Vanessa turun dari taksi sore itu dengan rasa letih yang semakin memberat di pundaknya. Sepanjang perjalanan pulang dari kampus tadi, tak henti-hentinya ia terpikirkan soal Nathan. Bukannya Vanessa merasa tidak enak karena menolak pria itu. Tapi, ia justru merasa tidak enak karena harus terang-terangan menolak.
Padahal seharusnya dari sikap aku selama ini dia bisa nebak loh. Aku nggak ada perasaan sama dia.
Seharusnya dia nggak usah mendesak aku sampai aku benar-benar ngomong sejelas itu.
Vanessa membuang napas panjang.
Cukuplah Ryan aja yang buat aku pusing kepala.
Aku nggak mau nambah satu lagi.
Aku cuma mau fokus menghadapi Ryan aja.
Keancuran isi otak dia aja udah setara dengan sepuluh cowok gila lainnya.
Aku nggak ada tenaga buat ngeladeni cowok lainnya.
Tangan Vanessa terangkat. Menekan tombol lift. Dan ia menunggu sejenak hingga lift itu turun. Matanya tanpa sadar melihat angka yang silih berganti bertukar di atas pintu lift itu.
Lagipula walau hubungan aku dan Ryan cuma sebatas pernikahan yang disuruh orang tua. Juga, mengingat aku dan dia nggak ada sesuatu. Tapi, bukan berarti aku bisa nerima dia kan ya?
Gimana ceritanya aku nerima dia sementara aku juga statusnya istri orang?
Terutama karena aku juga nggak ada perasaan apa pun ke dia.
Vanessa melangkah masuk ketika pintu lift terbuka di hadapannya. Ia pun segera menutup pintu itu. Menekan tombol lantainya.
Kalau aku sampe nerima dia, ya aku sama aja dengan selingkuh dong.
Ck. Kayak yang aku cewek apaan coba.
Vanessa sedikit bersandar di dinding lift ketika lift itu mulai bergerak dengan perlahan.
Lagipula, ya aku udah tau dengan pasti gimana rasanya diselingkuhi.
Mata Vanessa memejam sekilas. Menikmati pergerakan pelan lift tersebut.
Aku nggak mau ngebuat orang lain juga ngerasa sakitnya kayak gimana.
"Ting!"
Pintu lift terbuka. Vanessa melangkah ke luar dan segera berjalan menuju ke unitnya.
Tangannya terasa lemah ketika membuka pintu itu. Ketika masuk pun ia seperti prajurit perang yang kehabisan tenaga karena peperangan yang sangat lama.
Vanessa melangkah pelan. Nyaris menyeret langkah kakinya. Masuk, berbelok dan langkah kakinya berhenti tepat di depan pintu kamarnya. Matanya menyipit.
"Ini Si Ryancur ngapain lagi?" tanya Vanessa seraya menundukkan arah pandangnya. Pada satu kotak yang ada di depan pintu kamarnya.
Melihat ke kanan ke kiri sekilas, Vanessa tidak mendapati keberadaan Ryan di mana pun. Maka cewek itu pun lantas membawa tubuhnya untuk turun. Berjongkok. Mengambil satu kotak itu.
Ehm ... kotak kue ukuran kecil.
Pelan-pelan meletakkan tas laptopnya di lantai, Vanessa pun mengulurkan tangan mengambil kotak dengan ukuran sepuluh sentimeter itu. Membukanya pelan-pelan dan ....
Senyum tanpa sadar terbit di wajah Vanessa.
Emang.
Kalau untuk urusan makanan, ini cowok nggak diragukan banget.
![](https://img.wattpad.com/cover/304473930-288-k88711.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuliah Tapi Menikah 🔞 "FIN"
RomantikJudul: Kuliah Tapi Menikah Genre: Romantis Komedi Manis (18+) Status: Tamat Cerita Kedua dari Seri "Tapi Menikah" Buat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! ********* "BLURB" Masa sih menikahi dosen sendiri? Yang benar saja. Riz...