ORIGINAL FICTION!
cerita ini hanya fiksi belaka. Saya harap pembaca bisa lebih bijak dalam menanggapi cerita ini. Sekiranya ada yang merasa terganggu mohon untuk tidak membuka work ini.
⚠️Member NCT hanya visualisasi
⚠️Mature
⚠️21++
⚠️No children
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Thanks for request girl. But don't expect to much ya xixi
***
Sabtu pagi ini matahari bersinar begitu cerah, jadi sayang sekali rasanya kalau tidak dimanfaatkan untuk lari lagi. Disela-sela kesibukannya mengurusi skripsi karena ia sudah memasuki semester tua sekarang. Tasya, gadis berusia 22 tahun yang berkuliah di jurusan fashion designer.
"Huh! Huh!"
Tasya tekekeh saat mendapati dibelakangnya Aji berlari susah payah untuk menyamai langkahnya. Meskipun ia merasa sangat lucu, namun tetap saja Tasya berhenti di sebuah bangku taman sambil menunggui Aji untuk duduk di sampingnya.
"Kak.. Aji capek," keluh bocah berusia 20 tahun yang kini tengah bersandar di bahunya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keringat bercucuran di tubuh keduanya, namun Tasya rasanya belum juga puas setelah berkeliling sebanyak 12 kali taman komplek yang cukup luas ini.
Tasya masih tergelak mendapati Aji yang terlihat loyo di pundaknya, lantas ia mencubit pipi Aji begitu melar padahal dia kurus, sebelum akhirnya ia mengusap keringat yang bercucuran di kening hingga pelipis anak itu.
"Capek ya, ututu sayang.." gemasnya.
Umur Aji memang sudah 20 tahunan, namun tetap saja bagi Tasya laki-laki di samping ini hanyalah adik kecil yang selalu butuh dimanjakan olehnya, diperhatikan dan diperlakukan seperti bayi.
Mereka bertemu sejak umur Tasya 7 tahun dan Aji masih berusia 5 tahun. Saat itu Aji masih TK sedangkan Tasya sudah masuk SD. Kental diingatkannya, saat itu Aji sangat mengenaskan, wajahnya persis sekali seperti hamster kelihatannya. Bahkan dulu- Aji suka makan biji-bijian yang suka ia berikan pada hamster peliharaannya.
"Kak- ayo pulang," lagi-lagi Aji mengeluh seperti anak kecil, padahal mereka sedang ada di warung untuk membeli minuman.
"Iya ji.. sabar- kakak masih bayar minumannya nih."
