"Cie .... Ternyata Bos bisa bonceng cewek juga ya?"
"Kirain cuma bisa bonceng karung pupuk aja."
"Ngomong-ngomong, nemu di mana, Bos?"
"Kok bisa dapat yang bening gitu?"
"Bos nikung siapa nih, Bos?"
"Soalnya agak nggak yakin juga kalau Bos bisa nemu si Nyonya cantik dengan usaha sendiri."
"Kayak yang nggak paham aku sama si Nyonya kalau dengan sukarela mau dengan Bos."
"Bener banget. Bos pasti pake pelet kan ya?"
Sudahlah!
Ryan sudah tidak bisa menahan dirinya lagi. Sementara itu Vanessa –yang menebalkan muka saat berkenalan dengan Anton dan Sahrul, terutama karena mereka berdua lagi-lagi memanggil dirinya Nyonya Bos- tampak mengikuti isyarat mata Ryan. Cowok itu mengisyaratkan Vanessa untuk terus melangkah menuju ke rumah kecilnya. Lantas tanpa basa-basi Ryan malah mengambil sapu lidi yang kebetulan ada di sana. Geram, ia menggunakan sapu lidi itu untuk menghajar dua karyawannya itu. Anton dan Sahrul kompak tertawa-tawa seraya melindungi bokοng mereka yang diincar oleh Ryan.
"Ka ... li ... an ini ...!" kata Ryan menggeram. "Sembarangan aja kalau ngomong!"
Anton dan Sahrul terpingkal seraya mengelak memasuki barisan pot-pot besar. Membuat Ryan tidak bisa bergerak leluasa lagi. Tidak. Tidak kalau Ryan ingin tetap melihat tanamannya berdiri dengan sempurna.
"Hahahaha. Maaf, Bos, maaf," kata Sahrul kemudian. "Lagian sih. Bos mau bawa si Nyonya nggak pake acara ngomong dulu ke kita sih."
Mata Ryan melotot. "Ngapain juga aku harus ngomong ke kalian?"
Tawa mereka meledak lagi.
"Eh. Benar juga. Ngapain Bos ngomong dulu ke kita?"
Anton terpingkal hingga memegang perutnya yang terasa sakit. Di lain pihak, Ryan malah meremas-remas gagang sapu lidi itu. Napasnya sedikit terengah.
"Tapi, Bos. Beneran deh. Nemu si Nyonya di mana?" tanya Anton lagi. "Bening banget."
Mata Ryan menyipit. "Mau aku colok itu mata pake lidi hah?" tanya Ryan seraya mengangkat sapu lidi itu.
"Nggak," jawab Anton cepat. Beranjak ke belakang tubuh Sahrul, seakan mencari perlindungan.
"Sekali lagi nanya aku nemu dia di mana, awas aja. Aku potong gaji kalian bulan depan."
Mendapat ancaman seperti itu, Anton dan Sahrul bukannya menjadi ciut, melainkan sebaliknya. Mereka semakin terbahak.
"Cie .... Bos ngancam. Mainannya ngancam."
"Ngancamnya mau motong gaji coba."
Ryan merutuk. "Sialan."
"Hahahaha. Tapi, Bos. Kali ini serius." Sahrul menghentikan tawanya dengan susah payah. "Itu ... beneran cewek Bos?"
Dan pertanyaan bernada serius dari Sahrul seketika membuat wajah Ryan yang sempat manyun, berubah seketika. Langsung tersenyum malu-malu. Membuat Anton dan Sahrul yang sudah mau berhenti tertawa, eh ... menjadi terpingkal lagi.
Ryan menggaruk kepalanya. "Emangnya kalian percaya kalau aku bilang dia itu teman aku gitu?"
Kepala Anton dan Sahrul kompak geleng-geleng kepala.
"Nggak dong."
"Apalagi tadi pas Bos baru sampe. Ngeliat Nyonya turun sambil megang Bos."
"Beuuuh! Masa teman semesra itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuliah Tapi Menikah 🔞 "FIN"
RomanceJudul: Kuliah Tapi Menikah Genre: Romantis Komedi Manis (18+) Status: Tamat Cerita Kedua dari Seri "Tapi Menikah" Buat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! ********* "BLURB" Masa sih menikahi dosen sendiri? Yang benar saja. Riz...