82. Appalachian - MKL

951 10 0
                                    

kelnjutanya di trakteer ya


Butuh waktu berbulan-bulan sampai keluarganya mengizinkan Qiana untuk tinggal di pegunungan Appalachian, pasalanya, semua orang diseluruh dunia juga tau bagaimana mengerikannya gunung itu, bahkan 3 tahun yang lalu kakek dan neneknya meninggal tanpa alasan yang jelas setelah berhasil hidup bertahun-tahun dipengunungan itu. Sejujurnya, Qiana juga sedikit takut setelah apa yang menimpa kakek dan neneknya itu, hanya saja tinggal ditengah kota yang menyimpan sejuta kenangannya bersama mantan kekasihnya hanya akan menambah luka jika tidak buru-buru ia obati. Qiana juga sudah memikirkannya dengan matang sampai ia memutuskan tinggal di gunung ini, rumah peninggalan kakek dan neneknya yang lama tidak berpenghuni- ia sudah membaca banyak artikel tentang gunung appalachian, mencari tau bagaimana cara melindungi diri dari gangguan-gangguan yang tersebar luas dimedia sosial.

Mengerikan, namun seminggu ini Qiana merasa aman-aman saja berada disini, tidak ada yang mengganggunya- tidak ada suara aneh yang memanggilinya, semuanya sangat aman dan damai sesuai yang ia harapkan. Perlahan sakit dihatinya memudar, otaknya tenang dan semua pekerjaanya lancar meskipun ia kerjakan dari rumah. Gunung seindah ini kenapa memiliki cerita mistis yang sangat mengerikan, udara sejuk tanpa asap kendaraan, binatang liar yang berlalu lalang tanpa segan, sungguh membuatnya merasa damai.

Mentari sudah mulai tenggelam, langit sudah mulai gelap dan Qiana menghirup udara sekali lagio setelah menyeruput teh sorenya sebelum suara lonceng dibunyikan, memberikan para penduduk agar segera masuk dan mengunci semua akses masuk, menutup gorden, meninggalkan semua pekerjaan yang ada diluar rumah.

Setelah memastikan semua terkunci rapat dan menurup semua jendela dengan gorden, gadis itu langsung masuk kedalam kamarnya yang ada di lantai dua, menyalakan lilin-lilin sebagai penerang tidurnya malam ini. Dengan buku tebal ditangannya, gadis itu berbaring diatas ranjang dengan nyaman, membaca setiap bait kata yang menceritakan tentang cerita fiksi yang banyak berkembang tentang Appalachian.

Ditengah ketenangannya membaca buku, Qiana dikejutkan oleh suara ketukan pelan dari arah jendela kamarnya, mendadak jantungnya berdebar cepat mendadak takut sebelum meyakinkan diri mungkin saja itu burung yang berusaha masuk kedalam kamarnya, sebab mana mungkin manusia bisa memanjat ke kamarnya yang ada dilantai dua hanya untuk mengetuk pintunya.

Qiana menarik nafas sekali lagi, setelah berhasil meyakinkan diriia memutuskan untuk turun kebawah untuk mengambil segelas air dan membuat dirinya jauh lebih tenang. Dibukanya lemari pendingin itu lalu menegak air dingin didalamnya.

"Qia."

Baru saja ia menengakan diri, suara familiar yang baru saja terdenngar jelas membuatnya langsung menoleh kearah pintu belakang, ia masih terdiam ditempatnya tubuhnya gemetar memastikan sekali lagi ia tidak salah dengar kali ini.

"Qia."

"Mark?

Darkness Think Fangirl - NC-21++ (NCT ot-23)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang