Ryan menarik napas dalam-dalam. Melihat bagaimana wajah Vanessa yang pelan-pelan memerah. Karena perkataannya atau ....
"Minum lagi gih," kata Vanessa sejurus kemudian. "Kayaknya kamu dehidrasi gara-gara kepanasan."
Ryan mengembuskan napas panjangnya sejenak saat merasakan Vanessa menarik tangannya terlepas dari genggamannya yang memang tidak kuat itu. Gadis itu kembali melihat ke hamparan tanaman jagung di depan sana.
Ckckck.
Segini keras kepalanya ya istri aku?
Well ... keberuntungan buat kamu, Sa.
Aku ini cowok paling sabar edisi terbatas di Bumi.
Yang ada malah orang yang sering nggak sabar sama aku.
Ha ha ha ha.
Lalu, entah apa yang ada di benak cowok itu hingga ia kemudian bergerak. Vanessa yang tidak memerhatikan Ryan lagi juga tidak peduli dengan apa yang dilakukan cowok itu hingga sedetik kemudian ia melotot melihat Ryan yang sudah merebahkan kepalanya di paha gadis itu.
"Ryan!"
"Vanessa!"
Mata Vanessa mendelik. "Kamu ngapain di paha aku?" tanya Vanessa menggeram. Kepalanya celingak-celinguk ke kanan ke kiri bergantian. "Nanti kalau ada orang yang ngeliat gimana?"
Di atas paha Vanessa, Ryan bersedekap dan memamerkan cengirannya. "Nggak bakal ada orang waras yang tengah hari sepanas ini pergi ke Kebun Percobaan Kampus, Sa. Mana weekend lagi. Cuma orang nggak waras kayak kita yang ngelakuinnya. Kalau orang waras mah sekarang ya pasti ngadem di mall dong."
Mata Vanessa masih mendelik. "Ta-tapi ...."
Ryan menguap. "Aku capek loh, Sa," kata cowok itu. "Emangnya kamu nggak kasian sama aku? Udah sarapan cuma roti doang, eh ... malah disuruh nyangkul segitu luasnya."
Vanessa menggigit bibir bawahnya. "Tapi, kan nggak mesti di paha aku kali," geramnya.
"Nggak ada bantal," lirih Ryan seraya memejamkan matanya. "Cuma tidur bentar doang. Timbang aku ketiduran di atas motor. Bisa-bisa kita berdua tertidur untuk selamanya, Dinda."
Vanessa ingin mengeluarkan argumennya lagi, tapi perkataan Ryan sayangnya memang ada benarnya. Kalau mendadak Ryan mengantuk dan tertidur saat sedang mengendarai motornya nanti, bisa gawat dong.
Sementara itu, Ryan yang semula memejamkan matanya, pelan-pelan membuka sedikit mata kanannya. Mengintip. Lalu tersenyum geli melihat wajah bimbang gadis itu. Dan sejurus kemudian Ryan benar-benar memejamkan matanya. Tetap bersedekap di depan dadanya yang telanjang, ia memutuskan untuk benar-benar beristirahat sejenak.
Kapan lagi coba bisa rebahan di atas paha Dinda Vanessayang?
Vanessa mengembuskan napas panjang. Sesekali matanya melihat ke arah pintu. Khawatir kalau mendadak ada orang yang masuk dan memergoki dirinya dan Ryan tengah berada dalam keadaan seperti itu.
Argh!
Vanessa tidak bisa membayangkan.
Pasti dia akan dilema, antara membiarkan gosip merebak atau mengumumkan pernikahan tersembunyi mereka.
Ck.
Dua buah pilihan yang sama-sama membuat pusing kepala pastinya.
Tapi, lama-lama Vanessa menyadari bahwa yang dikatakan Ryan benar adanya. Tidak akan ada orang yang mau pergi ke Kebun Percobaan Kampus di siang hari yang begitu terik seperti saat itu. Hanya orang tidak waras saja yang akan melakukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuliah Tapi Menikah 🔞 "FIN"
RomansaJudul: Kuliah Tapi Menikah Genre: Romantis Komedi Manis (18+) Status: Tamat Cerita Kedua dari Seri "Tapi Menikah" Buat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! ********* "BLURB" Masa sih menikahi dosen sendiri? Yang benar saja. Riz...