"Ini hasil kamu udah bagus kok. Terus aja input. Mudah-mudahan aja kamu bisa seminar hasil dan sidang dalam waktu cepat."
Ryan membereskan laptop dan kertas-kertasnya dengan cepat. Tersenyum dan mengangguk.
"Terima kasih banyak, Bu. Saya mohon bimbingannya."
Bu Fatma mengangguk. Lalu baru tersadar akan sesuatu. "Eh, tapi kayaknya kamu juga belum bisa sidang dalam waktu dekat ya?"
Dahi Ryan mengerut. Tapi, kemudian ia pun menyadari hal tersebut. Meringis, ia mengangguk. "Iya, Bu. Paling nggak saya harus nunggu sampai nilai saya semester ini keluar."
Bu Fatma menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan. "Memangnya kenapa sih kamu sampai ngulang 4 mata kuliah?" tanyanya. "Setau saya, IPK kamu itu 3,5 lebih. Kok kamu ngulang?"
Ryan mengusap tekuknya. Merasa salah tingkah. Bingung harus menjawab apa. Ya kali ia menjawab seperti ini.
Sebenarnya saya emang nggak niat buat ngulang, Bu. Eh, mendadak saja saya nikah. Dan saya rasa-rasanya jadi pengen ngikutin istri saya ke mana-mana, Bu. Makanya pas jadwal perubahan KRS, ya saya ambil aja semua mata kuliah yang ia ajar.
Glek.
Ryan benar-benar menyingkirkan kemungkinan itu dari benaknya. Ia tak bisa membayangkan akan seheboh apa dunia kalau sampai tau ia menikahi dosennya sendiri.
Ya kali.
Ntar teman-teman aku ngomong gini: Misi, suami Bu Vanessa mau lewat.
Ck.
Kan tidak lucu sama sekali.
Maka Ryan menarik napas dalam-dalam sementara Bu Fatma menunggu jawaban dari mahasiswa bimbingannya itu.
"Saya memang ingin pendalaman, Bu."
Gubrak!
Bu Fatma mengerjap. Terlihat kebingungan. Tapi, ia hanya bisa tersenyum kaku. "Yah ... kalau begitu, semoga kamu bisa semakin mendalami mata kuliah yang kamu ambil."
Ryan mengangguk. "Terima kasih untuk dukungannya, Bu."
Bu Fatma angguk-angguk kepala. Sedikit bingung dengan di bagian mana ia mendukung Ryan. Bahkan sebenarnya ia nyaris benar-benar tak habis pikir dengan isi kepala Ryan.
Nilai A mau diulang?
Ck. Sepertinya baru sekali ini ada mahasiswa yang melakukannya.
Setelah menyelesaikan bimbingannya dengan Bu Fatma, Ryan pun melenggang keluar dari ruangan itu. Ia tampak berjalan seorang diri menyusuri koridor Gedung Jurusan. Dengan pikirannya yang tak tentu memikirkan apa.
Ehm ... sepertinya Ryan sedikit tau apa isi pikirannya sekarang. Yaitu bayangan seandainya tadi ia gagal bimbingan. Bisa jadi hal itulah yang ia alami seandainya ia tidak membawa satu dari jurnalnya, coret-coret skripsinya atau pun file-nya yang tidak tersimpan.
Tapi, semua kemungkinan buruk itu tidak terjadi satu pun. Karena ada Vanessa yang pagi tadi merapikan semua kekacauan itu.
Ah, Vanessayang ....
Kenapa kamu ngebuat aku bingung sih?
Kalau sikap kamu berubah-ubah kayak gini, aku bingung harus ngedeketin kamu pake taktik yang mana.
Taktik cowok sok cool?
Taktik cowok super perhatian?
Taktik cowok tak tahu malu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuliah Tapi Menikah 🔞 "FIN"
RomanceJudul: Kuliah Tapi Menikah Genre: Romantis Komedi Manis (18+) Status: Tamat Cerita Kedua dari Seri "Tapi Menikah" Buat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! ********* "BLURB" Masa sih menikahi dosen sendiri? Yang benar saja. Riz...