"Udah cantik, pintar, bisa masak ... beuh! Kayak yang sempurna banget nggak sih Bu Vanessa?"
"Uhum! Sempurna banget! Aku aja yang cewek bisa naksir total sama Bu Vanessa, apalagi cowok coba? Tapi, ya itu sayangnya. Udah sesempurna itu, eh masih aja diselingkuhi."
"Nggak nyangka kan ya? Maksudnya, ya elah. Apalagi yang itu cowok cari coba?"
"Dasar nggak bersyukur aja. Nggak ada otak yang pasti cowok itu. Lagian sih ya, kadang aku ngerasa untung juga Bu Vanessa diselingkuhi. Itu artinya kan Pak Nathan ada kesempatan."
"Iya ya? Mereka kan keliatan serasi gitu. Cantik dan cakep. Pas banget."
"Sreeet!"
Ryan yang dari tadi duduk di motor tampak memutar wajahnya. Melihat pada Indri dan Susi yang terlihat akan mengeluarkan motornya dari barisan parkiran, yang kebetulan merupakan barisan yang sama dengan tempat motor Ryan berada. Dua orang cewek itu melihat pada Ryan.
"Kenapa kamu, Yan?" tanya Indri. "Kok kayak yang bete gitu sih muka kamu."
"Kena bantai Bu Fatma ya?" goda Susi.
"Sembarangan aja kalau ngomong. Nggak ada sejarahnya aku kena bantai sama dosen," kata Ryan. "Lagipula sebenarnya aku cuma fokus sama gosip kalian tadi aja. Kebetulan denger pas kalian lagi ngobrol."
Indri dan Susi tampak saling pandang.
"Gosip?"
Mereka berdua bertanya dengan kompak.
Sedikit memperbaiki letak bokongnya di motornya, Ryan mengangguk. "Tadi kalian lagi ngomongi Bu Vanessa kan?" tembak Ryan langsung tanpa basa-basi.
"Oh ...."
Wajah keduanya terlihat salah tingkah. Terutama ketika Ryan yang bertopang pada helmnya tampak bertanya lagi dengan dahi berkerut. Seolah ingin benar-benar mengetahui tentang hal yang ia tanyakan sedetik kemudian pada dua orang cewek itu.
"Ngomong-ngomong, Bu Vanessa kemaren putus sama pacarnya emang karena diselingkuhi ya?"
Indri dan Susi terlihat bertukar pandang lagi sebelum pada akhirnya Susi berkata.
"Ya emang. Masa kamu nggak tau? Kan berapa bulan heboh itu gosip di kampus. Nggak ada orang yang nggak tau kali. Soalnya gimana ya? Waktu itu teman-teman Bu Vanessa kompak nyerang akun sosmed itu cowok. Jadi ya nyebar deh."
Indri mengangguk. "Bahkan katanya itu sempat ngebuat Bu Vanessa nge-drop gitu. Ada yang berapa bulan beliau jarang keliatan di kampus, nah! Itu katanya dia lagi menenangkan diri gitu."
"Denger-denger sih ya, katanya Bu Vanessa sama calon mertua nggak jadinya itu mergoki cowok itu lagi ML gitu di apartemennya."
Mata Ryan membesar. "Bukan main Mobile Legend kan maksudnya?"
Indri rasa-rasanya ingin memukul kepala Ryan dengan helm di tangannya. "Ya you know-lah, Yan. Masa main Mobile Legend bisa berdampak segitunya? Putus di tempat loh."
"Ah! Bener! Waktu itu kayaknya Bu Vanessa emang lagi depresi gitu, aku pernah capture story di Instagram dia loh."
"Oh, iya iya! Aku juga liat. Tapi, itu bentaran doang langsung dihapus. Paling cuma lima menitan gitu."
"Apa story-nya?" tanya Ryan penasaran.
"Bentar," kata Susi seraya mengeluarkan ponselnya. Mencari foto tangkapan layar itu di galerinya. "Itu kayaknya dia hapus karena dia sadar follower dia di Instagram banyak mahasiswa. Kan berasa malu dong."
Indri mengangguk.
"Nah! Ini ini! Ketemu juga."
Mendengar itu, Ryan langsung saja bangkit dari duduknya dan merebut ponsel Susi hingga pemiliknya mencibir. Merasa kesal. Tapi, Ryan tak menghiraukan Susi. Ia hanya fokus pada tulisan itu. Di mana Vanessa menulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuliah Tapi Menikah 🔞 "FIN"
RomanceJudul: Kuliah Tapi Menikah Genre: Romantis Komedi Manis (18+) Status: Tamat Cerita Kedua dari Seri "Tapi Menikah" Buat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! ********* "BLURB" Masa sih menikahi dosen sendiri? Yang benar saja. Riz...