68. Problematic Boy 9

769 8 0
                                    

btw aku pengen buat ff nc-nya karina ae ada yg mau baca gasi? di lagu up kemren karina keren banget 



**

Megan tidak tau, kalau memutuskan berpacaran maka ia juga harus siap dengan beban dalam hidupnya yang akan bertambah. Ia suka Hilmy, sangat! Tapi menjalani hubungan dengan laki-laki berepotasi buruk seperti Hilmy benar-benar membuatnya perlahan lelah, laki-laki itu masih sama rupayanya, masih suka main perempuan dan gilanya setelah drama anak baru sebulan yang lalu, kemarin Megan malah memeprgoki sebuah notif pesan masuk di ponsel Hilmy. Jelas ia tau siapa perempuan itu, mantan kekasih Hilmy bertahun tahun yang lalu, gadis yang katanya berhasil membuat Hilmy jatuh cinta sejatuh jatuhnya, cinta pertama Hilmy dan katanya berhasil membuat laki-laki itu gagal move-on. Hingga kini?

Bahkan Megan sudah memberikan 100 persen yang ada pada dirinya, semuanya ia lakukan untuk Hilmy, tapi bahkan setelah itu semua Hilmy masih menyimpan mantan kekasihnya disudut paling dala dari hatinya, sangat jauh hingga ia baru menyadarinya setelah semua 100 persen yang ia berikan. Bukankan itu jahat, Hilmy tau ia sangat mencintainya, memberikan semua yang ia punya, namun yang ia dapat malah ia mempergoki kekasihnya itu masih berhubungan baik dengan mantannya.

Setelah memikirkannya matang-matang, setelah drama debat panjang dan tangis yang menguras seluruh energinya, akhirnya Megan memutuskan untuk mengakhiri hubungannya bersama Hilmy, hubungan yang jelas membuat kaget satu sekolah, hubungan yang dulu hanya bisa ia bayangkan didalam pikirannya saja, hubungan yang sejujurnya tidak Megan sangka akan sampai sejauh ini. Megan tidak masalah jika harus terluka sekarang, ia tidak masalah jika harus menghabiskan berlembar-lembar tissue daripada harus menyaksikan laki-laki yang ia cintai mencintai gadis lain secara terang terangan dihadapannya, itu akan lebih menyakitkan- Megan akan mencoba ikhlas, ia akan terima jika bukan dirinya yang Hilmy inginkan. Megan akan coba terima jika ia hanya sebuah pelarian panjangnya yang bertahun-tahun karena gadis yang dicintainya pergi jauh.

"Kenapa harus aku sih, My?" ucapnya setelah mengeluarkan cairan bening dari hidungnya.

Seingat Megan kamarnya tidak pernah segelap ini, tidak pernah segelap ini dan tidk pernah sesendu ini- namun dua hari belakangan ini, ia malah untuk melakukan rutinitasnya bahkan hanya sekedar makan dan minum. Hilmy benar-benar seberpengaruh itu dalam hidupnya, ia datang seperti cahaya dalam hidupnya lalu pergi begitu saja dalam sekejap, membuat harinya mendadak gelap dan tidak berselera.

Sekali lagi Megan menarik ingusnya masuk, sempat ia meratapi wajahnya pada cermin digadapnnya, mara bengkaknya masih belum juga puas menangis, hatinya masih sesak, rasanya masih sama seperti saat ia mengetahui Hilmy menghubungi mantan kekasihnya itu. Ibunya masih setia berada didepan pintu, berkali-kali mengetuk pintu tanpa ia respon, sementara ayah dan kakanya terus terusan menenangkan dirinya, bahkan berulang kali mengancam akan mendobrak pintu.

"Biarin aku sendiri dulu."

"Keluar dulu yuk sayang, makan dulu anak bunda yang cantik."

"Keluar Calista! gue tonjok sekalian cowok nggak tau diri yang udah buat adek gue jadi gini."

Bahkan setelah yang rasa sakit yang Hilmy berikan padanya, ia masih merasa sakit jika mendengar ada orang yang ingin menyakitinya.

"PERGI, BIARIN AKU SENDIRI DULU BISA NGGAK SIH!"

Ketiga orang diluar kamar gadis itu terkejut mendengar Megan berteriak sedemikian keras seperti itu, meskipun demikian, ayahnya mencoba mengerti dan mengajak ibu dan anak pertamanya menjauh darisana.

"Biarin dia sendiri dulu, biarin dia berdamai sama dirinya sendiri dulu."

"Tapi Yah, bunda takut dia kenapa-kenapa."

Pria paruh baya itu langsung mengusap punggung istrinya, menenangkan sang istri dan membawanya pergi darisana, ia bukannya tidak khawatir dengan anak gadis satu-satunya yang ia punya, hatinya juga terluka. Hanya saja, bergerak gegabah dan memaksa Megan keluar dari kamar bukanlah pilihan yang tepat, usianya belia, masih remaja- diusianya yang masih belasan ini, ia yakin Megan butuh waktu sendiri untuk menengkan diri sebelum kepada kelurganya dan bersandar seperti sediakala.

Sementara kakak laki-laki Megan sudah kembali dari kamarnya dengan jaket dan topinya, alisnya menukik tajam kunci motornya sudah ditangan- digenggam begitu erat, ia marah bukan main, hatinya sakit melihat adiknya dibuat sekacau ini.

"Mau kemana kamu?" tanya ayahnya.

"Aku mau cari Hilmy, dia harus dikasih pelajaran karena udah buat Calista kaya gini."




kelanjutannya di trakteer ya

Darkness Think Fangirl - NC-21++ (NCT ot-23)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang