86. Kuliah Tapi Menikah

5K 158 10
                                    

Rasanya sih seperti ada manis-manisnya gitu. Ketika kamu membuka mata di pagi yang kesekian kali dan mendapati ada wajah dengan senyum indahnya yang menyapa retina matamu.

Candu yang tanpa sadar telah menjadi kebutuhan.

Apalagi ketika senyuman itu diiringi oleh sapaan mesra.

"Selamat pagi, Kanda."

Wah!

Rasanya benar-benar tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Terlalu indah berwarna-warna. Pokoknya hal tersebut semakin meyakinkanmu bahwa tak ada hal yang lebih membahagiakan selain saat-saat di mana sepasang hati saling terikat pada satu rasa. Lalu memutuskan untuk melewati hari-hari dengan bersama.

"Pagi juga, Dinda."

Ryan membalas sapaan itu dengan tak kalah mesranya. Senyumnya begitu lebar. Tak peduli baru bangun tidur dengan keadaan yang berantakan. Nyatanya mereka sudah saling mengetahui tingkat terparah keberantakan masing-masing kan ya?

Tangan Ryan terulur. Membelai pelan pipi Vanessa sementara wanita itu kemudian berkata.

"Berangkat jam berapa hari ini? Sarapan di sini atau di kampus?"

Ryan menyapu wajah Vanessa dengan embusan napasnya yang hangat. "Di sini. Ujian ntar juga jam sepuluh kok. Ehm ... ntar kamu yang ngawas ujian?"

Vanessa mengangguk. "Jangan coba-coba berani curang."

"Ck. Meragukan aku." Ryan menghela napas. "Aku pikir, kalau kita seangkatan ... kayaknya IPK aku bakal lebih tinggi dari kamu deh.

Vanessa terkekeh. "Aku yakin banget. Tapi, sekarang kita harus melihat kenyataan." Vanessa bangkit dari tidurnya. Menarik tangan Ryan. "Bangun dan siap-siap buat ujian."

Dengan ekspresi manjanya, Ryan bangun. Tapi, ternyata bukan untuk bangkit dari tempat tidur. Melainkan untuk memeluk wanita itu. Mendaratkan kecupan di dahinya sebelum benar-benar bangkit dengan terkekeh ketika melihat wajah merona istrinya itu.

Dan selagi Ryan bersiap, ada Vanessa yang menyiapkan sarapan mereka. Hal yang sempurna untuk menjalani hari.

"Ntar abis ujian kayaknya aku langsung balik deh."

"Nggak mampir ke depot?"

"Nggak. Mau lanjut nyelesaikan skripsi."

"Oh ...."

"Ntar buat makan malam biar aku yang siapin."

"Oke."

"Imbalannya? Sini. Pipi kanan aja deh."

"Males."

"Dasar pelit."

"Emang."

"Kalau gitu, biar aku aja yang cum."

"Eh? Kamu---"

"Emmuuuach!"

"Ryan!"

"Hahahaha."

"Kamu---"

"Aku duluan. Dadah!"

"Dasar."

Tawa Ryan menggema dan pelan-pelan menghilang ketika cowok itu berlari dan keluar dari unit. Meninggalkan Vanessa yang terlihat tak bisa berkata apa-apa untuk perlakuan Ryan barusan. Sedikit menyisakan ekspresi syok di wajah wanita itu dengan tangan yang masih menempel di pipinya.

Mulut Vanessa mengerucut. Walau pelan-pelan pada akhirnya bibir itu bergerak membentuk senyum tipis. Senyum tipis yang masih malu untuk sering-sering menunjukkan wujudnya kalau ada Ryan di sana. Terutama kalau itu sedang di dalam kelas.

Kuliah Tapi Menikah 🔞 "FIN"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang