Ryan bergeming di tempatnya duduk. Perkataan Vanessa barusan itu membuat ia seolah membeku. Benaknya tak mengerti.
Dan di saat Ryan membeku tak bergerak sedikit pun, Vanessa kemudian berkata pada dirinya.
"Kayaknya karena aku sudah meluruskan beberapa hal dengan kamu malam ini, berarti kamu harusnya udah paham dong ya?"
Sumpah!
Aku tuh kayaknya mendadak lemot banget malam ini.
Apa gara-gara ngeliat mata kucing tadi itu ya?
Vanessa menarik napas sekilas lalu berkata lagi. "Karena itu jadi ya hubungan kita kayak gini aja. Jangan mencampuri urusan satu sama lain. Dan karena di sini ada dua kamar, jadi aku pikir lebih baik kita tidur di kamar yang terpisah."
Mata Ryan menatap bengong pada Vanessa. "Apa?"
"Ya wajar kan kalau kita tidur di kamar yang terpisah?"
Mata Ryan kemudian justru mengerjap-ngerjap melihat Vanessa. "Ini sorry banget deh ya. Kayaknya aku agak dehidrasi hari ini makanya kerja otak aku agak seret. Tapi ...." Ryan menarik napas dalam-dalam. "Kamu jelas udah berhasil banget buat aku bingung."
Vanessa diam dan hal itu membuat Ryan kembali bicara.
"Fine ya, aku tau pernikahan kita memang karena para orang tua kita. Tapi, kalau memang kamu nggak suka dengan pernikahan ini, seharusnya kamu nggak menyetujuinya."
"Loh? Kamu sendiri kenapa menyetujuinya? Padahal kamu kan juga nggak suka," tukas Vanessa.
"Eh ya ampun." Dahi Ryan berkerut. "Bilang ke aku, Nona. Kapan aku pernah ngomong aku nggak suka dengan pernikahan ini? Bukannya tadi aku juga udah ngomong kalau aku nggak terpaksa buat nikahi kamu? Jadi, kenapa kamu ngerasa aku nggak suka? Lagian ya, kalau aku nggak suka ya aku nggak bakalan mau nikahi kamu."
"Kamu ..." Vanessa meneguk ludahnya. "Kamu cerewet banget sih jadi cowok."
"Soalnya kamu itu begok banget jadi cewek."
WHAAAT!
Did I say dosen aku sendiri begok?
Ryan menutup mulutnya dengan mata yang membelalak besar. Sama besarnya dengan sepasang mata Vanessa yang tak percaya bahwa Ryan mengatai dirinya seperti itu.
Gila!
Nilai aku nggak bakal hancur kan ya?
Bodoh! Bodoh! Bodoh!
Sejurus kemudian Vanessa tampak menarik napas dalam-dalam seraya memejamkan matanya. Mungkin ingin menenangkan diri agar tidak menerkam dan mencabik-cabik tubuh Ryan saat itu juga.
Gimana bisa dia ngomong gitu ke aku?
Aku kan dosennya?!!!
Lalu terdengar suara deheman yang membuat Vanessa kembali membuka matanya. Dan langsung saja mata Vanessa menatap tajam pada Ryan hingga membuat cowok itu berulang kali meneguk ludahnya.
"So-so-sorry," lirihnya terbata. "Ya kamu juga sih. Mancing-mancing aku buat ngumpat. Lagian ...."
"Lagian apa?!"
Glek.
Ryan tak percaya bahwa di hadapannya kini benar Vanessa adanya. Bagaimana ya ngomongnya. Tapi, penampilan garang wanita itu benar-benar tidak seperti yang selalu ia lihat di kampus.
Astaga!
Ternyata benar kata orang.
Setelah menikah, semua orang akan terlihat bentuk aslinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuliah Tapi Menikah 🔞 "FIN"
RomantikJudul: Kuliah Tapi Menikah Genre: Romantis Komedi Manis (18+) Status: Tamat Cerita Kedua dari Seri "Tapi Menikah" Buat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! ********* "BLURB" Masa sih menikahi dosen sendiri? Yang benar saja. Riz...