67.

88.6K 8.4K 6.9K
                                    

"Bundaaaa!!!" Suara kiara menggelegar ke seluruh antero rumah. Gadis itu berlari dengan membawa hpnya kemeja makan.

"Apasih ra kamu pagi pagi teriak teriak." Omel bunda Giselle.
"Tau ganggu aja lo." Tambah Farel.

Kiara menarap bunda, ayah dan kakaknya. "Kalian udah denger kabar?" Tanya kiara antusias.

"Kabar? Kabar apa?" Tanya Tama sambil memakan sarapannya.
"Kak Nasya yah, kak Nasya hamil!" Hebohnya.

"Hah serius kamu." Teriak bunda dan ayahnya bersamaan.
"Lo dapet berita dari mana? Jangan sok tau ra." Ucap Farel.
"Lo liat aja sendiri sgnya kak Nasya." Farel membuka ponselnya dan benar saja disana terlihat foto hasil usg.

Farel menunjukan foto tersebut pada bunda dan ayahnya. "Beneran bun, yah."

Bunda Giselle menarik ponsel anaknya itu dan melihatnya dengan suaminya dengan teliti. "Maa syaa Allah bunda mau punya cucu!" Teriak bunda yang terlihat sangat senang itu.

Farel menaikkan alisnya "bunda sama ayah baru tau juga?" Tanyanya yang langsung dapat anggukan dari keduanya.

"Abangmu emang kurang ajar orang tuanya masa gak dikasih tau." Omel bunda.

"Terakhir ketemu mereka diacara tasmiahan waktu itu tapi Argan sama Nasya gak ada ngomong apa apa." Jelas ayahnya.
"Coba sebentar ayah telpon dulu anaknya." Tama menelpon anak sulingnya itu.

"Gimana diangkat?" Tanya Bunda. Tama menggeleng "gak diangkat."

Sementara disisi lain seorang wanita cantik sedang tertidur disebuah bangunan tua yang terbengkalai. Ia tidur di lantai bangunan tersebut tanpa alas sedikitpun.

"Woy bangun lo!" Seorang laki laki mengincak pungung Nasya.
"Arghh..." wanita itu meringis kesakitan. Ia menatap kedua orang didepanya, mereka adalah kedua orang yang menculiknya dan membawanya kesebuah gedung tua ini.
"Sakit tau gak!" Ucap Nasya yang berusaha melawan.

Seseorang yang memiliki paras paling tampan itu melipat kedua lututnya, berjongkok menyamakan posisi dengan wanita tersebut. "Kesian sakit ya..."ucap lelaki itu sambil mengusap kepala Nasya. Nasya semakin takut dengan orang didepannya ini, orang ini adalah orang yang menculiknya di apartmentnya.

"Gak usah pegang pegang." Nasya menjauhkan kepalanya. Ingin sekali ia memukul tangan lelaki didepanya ini tapi tidak bisa kedua tanganya diikat.
"G-gak usah pegang pegang bukan mahrom."
"Sombong banget sihh. Jangan sombong sombong dong cantik." Genitnya.

"Apasih lo! Gue gak kenal ya sama lo."
"Makanya kenalan dulu dongg." Lelaki itu mengulurkan tanganya.
"Kenalin gue Leo." Ucapnya.

Nasya tak menghiraukan lelaki tersebut.
"Gue gak perduli siapa lo, gue gak kenal sama lo jadi gue minta lo lepasin gue!" Teriaknya diujung kalimat.

Lelaki itu tersenyum smirk,
"Pulang? Apa lo bilang barusan, pulang?? Enak banget lo bilang pulang!" ia mencengkram kedua rahang gadis itu kuat.

"Lo tau cowo lo udah bikin tangan gue patah dan lo seenaknya bilang mau pulang? In your dream!!"
Nasya mengerutkan alisnya 'cowoknya? Apa maksud nya Argan??'

"Lo gak usah pura pura gak tau, Argan cowo lo kan." Ucap temanya yang tadi mengincak punggung Nasya.

"B-bukan, gue gak ada hubungan apa apa sama dia
Lo berdua gak usah sok tau." Dengan segala keberanian ia menatap kedua lelaki didepanya.
"Lo pikir gue bego hah. Jelas jelas lo cewenya Argan."

"Gue udah gak punya hubungan apa apa lagi sama dia."
"Oh yaa."
"I-iya lagian gue gak ada sangkut pautnya sama urusan kali, jadi gue minta tolong lo buka iketanya sekarang."

ARGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang