"Lomba renang sama gue mau?"
Tatapan gadis itu begitu meremehkan Naresh saat ini, "lo nantangain gue? Gue Na?"
"Lo liat ada orang lain disini?"
"Gue atlet renang nasional dengan banyak mendali emas kalau lo lupa, nggak takut kalah telak?"
Naresh malah tersenyum miring, "buktiin aja."
Melihat Naresh bersiap di posisinya, Cia sedikit kebingungan, entah apa maksud laki-laki itu mengajaknya berlomba padahal Naresh juga tau ia adalah seorang atlet renang, "apa yang gue dapet kalau gue ngalahin lo?"
"Jeffry minta balikan sama lo?" katanya sambil tersenyum miring, membuat senyum congkak Cia memudar, dari tatapan matanya, jelas Naresh tau itulah yang Cia inginkan, "apa yang gue dapet kalau gue yang menang?"
"Apapun."
"Apapun? Seriusan lo?"
"Iya, apapun."
"Ciuman?"
"I'm your sister, if you forgot."
"Step sister, if you forgot."
"Oke, lagian juga lo bakal kalah."
Cia mulai ikutan mengambil posisinya, Naresh pastikan ia akan menang dari Cia apapun yang terjadi, ia akan mendapatkan ciuman bukan lebih dari itu.
***
Cia tersengal mengatur nafasnya setelah berhasil sampai diujung kolam rumhnya, ia terkejut karena Naresh sudah duduk disana dengan senyuman tengil dan alis naik turun tengilnya. Harusnya dari awal Cia tidak meremehkan kemampuan adik tirinya itu, bahkan seorang profesional seperti dirinya saja dikalahkan.
"Gue mau mandi."
"Lo belum kasih hadiahnya," tahannya saat Cia akan mengambil handuk disampingnya.
Gadis itu gelegapan, matanya samasekali tidak menatap pada Naresh. Namun Naresh dengan segala hasrat yang terlanjur terkumpul malah menarik Cia hingga terduduk diatas pangkuannya, matanya menatap sayu sambil terus bergantian melihat bibir ranum sang gadis. Bibir berwarna merah muda yang sejak tadi begitu ingin ia cicipi.
Praktis tangannya berada dipundak Naresh, meremas pundak tegap itu saat merasakan nafas hangat si laki-laki mengenai mulut hingga hidungnya. Cia memejam kuat, mungkin ini bukan pertama kalinya, namun tetap saja ia merasa ini tidak benar sebab Naresh adalah saudara tirinya.
Cia mulai merasakan bibir Naresh menempel pada milikinya, begitu lembut dan hati-hati. Perlahan, laki-laki itu membuka akses masuk kedalam bibitnya, menyesap bibir atasnya lembut bergantian dengan bibir bawah sang gadis.
Didekapnya kuat pinggul Cia, meremas sesekali meraba membuat Cia meremang merasakannya. Geli, namun juga membuat ia terbang hanya dengan berciuman dan diraba seperti ini, bahkan otaknya terasa melayang entah kemana membayangkan nikmatnya jika Naresh menyentuhnya dengan intens dititik sensitifnya.
"Ahhhh hahhhh."
Keduanya mengambil nafas buru-buru sebelum kembali melanjutkan ciuman panas keduanya, kali ini Cia mulai berani ikut andil agar ia semakin merasakan nikmat lebih. Dadanya membusung mengarahkannya pada Naresh seolah ia ingin laki-laki itu menyentuhnya.
Benar saja, Naresh yang paham langsung meremasi gundukan bulat Cia, meraba dengan jemarinya sampai gadis itu kegelian dan melenguh dalam ciuman keduanya.
"Aheumhhh ahhhh Na, ahhhhh."
Kelanjutannya ada di trakteer yaaa gaiss
-juan
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness Think Fangirl - NC-21++ (NCT ot-23)
FanficORIGINAL FICTION! cerita ini hanya fiksi belaka. Saya harap pembaca bisa lebih bijak dalam menanggapi cerita ini. Sekiranya ada yang merasa terganggu mohon untuk tidak membuka work ini. ⚠️Member NCT hanya visualisasi ⚠️Mature ⚠️21++ ⚠️No children