Kala itu jarum jam nyaris menunjukkan jam delapan malam saat Ryan memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Dan hal itu ia lakukan lantaran panggilan alam yang semakin tak mampu perutnya tahan. Ya mau bagaimana lagi. Kan dia memang belum makan malam.
Belum makan malam, eh tadi ditambah jerit-jerit sambil lari-lari. Semuanya komplit untuk benar-benar menguras sisa tenaga cowok itu hingga habis tak tersisa lagi.
Jadi, seraya bersiul-siul, Ryan melenggang. Eh, tapi belum terlalu jauh ia melangkah, mendadak saja ia mendengar suara pintu terbuka.
Dan jelas itu tidak mungkin pintu kamarnya.
Ryan menghentikan langkah kakinya. Menoleh dan mendapati pintu kamar Vanessa terbuka. Tapi, gadis itu tidak keluar. Melainkan menahan pintu dan hanya mengeluarkan kepalanya.
Membuat Ryan geleng-geleng kepala jadinya.
Cowok itu lantas bertanya.
"Kenapa?"
"Ehm ...." Vanessa menggigit sejenak bibir bawahnya. "Kamu mau ke mana, Yan?"
Ryan melirik sekilas ke belakang. "Mau ke dapur. Mau makan. Kenapa?"
"Ehm ..., aku ikut."
Mata Ryan mengerjap-ngerjap melihat Vanessa yang kemudian menutup pintu kamar dan menghampiri dirinya. Membuat cowok itu di dalam hati berkata geli.
Gini yang namanya kayak orang asing?
Ckckck.
Mereka kemudian pun beranjak ke dapur. Sementara Vanessa duduk di kitchen island, Ryan beranjak untuk membuka kulkas. Dia mendehem melihat isi kulkas itu.
"Keadaannya sama kayak pagi tadi. Sama persis. Nggak ada yang berubah sedikit pun. Kosong," gumam Ryan. "Kosongnya ini sama persis kayak kulkas pajangan di toko elektronik. Bedanya yang ini udah dicolokin ke listrik."
Vanessa menopang dagunya melihat Ryan yang menggerutu. "Kan memang nggak ada isinya. Kamu juga udah tau nggak ada isinya, eh masih aja dibuka."
Ryan menutup pintu kulkas itu dan berkacak pinggang pada Vanessa. "Ya aku kira kan kamu udah belanja atau apa gitu kek. Soalnya kan tadi kamu duluan sampe di unit. Ya mana aku tau kalau ternyata tetap aja kosong."
"Aku nggak belanja," kata Vanessa sambil geleng-geleng kepala.
"Nggak usah dikasih tau lagi. Aku juga udah tau itu sekarang," kata Ryan lesu. Lalu mata cowok itu menatap mangkok kotor di wastafel. "Kamu udah makan?"
"Tadi sore sih. Pas balik dari kampus aku langsung makan. Laper soalnya."
Ryan beranjak melihat mangkok kotor itu. Tak yakin, tapi ia tetap bertanya dengan nada ragu di suaranya. "Kamu makan mie instan lagi?"
"Iya. Emangnya kenapa? Nggak boleh? Siapa yang ngelarang?"
Ya salam ini cewek.
Aku ngasih satu pertanyaan, eh dia langsung ngebalas tiga pertanyaan sekaligus.
Ckckck.
Namun, alih-alih menjawab pertanyaan itu, Ryan justru berkata dengan rasa bingung. "Pagi tadi kita kan udah sarapan mie instan, Sa. Masa malamnya makan mie instan lagi sih? Kalau makan mie ayam mah masih mending. Ini sepanjang hari makan mie instan aja. Berasa kayak yang kita hidup dengan keuangan ngos-ngosan aja."
Selesai Ryan mengatakan itu, rasa-rasanya Vanessa yang mendadak jadi ngos-ngosan.
"Kamu itu sadar nggak sih, Yan? Kamu itu cerewet banget jadi cowok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuliah Tapi Menikah 🔞 "FIN"
RomanceJudul: Kuliah Tapi Menikah Genre: Romantis Komedi Manis (18+) Status: Tamat Cerita Kedua dari Seri "Tapi Menikah" Buat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! ********* "BLURB" Masa sih menikahi dosen sendiri? Yang benar saja. Riz...