dikampus, setelah selesai kelas Argan ingin pulang. Ia ingin tidur. Begitulah Argan jika ia memiliki masalah ia akan menghabiskan waktunya untuk tidur. Agar mengalihkan semua masalah yang ia miliki.

"Gue duluan." Argan berjalan meninggalkan ketiga temannya, dan berjalan menuju parkiran.

"Kenapa tu?" Tanya Jupiter sambil melihat punggu Argan yang kian menjauh.
"Gak tau, udah beberapa hari kaya gitu." Jawab Bara.

"Ada masalah lagi sama Nasya??" Tanya Irzan. Ia mengetahui Argan, masalah laki laki itu pasti tak jauh jauh dari sang pujaan hati.
"Gak tau ya, tapi kayanya enggak deh. Orang kemaren pas hari minggu Nasya minta ditemenin Argan beli perlengkapan bayi. Masa berantem." Jawab Bara.

ARGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang