16. Omongan Orang

2.2K 126 0
                                    

Di dadá Ryan, wajah Vanessa yang tenggelam bergetar karena tawa. Padahal di saat itu Ryan justru terlihat akan mengeluarkan taring dan tanduknya untuk menghajar dua orang remaja cewek itu. Bahkan Vanessa sampai bisa merasakan tubuh Ryan yang menegang. Hingga pada akhirnya Vanessa mengelus dadá Ryan tanpa sadar.

"Hahahaha. Kamu nggak kepikiran buat narik mereka terus ngegantung mereka hidup-hidup kan ya?"

Ryan mendengus dengan cemberut. Lalu melepaskan diri dari Vanessa yang masih ketawa.

Berusaha untuk menyingkirkan emosinya, Ryan dengan tanpa pertimbangan memasukkan berbagai jenis sayuran ke troli. Hingga troli itu akhirnya penuh dan menggunung. Hasilnya ya Ryan yang sedikit kesusahan mendorongnya. Dan itu membuat Vanessa semakin merasa lucu.

Sampai mereka berdua keluar dari supermarket itu, Ryan ternyata masih saja misuh-misuh sementara Vanessa masih tertawa geli. Ryan merasa tidak terima bila dikatakan seperti itu loh. Dan naas, ketika Ryan membawa dua kantung belanjaan mereka, eh mereka ketemu lagi dengan dua orang remaja cewek itu yang ternyata sama-sama menuju ke parkiran.

"Dih! Cuma bawa belanjaan gitu aja udah manyun sepuluh sentimeter itu mulut suami."

"Amit-amit ya. Mudah-mudahan ntar aku dapat suami nggak kayak dia."

"Bener banget. Jangan cari yang cuma cakep muka aja."

"Iya iya iya. Percuma muka cakep kalau sama istri nggak pengertian."

"Sedih banget aku ngeliat istrinya. Sumpah."

"Mudah-mudahan aja si Mbaknya bisa sabar ngadepin suami kayak gitu."

Wajah Ryan sudah tidak tau bentuk lagi ketika mendengar percakapan itu. Rasanya itu cowok benar-benar bersiap untuk menyeret dua orang remaja cewek itu untuk ditenggelamkan di akuarium terdekat. Atau kepalang mungkin Ryan ingin meminjam pisau daging dan langsung menjagal keduanya.

Sembarangan aja ngevonis aku. Kenal nggak tau nggak, eh tapi ngerasa sok ngerti tentang aku.

Tapi, di saat Ryan semakin mengelam, eh ternyata ada loh orang yang justru bahagia karena hal tersebut.

"Hahahaha."

Vanessa tergelak begitu kencang ketika menyadari bagaimana ucapan itu membuat murka Ryan. Hingga perut wanita itu terasa sakit sementara matanya berair. Mendapati itu, Ryan hanya bisa terbengong tak percaya.

"Wah! Aku seneng deh kalau ini lucu buat kamu. Seneng banget ngeliat kamu bisa ketawa selepas ini."

"Hahahaha." Vanessa berusaha untuk menghentikan tawanya, tapi sulit sekali. "Emang menurut kamu ini nggak lucu?"

"Hah?"

"Hahahaha." Vanessa meneguk ludahnya. Berusaha untuk menekan sedikit saja rasa geli di perutnya."Makanya lain kali sama istri itu yang pengertian. Percuma dong punya muka cakep kalau sama istri nggak pengertian. Beruntung banget aku ini tipe istri yang sabar untuk ngadepin suami kayak kamu."

Ada dua beban yang sama beratnya di kedua tangan Ryan, lalu ada dua orang remaja cewek yang usil mengomentari dirinya, dan sekarang, cewek yang ia nikahi yang sering berkata galak padanya justru bisa tertawa lepas saat melihat dirinya jadi bahan pergunjingan orang yang tak dikenal. Semuanya sudah cukup membuat Ryan merasa perutnya semakin lapar.

Cowok itu terlihat gusar dan berjalan dengan langkah kesal.

"Udah! Aku mau nyari makan aja! Puas-puasin deh kamu ketawa di sini sampe pagi."

Vanessa menyusul langkah kaki Ryan yang menuju ke parkiran. Cewek itu berkata dengan geli.

"Dih! Ngambek. Katanya udah dewasa, tapi gitu aja ngambek. Hahahaha."

Kuliah Tapi Menikah 🔞 "FIN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang