79. Problematic Boy 10 - LHC

754 10 1
                                    

lengkapnya ada di trakteer ya + video




Kita tak temukan jalan

Sepakat akhiri setelah beribu debat panjang

Namun kau tampak baik saja

Bahkan senyummu lebih lepas

Sedang aku di sini belum terima

Bohongkah tangismu sore itu di pelukku?

Nyatanya pergiku pun tak lagi mengganggumu

Didalam mobil menuju kesekolah setelah dua harian membolos, Megan meratapi jalanan yang basah karena diterpa hujan, bau khasnya menyeruak kedalam indera penciumannya, ditemani lagu Bernadya yang entah mengapa sangat cocok didengarkan dengan kondisi seperti ini. Tidak ada penyelesaian anatara dirinya dan Hilmy, hatinya terlalu sakit ia tidak akan mau luluh lagi dengan kalimat-kalimat pembohong laki-laki itu, kaena kenyataanya Hilmy masih menginginkan mantan kekasihnya, laki-laki yang begitu ia cintai nyatanya masih sama brengseknya seperti dulu. Padahal Megan kira, ia sudah berhasil merubah laki-laki itu menjadi lebih baik, Megan kira Hilmy sudah berubah karena mencintainya juga, rupanya ia salah.

Harusnya Megan bisa lebih membuka mata dari awal, harusnya ia tidak perlu jatuh hati pada laki-laki yang memang sebermasalah Hilmy, karena sampaikanpun Hilmy tidak akan pernah berubah. Tapi rasanya sakit sekali menerima kenyataan sepahit ini, ia benar mencintai Hilmy dengan tulus, memberikan 100 yang ia punya, mencoba menjadi gadis penurut agar menjadi sempurna dimata kekasihnya itu, namun kelihatannya sempurna saja tidak cukup untuk Hilmy, ia masih saja kurang.

Megan tidak tau kalau ia akan merasa sehancur ini dalam hidupnya, menemukan laki laki yang begitu ia cintai melakukan kecurangan berulang kali padanya, Hilmy cinta pertamanya, laki laki itu yang pertama membuatnya secjatuh cinta ini namun inikah yang ia dapatkan. Megan memejamkan matanya sesaat kala merasakan sesak didadanya kembali terasa, sampai ia merasakan sebuah tangan menggenggamnya erat.

"Jangan berlarut-larut nak, kamu masih muda ayah yakin masih banyak laki-laki yang lebih baik dari Hilmy," ucap ayahnya membuat Megan malah kembali meneteskan air mata.

Ayahnya memang benar, tapi laki-laki mana yang mau menerima Megan setelah ia menghancurkan dirinya sendiri seperti ini.

"Udah ya anak ayah yang paling cantik, jangan sedih-sedih lagi," katanya sambil menarik putrinya kedalam pelukan.

Bersamaan dengan itu, mereka sudah sampai didepan gerbang sekolah, sekarang ia harus menuju kesebuah kenyataan yang sebenarnya tidak ingin ia rasakan samasekali. Megan masih merasakan sakit didadanya, ia masih belum siap jika harus bertemu dengan Hilmy, namun karena ujian sudah dekat ia tidak mungkin terlalu lama berlarut larut dalam kesedihan. Jadi dengan langkahnya yang masihberat Megan keluar dari mobil setelah memeluk erat sang ayah.

Megan terus berjalan tanpa berani menatap orang disekelilingnya, setidaknya ia tidak mau menjadi perhatian orang orang karena mata sembab dan hidung merahnya. Langkahnya besar besar masuk kelingkungan sekolah, sampai ia disebuah koridor yang akan mengantarkannya menuju kelasnya dan ia menemukan Hilmy disana, masih kelihatan seperti biasanya dan kali ini ia bersama seorang gadis. Megan yakin gadis itu adalah mantan kekasih Hilmy, terlihat dari wajahnya kelihatan kebule-bulean dengan warna rambut coklat terang dan kulit butih bersihnya.

Tidak ingin ambil pusing, Megan berjalan melaluinya begitu saja, menahan rasa sakit yang begitu terasa didadanya. Hilmy bahkan terlihat sangat baik-baik saja setelah kemarin datang kerumahnya dan meminta maaf, itu semua bohong? Bahkan tanpa ragu laki-laki itu berpelukan dengan mantan kekasihnya itu, apa kemarin hanya kalimat penenang saja yang katanya tidak ingin putus dari Megan.

Hilmy menatap Megan yang berlalu begitu saja darinya, lantas melepaskan pelukan Laura untuk mengejar gadis itu, "Calista!"

Bahkan gadis itu samasekali tidak menoleh kearahnya, Laura yang merasa diabaikan terus melayangkan protes sambil menatap gadis yang baru saja Hilmy teriaki namanya dengan lantang.

"Megandi Puan Calista!" teriaknya sekali lagi, bahkan setelah nama lengkapnya diteriaki dengan sangat lantang Megan samasekali tidak mau meresponnya, gadis itu terus berlalu dan membuatnya harus mengerjarnya.

Darkness Think Fangirl - NC-21++ (NCT ot-23)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang