Hanif dengan tingkat kejahilan seratus persennya lantas naik keatas ranjang, menyibak selimut tebal itu dengan sekali hentak, "lima menit lagi bun." katanya sambil membenarkan selimut.
"Bangun-bangun!" ucap laki laki disampingnya.
Ala hanya bisa berdecak saat menyadari siapa pelaku dari kekurang ajaran ini, bisa bisanya ia diganggu saat tengah menikmati hari liburnya yang damai ini, "diem Nif!"
"Bangun kebo, udah siang," lagi lagi Hanif bersuara dengan nada menyebalkan, mengguncang tubuh mungil itu sampai Ala kesal sendiri dan menendang Hanif sekuat yang ia bisa.
Bukanya marah ditendang sampai mau jatuh dari ranjang, Hanif malah terkekeh dan bersemangat mengganggu Ala yang notabenenya lebih muda satu tahun darinya. Keduanya memang sama-sama anak tunggal, sama-sama sering kesepian karena tidak memiliki kakak maupun adik, alhasil keberadaan satu sama lain jelas membuat keduanya saling mengandalkan, saling mengganggu dan mendukung, bahkan Hanif yang lebih tua telah terbiasa menjaga Ala dari laki-laki yang mencoba merayunya, tidak akan Hanif biarkan laki-laki sembarangan mendekati Ala, hanya yang terbaik kelak bisa menjadi pendamping teman kecilnya itu.
"Lo bisa nggak sih, nggak ganggu hari minggu gue?"
Hanif mengernyit, "bangung bego! lo liat tuh matahari udah tinggi. Minimal mandi, bau tau ga lo."
"Ngaca! iler lo tuh berkerak." Usainya, Ala bangkit dengan wajah sebal dan tidak rela, namun saat langkahnya menginjak tepat berada didepan cermin ia malah dibuat melotot oleh penampilannya sendiri pun Hanif yang langsung terkekheg geli melihat reaksi gadis itu.
"Dih!"
Bagaimana bisa ia lupa kalau ia hanya mengenakan tangtop tipis berwarna putuh dan celana pendek yang bahkan membentuk lekuk bokongnya dengan sempurna. Ala berjalan mundur, mengambil selimut yang sebelumnya tergeletak dilantai dengan wajah merah dan ingin menangis sangking malunya, "balik badan bego!"
"Dih, nggak sange gue juga."
"Setan lo! kayak pernah liat aja sok nggak sange."
Bagaimana bisa Hanif tidak melihat kalau sebelumnya pun Hanif menyibak selimut gadis itu, ia jelas melihat dengan jelas bagaimana puting coklat muda itu terawang melalui kain tipis yang Ala kenakan dan bagaimana bulatnya payudara gadis itu, jelas ia sudah bisa menerawang bagaimana bentuknya yang indah.
"Nenen kecil kayak gitu nggak akan bisa buat cowok sange!"
ati-ati dah sama temen jaman kecil!
kelanjutannya ada di trakteer yaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness Think Fangirl - NC-21++ (NCT ot-23)
FanfictionORIGINAL FICTION! cerita ini hanya fiksi belaka. Saya harap pembaca bisa lebih bijak dalam menanggapi cerita ini. Sekiranya ada yang merasa terganggu mohon untuk tidak membuka work ini. ⚠️Member NCT hanya visualisasi ⚠️Mature ⚠️21++ ⚠️No children