"Kanda .... Sudah mau tidur?"
"...."
"Kanda .... Udah tidur ya?"
"Berisik ah."
Vanessa buru-buru menutup mulutnya. Berusaha agar tawanya tidak menyembur. Apalagi karena saat itu Vanessa tengah mengambil posisi di belakang Ryan yang berbaring menyamping di atas bantalnya. Vanessa bisa membayangkan apa yang akan terjadi bila ia menyemburkan tawanya tepat di telinga cowok itu.
Tapi .... Hihihihi.
Vanessa memilih untuk segera menggigit bibir bawahnya. Rasa geli itu semakin menjadi-jadi menggelitik perutnya.
Aku nggak ngira dia bakal uring-uringan selama ini.
Udah tiga hari wajahnya bener-benar manyun.
Hihihihi.
Padahal biasanya hobi banget ngangguin orang.
Eh, kali ini tanpa aku ganggu dia udah manyun duluan.
"Kanda---"
Sreeet!
Ryan dengan begitu tiba-tiba membalikkan tubuhnya. Membuat Vanessa yang masih menahan geli menjadi kaget seketika.
Mata Ryan setengah menyipit. Melihat lurus pada kedua bola mata Vanessa.
"Serius ya kamu ngegodain aku selama ini? Udah hampir tiga hari loh, Sa."
Dan kalimat Ryan langsung saja dibalas telak oleh Vanessa.
"Serius ya kamu manyunin aku selama ini? Udah hampir tiga hari loh, Yan."
Perkataan itu sukses membuat Ryan mengatupkan mulutnya rapat-rapat. Tapi, di detik selanjutnya cowok itu justru menyunggingkan senyumnya. Wajahnya terlihat melunak dan ia lantas membawa kedua tangannya ke bawah kepala.
"Cie ... yang berasa gelisah aku manyunin tiga hari ini."
Dengan posisi tubuhnya yang menelungkup, Vanessa menopang dagu dengan kedua tangannya. Terlihat mengulum senyum.
"Bukan masalah gelisah sih. Sebenarnya tuh aku malah seneng aja ngangguin kamu yang lagi dalam mode manyun dan ngambek nggak jelas gini."
Senyum Ryan menghilang.
"Tapi, aku tu cuma penasaran loh. Minggu depan kamu udah mulai UTS, kamu nggak mau belajar gitu? Kan nggak lucu tuh ngulang mata kuliah, tapi nilainya jadi pada ancur. Hehehehe."
Dooong.
"Kamu akhir-akhir ini hobi banget sih ngeledekin aku, Sa!" rutuk Ryan seraya mendengus.
Cowok itu terlihat gusar dan lantas mengubah posisinya lagi. Akan membelakangi Vanessa kembali. Tapi, Vanessa cepat tanggap. Dengan cekatan ia mengulurkan satu tangannya. Menahan di dadá Ryan.
"Cie ... mau ngambek lagi."
"Kamu ini ..." Ryan semakin merasa geregetan. "... nggak ngerasain gimana frustrasinya aku, Sa. Aku bener-bener nggak tau kalau cowok secakep dan sepintar aku bisa melakukan ketololan kayak gini. Ini bisa masuk rekor MURI sebagai ketololan terhakiki."
"Ehm ... gitu ya? Masuk kelas istri sendiri itu tolol ya?" goda Vanessa. "Padahal kemaren semangat banget loh buat masuk kelas aku. Ehm ... kamu nggak tau ya kalau rasa kesal kamu ini ... itu sama persis dengan rasa kesal yang aku rasakan dulu."
Ryan melongo dengan kejujuran Vanessa. "Kamu ini bener-bener ya. Dideketin suami bukannya seneng, eh malah kesel."
"Kamu juga. Masa sekarang gara-gara nggak jadi wisuda ... kamu nyesal sih untuk waktu kebersamaan kita di dalam kelas selama ini?" balas Vanessa seraya mengedipkan satu matanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/304473930-288-k88711.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kuliah Tapi Menikah 🔞 "FIN"
Storie d'amoreJudul: Kuliah Tapi Menikah Genre: Romantis Komedi Manis (18+) Status: Tamat Cerita Kedua dari Seri "Tapi Menikah" Buat yang belum dewasa, sangat tidak disarankan untuk membaca! ********* "BLURB" Masa sih menikahi dosen sendiri? Yang benar saja. Riz...