☁Happy reading☁
*
**
"Syarat hidup itu cuma satu, Ay." —Aegir Bhairavi.
"Apa, Bang?" —Alayya Nalani.
"Bernafas." —Aegir Bhairavi
***
"Abang jangan pernah pergi, ya dari hidup Aya. Kalau mau pergi ajak Aya juga." —Alayya Nalani.
"Yang ditakdirkan bersama akan terus bersama, Ay." —Aegir Bhairavi.
*
**
Aegir dan Alayya adalah kakak beradik yang tidak pernah tahu siapa orang tuanya, di mana mereka, dan bahkan siapa namanya. Mereka hidup berdua di samping rumah pamannya yang terkenal tidak punya hati, seorang pria yang tidak pernah mengizinkan kedua saudara ini mencari bahkan, hanya sekadar berpikir untuk mencari keberadaan orang tuanya.
Mereka hanya dijadikan mesin penghasil uang, tidak pernah diberikan kesempatan untuk tertawa apalagi bahagia seperti anak pada umumnya.
"Bubble!" Satu teriakan Aegir membuat Alayya terlonjak kaget, dia segera berlari membuka pintu rumah.
"Abang ...," lirihnya segera memeluk kakaknya erat, seakan tidak mau ditinggal lagi.
Aegir mencium pucuk kepala Alayya berulang kali, dia sangat merindukan gadis yang seminggu dia tinggalkan. "Lo nggak papa? Paman sama bibi nggak nyakitin lo, 'kan?"
Selamat datang di dunia Aegir dan Alayya☁
KAMU SEDANG MEMBACA
RECAKA [END]
Dla nastolatków"Syarat hidup cuma satu, Ay." -Aegir Bhairavi. "Apa, Bang?" -Alayya Nalani. "Bernafas." -Aegir Bhairavi. Mereka kakak beradik yang tidak pernah tahu keberadaan orang tua dan dijadikan mesin penghasil uang pamannya. Melodi lautan dan ketenangan langi...